Sexuality

Scopophilia, Salah Satu Indikasi Sex Addict

Seks memiliki efek candu. Begitu pula dengan menyaksikan video porno. Bermula dari rasa ingin tahu dan iseng semata, menikmati adegan syur tersebut lama kelamaan berbuah membahayakan. Pasalnya, Anda bisa menjadi sex addict. Awas!

Masih lekat dalam ingatan, peristiwa belasan tahun lalu yang menyita perhatian dan menjadi sorotan masyarakat, dihebohkan dengan “virus peterphorn”.  Sebuah wabah akibat beredarnya  video porno  yang pelakunya  diduga artis  papan atas Tanah Air.

Maklum saja, selain diakibatkan pelakunya orang  tersohor, masalah seks  memang menjadi  topik menarik yang kerap dibicarakan sehari-hari karena termasuk kebutuhan biologis setiap manusia.

Sebenarnya, kasus hadirnya wacana “virus peterphorn”  tidak hanya terjadi di kalangan Artis. Di kalangan orang biasa hal itu kerap terjadi. Mereka  melakukan adegan aksi asyik-masyuk dengan sengaja dan menikmatinya.

Contoh yang bisa dilihat  dengan aktivitas  yang kerap dilakukan  — sebut saja — Mario dan Andri, dua pria usia 29 tahun. Mario, hampir setiap hari , meski pun jarum jam sudah menunjuk di angka 10 malam, tapi  masih saja belum beranjak dari meja kerjanya dan terus berkutat di depan komputer. Kiranya sedang melakukan ritual yang tak bisa ia tinggalkan, melihat dan mengunduh video porno.

Aktivitas menjelajahi berbagai situs yang menawarkan informasi dan gambar porno memang telah menjadi kebiasaannya. “Awalnya saya iseng, tapi lama kelamaan jadi ketagihan,” ujar Mario sembari terkekeh.

Ujung-ujungnya, jika fantasi seks telah bermain, Mario pun segera melampiaskannya. Beruntung, pria  yang bekerja di bidang jasa, ini telah memiliki pasangan hidup. Bahkan, jika sang isteri tengah berhalangan, pria yang menjaga kebugaran rutin ngegym, ini menyalurkan hasrat seksualnya seorang diri.

Mario mengungkap, kebiasaan yang telah dilakukannya, ini memberikannya sebuah sensasi. Akibatnya, kebiasaan menyaksikan adegan syur pun tidak bisa ia lepaskan. Sekali pun sebenarnya ia  sadar bahwa apa yang ia lakukan tidaklah benar. Tapi, ia tak bisa menghentikan  untuk menyaksikan  beragam adegan erotis  yang membawa  hasrat biologis  yang tinggi tidak bisa dibendung.

Berbeda dengan Mario, Andri  — sebut saja begitu —  memiliki kebiasaan  lain. Ia justru  hobi merekam  adegan ranjang. Pria berbadan tegap, ini  mengaku bahwa  kebiasaannya tersebut  dimulai  mana kala dirinya dan sang isteri  ingin mencari sensasi  dengan mereka aktivitas seksual mereka. Tak dinyana, ide tersebut  membuatnya ketagihan dan di sana dirasa  ada kepuasan dalam diri.

Baik kasus   “virus peterphorn”  atau pun yang dialami Mario dan Andri bisa dikategorikan sex addict. Kecanduan seks  atau yang disebut  dengan andromania, merupakan  suatu perilaku  kebiasaan  akibat dorongan  seksual yang luar biasa intens. Di mana pikiran selalu didominasi  dengan seks sehingga  mampu merusak  kehidupan sosial, hubungan cinta atau pun pekerjaan.

Menurut situs  sex-help.com, sekitar 2 hingga 6 %  dari jumlah populasi penduduk Dunia mengalami sex addict. Yang jumlahnya  bisa jadi  lebih besar mengingat para sex addict  biasanya malu  untuk mengakui  kondisi yang mereka alami sehingga tidak memiliki  keberanian mengunjungi Dokter atau Psikolog  guna meminta bantuan.

Dapat dicermati ciri-ciri sex addict lewat penyimpangan  seksual seseorang. Penyimpangan seksual sendiri banyak macamnya. Mulai dari eksibisionisme, voyourisme  atau scopophilia, frotteurisme, atau pedoffilia. Sedangkan untuk kasus di atas merupakan  kelainan seks voyourisme  atau scopophilia.

“Mereka mengalami  kelainan seksual scopophilia, yaitu seseorang yang akan  mendapatkan kepuasan apabila melihat dan merekam  atau memotret  adegan dirinya saat berhubungan seksual dengan pasangannya,” jelas Dokter Boyke Dian Nugraha, SpOg.

Scopophilia berasal dari kata  scopos yang berarti  “melihat” dan phillia  yang bermakna “kesenangan”. Scopophilia berarti kesenangan untuk menyaksikan. Kesenangan  untuk melihat itu bukan semata karena ada obyek  yang menarik untuk disaksikan, melainkan lebih karena ada kenikmatan seksual ketika subyek menyaksikan obyek  yang dimaksud.

Penyimpangan seksual Scopophilia  atau pun yang lainnya  sebenarnya dapat digolongkan sebagai ciri-ciri sex addict. Bahkan setiap orang berpotensi menjadi sex addict, tanpa batasan umur, pekerjaan dan jenis kelamin. Orang  yang mempunyai  pengalaman masa lalu yang kelam, dan dimulai sejak belia  mempunyai  latar belakang yang menyebabkan sex addict, data nenunjukkan  60% sex addict mengalami  perlakuan tidak menyenangkan semasa usia kanak (Book-1997).

Pengalaman tidak menyenangkan tersebut mau tidak mau  menimbulkan trauma yang berkepanjangan dan menimbulkan dua sifat.  Perasaan depresi dan agresif. Jika sifat yang ditimbulkan pada rasa depresi, efek yang timbul dapat menyebabkan terjadinya  disfungsi ereksi. Sedangkan jika efeknya sifat agresif, akibat yang dapat ditimbulkan adalah rasa dendam sehingga memicu  terjadinya sex addict.

Dr. Boyke lebih lanjut menerangkan bahwa scopophilia bisa diakibatkan pengalaman buruk  yang dialami si pelakon. Kekerasan seksual  yang dialami saat masih kecil atau remaja bisa menimbulkan kelainan ini. Oleh sebab itu dokter Boyke menyarankan  pemilik kelainan seksual untuk segera  menghubungi Psikiater.

Namun, proses penyembuhan baru dapat berjalan maksimal jika pelaku telah sadar bahwa perilaku seks yang ia lakukan salah dan  ia ada keinginan untuk mengubah perilakunya tersebut. Tak kalah adalah peran penting dan berartinya  orang terdekat, baik pasangan dan keluarga turut mendukung dan membantu menyadarkan  akan perilaku yang salah tersebut.

[]AS

ME 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *