TITIMANGSA — bergerak di bidang budaya, terutama seni pertunjukan – yang didirikan Happy Salma dan Yulia Evina, berkolaborasi dengan Perkumpulan Nasional Teater Indonesia (PENASTRI, didirikan pada Oktober 2020 di Indonesia sebagai konsolidasi para pegiat teater untuk membangun ekosistem teater Indonesia), menghadirkan Festival Teater Indonesia (FTI) 2025. Acara ini digagas oleh founder Titimangsa Happy Salma dan Direktur Titimangsa, Pradetya Novitri, serta didukung […]
Mengantisipasi perubahan iklim dengan gaya hidup higienis, PT Unilever Indonesia, Tbk. kembali menggelar Indonesia Hygiene Forum (IHF) yang kali ini memasuki kali pelaksanaan kesepuluh. Sebagai forum yang menjembatani kolaborasi antara seluruh pihak yang terkait dalam Kesehatan dan higienitas, IHF berkomitmen memberikan edukasi mengenai pentingnya hidup bersih dan higienis melalui topik-topik yang relevan dengan kondisi terkini.
Tak lepas, beriring suhu di berbagai belahan Dunia terus melonjak, sehingga 2023 diprediksi menjadi tahun terpanas dalam sejarah. Di balik fakta ini, timbul begitu banyak dampak; seperti naiknya permukaan laut, polusi udara, punahnya aneka spesies mahluk hidup, krisis pangan, dan yang tak kalah nyata: ancaman terhadap Kesehatan.
Dihadiri sejumlah asosiasi di bidang Kesehatan dan higienitas, komunitas Ibu, hingga komunitas Pemerhati Lingkungan, kali ini IHF mengupas betapa isu perubahan iklim yang ada di depan mata, yang kiranya tidak hanya mengancam kelestarian alam, namun juga Kesehatan keluarga.
Nurdiana Darus selaku Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia, Tbk. menerangkan, “Selama 90 tahun beroperasi di Tanah Air, Unilever Indonesia senantiasa berkomitmen meningkatkan Kesehatan dan higienitas masyarakat, sejalan dengan strategi “The Unilever Compass”. Selain mengakselerasi lahirnya produk-produk kebersihan dan higienitas berkualitas yang mampu melindungi masyarakat dari risiko Kesehatan yang kini semakin kompleks, kami senantiasa mempersembahkan berbagai bentuk edukasi bertema kesehatan dan higienitas.”
“Kali ini, Unilever Indonesia menjadikan IHF edisi ke-10 sebagai sarana dalam merangkul berbagai pihak, mulai dari Pemerintah, Akademisi, Praktisi Kesehatan dan Lingkungan, hingga tim R&D kami, untuk bersama-sama meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya penerapan PHBS sehari-hari, khususnya di tengah kondisi perubahan iklim yang kian meresahkan,” lanjut Nurdiana Darius.
Peran Penting Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan
Terkait hal tersebut, dr. Anas Ma’ruf, MKM, Direktur Penyehatan Lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI menyampaikan, “Menyikapi perubahan iklim, perlu diketahui bahwa 24% kematian di Dunia disebabkan oleh penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan modifikasi lingkungan untuk menurunkan kejadian penyakit, salah satunya dengan peningkatan sanitasi.”
Lanjutnya,”Maka, sanitasi dan kebersihan lingkungan memiliki peran penting dalam Enam Pilar Tranformasi Kesehatan yang digalakkan oleh Kemenkes RI. Kemenkes RI juga memiliki kebijakan untuk medorong perubahan perilaku. Kami percaya, program adaptasi perubahan iklim di bidang Kesehatan dapat dilakukan dengan kolaborasi dengan kerjasama semua pihak mulai dari Pemerintah, Swasta, Perguruan Tinggi, dan masyarakat. Oleh karena itu, kami mengapresiasi terlaksananya Indonesia Hygiene Forum sebagai salah satu kegiatan yang membantu pemerintah dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.”
Dr. Budi Hartono, S.Si., M.K.M, Sekretaris Departemen Kesehatan Lingkungan – Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menjelaskan, “Mobilitas manusia yang kian meningkat menjadi sarana efektif penularan dan penyebaran penyakit. Begitu juga dengan kerusakan lingkungan, yang memperburuk kualitas hidup dan Kesehatan serta meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Contohnya di dalam air yang terkontaminasi, ada begitu banyak jenis bakteri, virus dan parasit yang mengancam kesehatan, sehingga masyarakat harus menghindari atau mengurangi pajanan dari air yang tercemar tersebut.”
Senada dengan hal tersebut, Firdza Radiany, Inisiator Pandemic Talks sekaligus Praktisi Komunikasi Kesehatan dan Lingkungan menjabarkan, “Fakta menyebutkan bahwa 58% penyakit menular pada manusia dipengaruhi oleh krisis iklim. Krusial bagi kita semua untuk memulai gaya hidup berkelanjutan, yaitu gaya hidup yang memperhatikan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan manusia dan kelestarian alam. Hal sederhana yang bisa kita lakukan antara lain lebih bijak dalam mengonsumsi makanan, mengelola sampah, mulai menggunakan transportasi umum, hingga memilih produk-produk higienitas yang berkualitas sekaligus lebih ramah lingkungan secara bahan kandungan mau pun kemasan.”
Ernest Basarah, R&D Head of Home Care PT Unilever Indonesia, Tbk. menanggapi, “Menanggapi kebutuhan yang semakin urgent terhadap produk-produk kebersihan dan higienitas yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim, Unilever Indonesia mengedepankan teknologi terkini yang mendorong transisi tindakan pembersihan dan desinfeksi yang tadinya menggunakan bahan kimia menjadi bahan biologis, yaitu melalui teknologi probiotik. Selama ini probiotik dikenal sebagai 100% bakteri baik alami yang hidup berdampingan dengan manusia di alam sehingga lebih ramah lingkungan, namun tetap memiliki keunggulan superior dalam membunuh kuman. Solusi ini kami hadirkan dalam bentuk produk desinfektan dengan Bioshield Protection, yang mampu membunuh 99,9% kuman dan memberikan perlindungan terhadap pertumbuhan kuman dan jamur penyebab alergi hingga 3 hari.”
“Lebih dari itu, sejalan dengan komitmen Clean Future yang diluncurkan divisi Home Care Unilever secara global tahun 2020 lalu sebagai langkah penting menuju komitmen net zero emissionsdari produk-produk kami pada tahun 2039, kami menggunakan pendekatan teknologi material yang mengoptimalkan ukuran dan berat kemasan, serta mengembangkan material alternatif untuk menggantikan plastik,” lanjut Ernest Basarah.
“Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Unilever Indonesia akan terus memainkan peranan sebagai produsen untuk mencegah permasalahan kesehatan di balik perubahan iklim dengan cara mengembangkan inovasi secara bertanggung jawab, memastikan ketersediaan produk, menyediakan produk yang berkualitas dan aman, serta memberikan edukasi berkelanjutan. Semoga pelaksanaan IHF akan semakin mempererat kerja sama dari semua pihak dalam menciptakan bumi dan keluarga Indonesia yang lebih sehat dan higienis,” tutup Nurdiana Darius.
Kebutuhan masyarakat untuk konsultasi kesehatan secara berkesinambungan di era digital didorong oleh lebih dari sekadar kemudahan akses. Perubahan dalam pola pikir dan tuntutan akan perawatan kesehatan yang lebih efisien dan efektif menjadi faktor utama dalam penerimaan teknologi ini. Maka teknologi yang terus berkembang memungkinkan aksesibilitas yang lebih besar terhadap layanan kesehatan, menghilangkan hambatan seperti jarak […]
Nyeri kepala intensitas berat, disertai mual muntah, mengganggu aktivitas, dan dapat disertai sensitivitas terhadap cahaya mau pun suara bising, dikatakan oleh Ahli Medis adalah migrain. Dan, ini bukanlah sakit kepala biasa. Karena itu, mereka yang mengalami migrain patut untuk segera berkonsultasi dengan Dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat,yang bila tidak, berujung mengganggu aktivitas yang selanjtnya […]
Mengingat kanker payudara merupakan jenis kanker yang terbanyak di Indonesia, terlebih, kanker juga dapat diderita pria, dan tercatat dengan frekuensi sekitar 1%, maka pada Peringatan ‘Bulan Peduli Kanker Payudara’, Cancer Information and Support Center (CISC), pada bulan Oktober, ini bermaksud berperan serta untuk menekan angka kasus baru dan kematian akibat kanker payudara. Peran serta CISC […]