Pandemi
virus
korona yang melanda belahan Dunia, telah memberi dampak Kesehatan dan Sosial
Ekonomi. Sebagai bagian dari respon
global dari Tim Eropa dari hal itu, Uni
Eropa — tepatnya menginjak awal bulan
bulan Desember 2020 —
mengumumkan program baru untuk mendukung kapasitas kesiapsiagaan dan
tanggap darurat dari mitra-mitra di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara(ASEAN).
Wujud dari Program Kesiapsiagaan dan Tanggap
Darurat terhadap Pandemi di Asia
Tenggara akan dilaksanakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bekerja sama
dengan Pemerintah pusat Negara-negara ASEAN yang terdiri dari 10 Negara Anggota yaitu Brunei,
Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan
Vietnam, dan Sekretariat ASEAN.
Komisioner untuk Kemitraan Internasional, Jutta Urpilainen, mengumumkan program
tersebut pada Pertemuan Menteri Luar Negeri Uni Eropa-ASEAN ke-23.
“Program Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
terhadap Pandemi Asia Tenggara adalah
bagian dari bantuan dan solidaritas Uni Eropa sebesar € 350 juta untuk
mendukung para mitra kami di ASEAN untuk mengatasi pandemi COVID-19. Koordinasi yang kuat di tingkat regional terhadap
akses informasi, peralatan dan vaksin merupakan hal yang krusial untuk
mengatasi krisis ini. Kita sama-sama mengalami krisis ini dan sebagai mitra
kita lebih kuat jikamenghadapinyabersama,” jelasnya.
Program bertujuan meningkatkan koordinasi
regional untuk penanggulangan COVID-19 dan memperkuat kapasitas sistem
Kesehatan di Asia Tenggara, sekaligus memberikan fokus khusus pada kelompok
rentan, ini juga akan mendukung
komunikasi yang transparan dan tepat waktu tentang pandemic. Serta mendukung penyampaian informasi terkait tindakan
pencegahan, gejala dan resiko penyakit tersebut ke masyarakat yang tinggal di
pedesaan dan daerah terpencil.
Demi mengatasi dampak Kesehatan dan
Sosial-ekonomi dari pandemi virus
korona, Uni Eropa telah menyusun kembali program-programnya di Asia Tenggara,
dengan memfokuskan secara khusus pada kebutuhan untuk melakukan komunikasi
publik dan penelitian.
Sebagai contoh, dukungan Uni Eropa untuk
Indonesia adalah dengan melibatkan solusi digital
untuk melacak pengeluaran Pemerintah terkait COVID-19, serta membantu
memastikan transparansi dan akuntabilitas anggaran tersebut.
Demikian juga yang disampaikan H.E
Igor Driesmans, Duta Besar Uni Eropa
untuk ASEAN di acara Viral Press Briefing,
02 Desember 2020, yang dipandu oleh Agnes Simamora.
Dalam periode 2014-2020, Uni Eropa telah
mendukung Sekretariat ASEAN dan upaya integrasi kawasan ASEAN dengan bantuan
dana lebih dari € 250 juta, sedangkan bentuk dukungan bilateral Uni Eropa
kepada Negara-negara Anggota ASEAN mencapai € 2 miliar.
Tentu catatan penting, bahwa fokus utama
program kerjasama pembangunan di kawasan ASEAN adaalah konektivitas yang
dicapai melalui integrasi Ekonomi dan Perdagangan yang berkelanjutan; tata
kelola perubahan iklim, lingkungan dan bencana; dialog kebijakan Uni
Eropa-ASEAN yang komprehensif di bidang yang menjadi kepentingan bersama;
Pendidikan tinggi dan mobilitas siswa di ASEAN; dan penghapusan kekerasan
terhadap perempuan dan anak perempuan serta dukungan terhadap hak dan
kesempatan bagi perempuan pekerja migran.
ASEAN-EU Dialogue on Sustainable Development yang
dimulai pada tahun 2017, merupakan wadah kebijakan tingkat tinggi yang penting
untuk saling berbagi tentang kerja sama pembangunan berkelanjutan.
[]Andriza
Hamzah
Photo : Ist
Keterangan Photo Utama (ki-ka)
Agnes Simamora – H.E Igor Driesmans
.