Theatre

10 Episode Sandiwara Sastra Musim Kedua, Bertabur Bintang Terbaik Indonesia

Sandiwara Sastra yang merupakan siniar (podcast) program unggulan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), menebar sinar menawan dengan perolehan  penghargaan dari Podcast Awards 2021 untuk kategori Drama Audio. 

Berlanjut. Tahun ini, Kemendikbudristek bekerja sama dengan Titimangsa dan KawanKawan Media, kembali merilis 10 episode drama audio sebagai Sandiwara Sastra Musim Kedua bertema ‘Misteri Nusantara’, di kantor Kemendikbudristek, Senin (30/10/2023).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, pada kesempatan ini mengapresiasi peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua. 

“Saya sangat mengapresiasi semua tim yang tidak hanya terus membuat karya baru, tetapi juga mencari cara-cara baru dalam berkarya. Dengan mengalihwahanakan Sastra ke dalam audio, Sandiwara Sastra tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki unsur edukatif yang bisa digunakan oleh orang tua atau guru untuk memperkenalkan cerita-cerita rakyat Nusantara kepada anak-anak dan murid-murid kita,” ujar Nadiem.

Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra, , di acara peluncuran Sandiwara Sastra Kedua yang berlangsung di Kemendikbudristek, Jakarta,  mengatakan Sastra menempati posisi penting dalam pemajuan kebudayaan dan pembentukan karakter Bangsa. Kemendikbudristek memiliki misi pemajuan kebudayaan dan pembentukan karakter, salah satunya melalui peningkatan literasi dan program sandiwara Sastra adalah bagian dari misi tersebut.

Ia berharap, Sandiwara Sastra Musim Kedua ini dapat memberikan warna pada ruang media baru serta lebih mendekatkan Sastra kepada masyarakat. 

Disutradarai Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga, Sandiwara Sastra Musim Kedua merupakan alih wahana karya Sastra Indonesia ke dalam media audio yang berangkat dari cerita rakyat (folklore), urban legend, mau pun cerita pendek di wilayah Nusantara. 

Joned Suryatmoko  menyampaikan  penyutradaraan pada setiap episode  berbeda-beda. “Sudut  pandang yang beragam ini semoga memberi para pendengar  pengalaman baru atas cerita  misteri di Nusantara. Sebagai misteri pada setiap episode di musim ini  juga  menawarkan paradox.  Mereka terlihat berkabut  dan samar. Tapi begitu masuk lihat gelap dan karakter dalam ceritanya, kita justru  melihat  nilai-nilai  baru yang  selama ini  terlihat gelap dari karakter  manusia jejadian, hantu, gedung tua, hinga kesaktian turun-temurun, ungkapnya.

Sementara itu, Heliana Sinaga mengatakan dalam Sandiwara Sastra, audio menjadi sarana yang menantang saat mengembangkan kekuatan dialog tokoh, deskripsi cerita, dari suasana dan latar hingga unsur lainnya. 

Karya Penulisan Sastrawan Indonesia

Sepuluh episode cerita tersebut ditulis oleh Sastrawan kenamaan Indonesia dari Papua hingga Aceh, yaitu Aprila R. Wayar, Kurnia Effendi, Putu Wijaya, Mario F. Lawi, Faisal Oddang dan Feby Indirani, Risa Saraswati, Ilya Sigma dan Priesnanda Dwisatria, Hasan Aspahani dan Ali Sadli Salim, Guntur Alam, serta Azhari Aiyub.

Sepuluh judul episode yang dihadirkan pada Sandiwara Sastra musim kedua ini menautkan beragam kisahan misteri dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Ada pun 10 judul tersebut adalah “Perempuan Perkasa” (Papua), “Kampung Mati dan Hantu Berang-berang” (Kalimantan), “Si Manis Jembatan Ancol” (Jakarta), “Pahlawan” (Bali), Bombol dan Babi (NTT), “Keris” (Jawa), “Di Tubuh Tara Dalam Rahim Pohon ” (Makassar), “Mimpi Jurai” (Sumatera), “Sandekala” (Jawa Barat), dan “Halo Bleki” (Aceh).

Beriring lagu tema berjudul “Niskala” karya Rara Sekar yang khusus diciptakan untuk program Sandiwara Sastra Musim Kedua dengan pengantar cerita ditulis oleh Nicholas Saputra.

Diproduseri Happy Salma, Yulia Evina Bhara, dan Pradetya Novitri, Sandiwara Sastra Musim Kedua dilengkapi dengan tata musik dan efek suara yang digarap oleh Tesla Manaf Effendi dan disunting oleh Pramudya Adhy Wardana.

Sandiwara Sastra Musim Kedua ini diproduksi dalam kurun waktu satu tahun melalui berbagai proses workshop Panjang, termasuk riset, penulisan naskah, latihan, perekaman, penyuntingan, serta pembuatan musik, dengan melibatkan para penulis dan aktor yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia serta sutradara yang mengarahkan dari New York dan Bandung.

“Sejak 2021, kami sudah memulai prosesnya. Sandiwara Sastra Musim Kedua ini  bukan hanya menceritakan sesuatu yang tidak terlihat, namun kita  ingin memberikan pilihan  bahwa setiap daerah memiliki aneka ragam cara untuk menghidupi sebuah persoalan yang terjadi di sekitarnya,” ujar Happy Salma.

Yulia Evina Bhara  berharap, kerja sama yang berkelanjutan dengan Kemendikbudristek ini dapat memberikan potensi distribusi pendengar yang lebih luas, tidak hanya masyarakat umum, namun juga pelajar dan mahasiswa. 

Sandiwara Sastra Musim Kedua dimainkan oleh para aktor Indonesia, dua di antaranya merupakan pengisi suara legendaris sandiwara radio yang populer di era-90an, yakni Ferry Fadli dan Ivonne Rose.

Sandiwara Sastra Musim Kedua kian  memukau dengan keterlibatan para pelaku Seni  mumpuni dan terbaik di Negeri ini, yang adalah  Chelsea Islan, Raline Shah, Marcella Zalianty, Landung Simatupang, Ratna Riantiarno, Elly Lutan, Maudy Koesnaedi, Widi Mulia, Nova Eliza, Rangga Riantiarno, Nugie, Aming, Dewi Gita, Nicholas Saputra, Kevin Ardilova, Widuri Puteri Sasono, Nowela Mikhelia, Kristo Immanuel, Yudi Ahmad Tajudin, Dimas Danang, Yustiansyah Lesmana, Sal Priadi, Linda Tagie, Akiva Sardi, Jong Santiasa, Aisha Nurra Datau, dan Agra Svarnabhumi.

Sandiwara Sastra Musim Kedua ini akan tayang pada siniar @budayakita mulai 3 November 2023. Selain itu, masyarakat umum juga bisa mengunjungi pameran poster dan audio yang didesain oleh Sigit D. Pratama dari .this/Play studio, yang berlangsung pada 30 Oktober – 12 November 2023 di lobi Gedung E, Kantor Kemendikbudristek, Jakarta.

[]Andriza Hamzah

Photo : Dok. EPR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *