Health

8 Juta Orang Penderita di Dunia, JEC @Menteng Tawarkan Diagnostik Gangguan Makula

Makula merupakan organ mata di belakang retina, yang berperan dalam penglihatan sentral, penglihatan warna, serta penglihatan detail. 

Penyakit makula (gangguan yang melibatkan area makula) berpotensi menimbulkan penurunan tajam penglihatan, dan menyebabkan penderitanya kesulitan melihat objek secara detail, termasuk ketidakmampuan mengenali wajah seseorang atau tulisan. Kerusakan pada makula bisa menyebabkan terjadinya kebutaan!

Kurangnya informasi dan sumber daya pemeriksaan yang tidak mencukupi membuat penyakit yang melibatkan makula sebagai ancaman terhadap penglihatan masyarakat. Degenerasi makula (age-related macular degeneration/AMD), contohnya menjadi salah satu penyebab utama gangguan penglihatan secara global. 

Jumlah penderitanya mencapai 8 juta orang sedunia; terbesar ketiga setelah katarak (94 juta) dan kelainan refraksi yang tak tertangani (88,4 juta).Meski belum ada data pendukung secara Nasional, gangguan pada makula di tengah masyarakat perlu menjadi kekhawatiran bersama. 

Berpijak dari sanalah dan memahami situasi tersebut, RS Mata JEC@Menteng, JEC Macula Center menawarkan keahlian diagnostik dan penanganan makula secara mumpuni dan komprehensif. JEC Eye Hospital & Clinics, selaku eye care leader di Indonesia, meluncurkan layanan terbaru, JEC Macula Center, sebuah sentra penanganan khusus makula pertama di Indonesia dan satu-satunya dimiliki oleh sebuah institusi rumah sakit mata di Tanah Air.

Juga tidak terlepas, di JEC, selama tiga tahun terakhir, yaitu 2019-2021, jumlah pasien yang terdiagnosis berbagai penyakit makula terus mengalami peningkatan. Dan selama 2022 hingga Mei lalu, jumlah pasien yang terdiagnosis penyakit makula sudah mencapai lebih dari 10.000 orang. Dari 14 jenis penyakit makula, AMD menjadi penyakit makula dengan jumlah pasien terbanyak di JEC, yaitu 28 persen dari total pasien sepanjang Januari-Mei 2022.

Banyak kasus kelainan pada makula yang kurang terdiagnosis. Minimnya fasilitas dan pemeriksaan penunjang menjadi kendala mendasar. Untuk mendiagnosis kelainan pada makula tidak hanya membutuhkan pemeriksaan klinis, tetapi juga pemeriksaan berbasis teknologi canggih.

dr. Soefiandi Soedarman, SpM(K), Direktur Medik JEC @ Menteng

“Dengan mengetahui adanya potensi kelainan pada makula sedini mungkin, maka risiko terjadinya penurunan tajam penglihatan – yang bisa memburuk menjadi kebutaan permanen, dapat dihindari,” ujar  dr. Soefiandi Soedarman, SpM(K), Direktur Medik JEC@Menteng, dalam acara kehadiran JECMakula  Center, berlangsung pada Minggu Pertama bulan November 2022.

Hadir perdana di RS Mata JEC@Menteng, JEC Macula Center menawarkan keahlian diagnostik dan penanganan makula secara mumpuni dan komprehensif. Ada pun dari sisi sumber daya manusia, JEC Macula Center diperkuat 10 dokter spesialis retina, 4 di antaranya telah bergelar doktor. 

Sementara dari segi teknologi, layanan terbaru JEC ini menghadirkan Comprehensive Diagnostic Center dengan 15 kategori pemeriksaan diagnostik berteknologi mutakhir; 5 di antaranya khusus untuk pemeriksaan bagian belakang bola mata (posterior).

JEC Macula Center dilengkapi operating theater khusus, termasuk patient reception dan waiting room. Ruang operasinya menggunakan peralatan berteknologi terdepan, seperti Carl Zeiss Microscope OPMI Lumera 700 dengan fitur rescan untuk memberikan real time HD OCT pada saat operasi makula

Selain itu, agar penanganan dan perawatan pasien berlangsung berkelanjutan di bawah pengawasan dokter, JEC Macula Center melengkapi layanannya dengan ruang rawat inap berstandar tinggi; dengan mengedepankan kenyamanan dan keamanan pasien.

dr. Soefiandi Soedarman menambahkan,“Meski tidak langsung menyebabkan kebutaan total, penyakit makula bisa mengakibatkan penderitanya kesulitan menjalani aktivitas keseharian, seperti membaca – bahkan mengenali wajah orang lain. Tanpa diagnosis, penanganan dan perawatan dan tindakan yang tepat, kondisi penglihatan berpeluang memburuk. Karenanya, dalam mengonfirmasi sebuah diagnosis penyakit makula, perlu alat diagnostik khusus. Hadirnya JEC Macula Center merupakan langkah solutif dari JEC guna menyediakan hasil diagnosis yang lebih akurat sehingga dokter mata ahli bisa memutuskan penanganan dan tindakan yang tepat sesuai penyakit makula pasien.”

Cermati Faktor Risiko Makula

Beberapa faktor risiko yang turut memperbesar peluang seseorang menderita gangguan pada makula, yaitu menyandang minus tinggi, kebiasaan merokok, menderita hipertensi, stres fisik/psikis secara terus menerus, menggunakan obat-obat tertentu (seperti steroid, chloroquin, dll), mengalami cedera mata, menyandang penyakit infeksi (seperti TB dan toksoplasma), terkena paparan sinar matahari berlebih. Hal ini dikemukakandr. Ferdiriva Hamzah, SpM(K), Dokter Subspesialis Vitreo-retina JEC Eye Hospitals & Clinics.

“Padahal sebagian besar faktor risiko tersebut dapat dicegah atau dikontrol. Artinya ‘pemeriksaan rutin’ menjadi kunci untuk menghindari risiko berbagai penyakit mata, termasuk kelainan makula. Apabila kondisi penyakit makula terdiagnosis lebih awal, sangat mungkin perkembangannya diperlambat sebelum memburuk dan menyebabkan kebutaan permanen,” tegasnya.

dr. Ferdiriva Hamzah, SpM(K), Dokter Subspesialis Vitreo-retina JEC Eye Hospitals & Clinics

Di acara dengan MC Dayu Dewi, dr.  Ferdiriva Hamzah, SpM(K), Dokter Subspesialis Vitreo-Retina JEC Eye Hospital.  Clinics, mengatakan, kiranya penuaan  adalah bagian dari  siklus kehidupan yang akan memengaruhi fungsionalitas tubuh, termasuk indera penglihatan, yang berakibat penyakit makula. Tidak hanya faktor penuaan, risiko penyebab ganguan makula, menyandang minus tinggi,  gaya hidup yang tidak baik : merokok, menderita hipertensi, stres fisik dan psikis secara berkelanjutan menyandang infeksi seperti TB dan toksoplasma dan terkena paparan matahari berlebihan.”

Namun, faktor risiko dapat dicega atau dikontrol, di antaranya dengan pemeriksaan, dan tentu melepas gaya hidup tidak sehat,

Peluncuran JEC Macula Center telah dilangsungkan bersamaan dengan JEC Saturday Seminar ke-16 : “Inside the Macular View”, yakni sebuah ajang temu keilmuan para ahli mata yang melibatkan sekitar 500 partisipan (dokter spesialis retina dan dokter umum) dari Indonesia dan beberapa Negara lainnya. Seminar juga menghadirkan pembicara Dokter ahli dari Italia, China Taipei dan Singapura.

[]Andriza Hamzah

Poto ; Dok. RS Mata JEC

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *