Health

Bahaya Paranoid : Baca Cirinya & Jangan Jauhi

‘Parno’, penggalan kata dari Paranoid atau Paranoia, bakal disandang oleh orang yang berperilaku : curiga terhadap orang di sekitarnya, bahkan pasangan hidupnya, secara berlebihan. Dan, tanpa alasan.

Prof. Dr. Zakiah Daradjat dalam bukunya bertajuk,”Kesehatan Mental”, paranoia dipaparkan sebagai salah satu penyakit jiwa, penyakit ”gila kebesaran” atau “gila menuduh orang”.

Penyakit ini tidak banyak terjadi, dan biasanya hanya menyerang orang usia sekitar 40 tahun. Menandai orang berperilaku Paranoid, disampaikan oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat maupun Psikolog Ismed Surachmad, lewat tindakannya yang antara lain, egois, keras kepala, yakin memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa, juga tidak dapat bekerja yang membutuhkan kepatuhan.
Jadi, karena orang berkelakuan paranoia cenderung mengembang diri menjadi seseorang yang mandiri, maka adapun pekerjaan yang dipilih adalah pekerjaan yang otonom, pekerjaan dimana ia bisa memutuskan. Intinya, dialah pemegang kendali. Hanya kedelegasian pada bawahan tetap agak sulit.

Merasa Diri Baik, Jujur & Benar
Berkelakuan Paranoia, secara umum merujuk pada kecenderungan seseorang yang memiliki kecurigaan dan ketidak-percayaan terhadap orang lain, yang tidak didasarkan pada kenyataan obyektif. Melainkan hanya pada kebutuhan untuk mempertahankan egonya. Dorongan bawah sadar ini merupakan suatu proyeksi dari mekanisme pertahanan diri.

“Tidak percaya atau meragukan orang lain pada situasi tertentu, itu bisa saja. Tapi lebih pada kehati-hatian pada orang lain. Dan ini biasanya terjadi di kalangan pebisnis. Tentu berbeda bila mencurigai sudah dalam banyak hal, itu yang tidak benar. Lebih dari itu, bila ditanya kenapa bersikap begitu, dirinya juga kesulitan menjelaskan, dan malah berbelit,” tutur Psikolog Ismed Surachmad.

Lebih dalam Ismed Surachmad menjelaskan, orang berkelakuan Paranoia, menganggap dirinya orang yang baik, jujur dan benar. Sehingga bila ada konflik dengan orang lain,, dirinya tidak mau disalahkan. Dan bila terajadi pertikaian, maka ia menganggap dirinya dianggap hanya korban.

Jadi karena ini berhubungan dengan orang lain, maka ia melihat orang di muka bumi ini manupulatif, merasa orang lain lah yang hendak berbuat jahat pada dirinya.

“Jadi intinya, ia tidak bisa percaya pada orang lain. Hebatnya lagi, dia juga tidak mau membuka diri dengan orang lain, Bukannya berahasia, tapi dirinya takut dimanfaatkan orang lain. Dan bila pun ada orang lain yang tulus baik padanya, malah dicurigai sebagai ada apa di balik kebaikannya,” Ismed Surachmad lebih rinci menjelaskan.

Bahkan, saking khawatirnya akan dimanfaatkan oleh orang di sekitarnya, pelaku ‘parno’ menarik diri dari pergaulan. Lebih dari itu, akibat seringkali menuduh isteri berselingkuh yang tanpa dasar, tentu mengancam keutuhan rumahtangga.
Bukannya tidak mungkin, isteri yang tidak merasa selingkuh, malah bisa mungkin berselingkuh, Berujung, perceraianlah yang terjadi.

Maka ketika pasangan hidup Anda memberi ciri berperilaku ‘parno’, pahami dan berilah dukungan. Demikian juga bila dengan lingkungan kerja atau pergaulan yang mengetahui salah seorang adalah pelaku ‘parno;, sebaiknya tidak menjauhi. Tetapi berilah dukungan. Hal ini untuk tidak lebih memperparah kondisi paranoia yang dialaminya.
Demikian penjelasan Ismed Surachmad.

Lanjutnya,”Terapi orang berperilaku paranoia ini memakan waktu cukup lama, maka pasangannya, terlebih, harus sabar”.

Box :
Ciri Perilaku Paranoid

1. Cenderung mencurigai orang tanpa alasan yang jelas, karena hanya berdasarkan perasaan belaka. Karenanya tidak bisa memberi alasan yang jelas sebab kecurigaannya
2. Dalam segala hal tindakan : egois, keras kepala dan sangat berkeras atas pendirian maupun pendapatnya
3. Tidak mau mengakui kesalahan atau kekurangan. Selalu melempar kesalahan pada orang lain, dan kegagalan yang dialami disangka akibat campur tangan orang lain
4. Yakin diri mempunyai kemampuan dan kecerdasan istimewa. Merasa berasal dari keturunan yang jauh lebih baik dari orang lain. Juga, merasa bahwa setiap orang iri dan takut padanya
5. Tidak setia dalam persaudaraan, karena hanya soal tidak pentng saja, ia dapat berubah menjadi seorang pembenci
6. Menemui kesulitan besar dalam bekerja yang membutuhkan kepatuhan kepada pimpinan, karena senangnya membantah atau melawan dan mempunya pendapat sendiri

ME Oktober 2015
Andriza Hamzah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *