Perjalanannya, dan kekinian. Di tengah arus kehidupan modern yang serba cepat dan terkoneksi, Samsung menyuguhkan inovasi yang mengubah cara kita memandang peralatan rumahtangga. Seiring berkaitan momen peringatan World Refrigeration Day 2025, yang menyoroti peran penting pendinginan dalam kehidupan modern, Samsung menegaskan komitmennya terhadap inovasi yang tidak hanya memberikan kenyamanan dan hidup yang lebih praktis, tapi […]
Kiranya, malnutrisi bagi penyandang kanker, dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan kanker, kekuatan, pemulihan, dan kualitas hidupnya. Hal ini dapat meningkatkan waktu yang dihabiskan di rumah sakit dan risiko terkena infeksi.
Bahkan malnutrisi juga berpotensi memperpendek umur. Dalam menyikapi hal tersebut, Yayasan Kanker Indonesia menggelar seminar bertajuk “Peran Nutrisi untuk Pasien dan Penyintas Kanker” pada 27/7/2024 di Sasana Marsudi Husada, Yayasan Kanker Indonesia Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Dalam paparannya, DR. dr. Hilman Tadjoedin, SpPD, KHOM menjelaskan,”Kanker dan pengobatannya memberikan pengaruh terhadap tubuh. Tiga hal utama yang sering ditemukan pada pasien kanker adalah inflamasi, rasa lelah berlebih, dan penurunan asupan makanan sehingga berpotensi mengakibatkan malnutrisi.”
Malnutrisi adalah kondisi tubuh yang menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit nutrisi untuk berfungsi bagi kesehatan yang optimal. “Malnutrisi berhubungan secara langsung dengan berbagai penyakit dan dapat berpengaruh ke segala usia, seperti halnya dengan dua jenis malnutrisi yang dapat ditemukan yaitu obesitas pada satu ekstrem, dan kekurangan nutrisi pada ekstrem lainnya, sedangkan malnutrisi akibat kanker dapat berbeda bentuk dibandingkan dengan malnutrisi akibat kelaparan,” jelas DR. Hilman Tadjoedin.
DR. Hilman Tadjoedin menjelaskan bahwa tumor dapat merubah status nutrisi pasien kanker, di mana sel tumor yang mengandung sitokin dapat berakibat pada adanya inflamasi sistemik, sehingga berdampak pada anoreksia atau gangguan makan yang ditandai dengan penurunan berat badan secara drastis, hilangnya massa otot, perubahan metabolism hati, serta pembakaran lemak dan hilangnya sel lemak.
“Selain inflamasi sistemik, penyebab gangguan nutrisi pada pasien kanker juga adanya status imunitas yang menurun, sehingga berakibat pada menurunnya berat badan, kelelahan dan rasa sakit, dan juga depresi,” lanjut DR. Hilman Tadjoedin.
Menurut DR. Hilman Tadjoedin terdapat empat pilar dampak negatif malnutrisi pada pasien kanker, yaitu pada (1) kesehatan tubuh, di mana berat badan turun, massa otot turun, sistem imun melemah, penyembuhan luka melambat; (2) toleransi terhadap obat, yaitu berkurangnya toleransi, efek samping bertambah banyak dan berat, dan risiko lebih tinggi terhadap interupsi pengobatan; (3) kualitas hidup, seperti penurunan kualitas hidup, hilangnya nafsu makan dan berubahnya rasa makanan, serta dampak psikologis; dan (4) Prognosis, yaikni prognosis lebih buruk, peningkatan perawatan di rumah sakit dan kesembuhan yang tidak optimal.
DR. Hilman Tadjoedin menguraikan bahwa jika terjadi Kaheksia atau gangguan kesehatan yang menyebabkan penurunan berat badan secara ekstrem yang disertai dengan penyusutan otot, hal ini dapat diperbaiki dan diminimalisir dengan pengubahan pola makan. “Lakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi Klinik untuk menentukan makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan untuk menentukan penggunaan suplemen seperti suplemen meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan asupan kalori, serta makan dengan porsi kecil dan sering, namun dengan jenis makanan yang kaya akan nutrisi, serta menjaga hidrasi cukup,” lanjut DR. Hilman Tadjoedin.
Sementara itu, spesialis gizi klinik, dr. Nani Dewi, M. Gizi, Sp.GK yang memaparkan tentang “Nutrisi Seimbang Pada Pasien Kanker & Survivor” menjelaskan bahwa nutrisi adalah proses biokimia dan fisiologis di mana suatu organisme menggunakan makanan untuk mendukung kehidupannya, termasuk konsumsi, penyerapan, asimilasi, biosintesis, katabolisme dan ekskresi.
Menurut dr. Nani Dewi, kebutuhan nutrisi harus sesuai kebutuhan dengan memperhatikan tujuan, kondisi klinis, jenis dan komposisi nutrisi.
Diuraikan, Dukungan nutrisi diperlukan pada waktu-waktu berbeda ; Sebelum terapi ; memberikan edukasi nutrisi menjelang terapi, menjaga asupan tetap optimal ; Saat terapi: menjaga agar tidak perurunan BB berlebihan & keadaan umum stabil ; Pemulihan : mengembalikan/ memperbaiki kondisi pasca terapi.
“Dalam menerapkan makanan sehat untuk mencegah kanker, sangatlah perlu menjaga berat badan seimbang, aktif secara fisik, makan biji-bijian, sayuran, buah dan kacang-kacangan; dan hal-hal yang perlu dibatasi adalah makanan daging merah dan daging yang diproses, minuman manis, alkohol, dan bagi para Ibu yang menyusui untuk memberikan ASI, dan setelah seseorang didiagnosis kanker, maka harus melakukan apa yang direkomendasikan dokter,” jelas dr. Nani Dewi.
Diselenggarakannya webinar awam mengenai kanker prostas bertajuk “Apa Yang Perlu Diketahui Awam Mengenai Penyakit Kanker Prostat?”, diinisiasi oleh Departemen Urologi RSCM-FKUI didukung Johnson & Johnson Indonesia serta sejumlah mitra dan para pemangku kepentingan, tak lepas dari untuk tujuan mendukung gerakan edukasi awam, agar semakin paham dan mau memeriksakan kesehatan prostat. Catatan yang layak diketahui, kanker […]
Minyak zaitun atau olive oil. Tak sedikit orang beranggapan minyak zaitun tidak dapat digunakan untuk memasak makanan Indonesia. Mulai dari ‘tidak cocok dengan cita rasa Indonesia”, tidak bisa digunakan untuk menggoreng, sementara — kebanyakan — masyarakat Indonesia lekat dengan penganan yang digoreng. Bahkan, dikira “minyak zaitun tidak dapat digunakan untuk suhu tinggi”. Namun berjalannya waktu, […]
Untuk para orangtua – utama – para Ibu, perlu memerhatikan data Nielsen dari survei Brand Health Tracking mengenai Formula Bayi dan Formula Lanjutan (IFFO) tahun 2015 lalu. Angka menunjukkan, dari 46% respondennya yang menyatakan kebutuhan mereka akan air khusus untuk melarutkan susu atau makanan pendamping ASI, sebesar 65% di antaranya menyatakan bahwa bayi memerlukan air […]