News Hitz

Pahlawan Warisan Budaya Indonesia

Dengan memiliki kurang-lebih 17 ribu pulau, yang sebagian didiami oleh lebih dari 300 kelompok etnis, dengan lebih dari 1.300 suku bangsa dan memiliki 652 bahasa daerah, Negeri Indonesia menjadi keajaiban dunia.

(ki-ka)
Nani Koespriyani – Ayu Dyah Pasha – Neneng Iskandar – Wiwit Ilham Panjaitan – Insana Habibie – Amy Wirabudi – Musa Widyatmodjo

Maka tak mengherankan jika Indonesia dikatakan sebagai Taman Sari Pusparagam Budaya.
Kekayaan yang luar biasa ini sudah sepatutnya dan seharuslahnya dilestarikan dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia sendiri, dari generasi ke generasi. Untuk ikut melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya Indonesia, baik secara perorangan maupun kelompok, a, bermacam cara bisa dilakukan.

Salah satu pihak yang menaruh dan memiliki perhatian pada kelangsungan warisan budaya Indonesia, tersebutlah Yayasan Al-Mar. Merupakan Yayasan yang keberadaannya sejak tahun 2009, memiliki motto “Hidup harus bermanfaat bagi dunia dan akhirat”.

Dalam aktivitasnya Yayasan Al-Mar memiliki 3 divisi yang dibangun atas dasar visi dan misinya, yaitu Divisi Sarana Ibadah, Divisi Sarana Pendidikan, dan Divisi Budaya yang disebut The Culture Heritage of Indonesia (CHI).

CHI Heritage memiliki tujuan untuk turut berperan dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Indonesia. Kepedulian CHI pada kelangsungan warisan budaya Indonesia ini antara lain dituangkan dalam bentuk pemberian penghargaan kepada para pahlawan warisan budaya Indonesia.

Duduk sebagai Dewan Pemerhati Seni Budaya untuk CHI Award 2018 adalah Neneng Iskandar dari Wastraprema, Musa Widyatmodjo (Perancang mode Indonesia), William Kwan (pengamat wastra Batik); Insana Ilham Habibie (kreator Batik); dan Wiwit Ilham Panjaitan (Inisiator dan Pendiri CHI Heritage – Warisan Budaya Indonesia).

Bertempat di Plaza Indonesia, Jakarta, dihadiri Nani Koespriyani, CHI Heritage, Ayu Dyah Pasha, CHI Heritage dan Amy Wirabudi, Steering Committee CHI Award 2018, untuk kali yang pertama penghargaan CHI Award 2018 diberikan kepada para pejuang di balik bertahannya industri Batik, bertepatan dengan Hari Pahlawan, 10 November 2018.

Untuk Kategori Penghargaan Khusus diberikan kepada Go Tik Swan atau Panembahan Hardjonagoro, adalah orang yang mendapat tugas dari Presiden Soekarno untuk membuat Batik Indonesia. Seperti diungkap dalam ‘Jawa Sejati: Otobiografi Go Tik Swan Hardjonagoro’ (2008), Batik Indonesia yang dibuat Go Tik Swan pada dasarnya merupakan hasil perkawinan Batik klasik Keraton, terutama gaya Batik Surakarta dan Yogyakarta, dengan Batik gaya pesisir utara Jawa Tengah, terutama Pekalongan.

CHI Award 2018 juga akan diberikan kepada Kategori Penerus, Inovator, dan juga Penghargaan Khusus (Legacy).

Andriza Hamzah
Foto : EPR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *