Beriring dengan minat masyarakat terhadap olahraga yang terus meningkat, termasuk di Indonesia, dan menurut survei terbaru dari Strava, partisipasi dalam klub lari menunjukkan kenaikan menjadi 83%, sementara olahraga kelompok seperti bersepeda dan hiking meningkat hingga 95%, tiada lepas dengan gaya hidup yang lebih aktif, risiko nyeri otot pun menjadi bertambah. Terutama Delayed Onset Muscle Soreness […]
Musik adalah sesuatu yang ajaib. Dan bagi Yeni Purnama, wanita kelahiran Bandung, 24 Januari 1978 yang membekali diri dan mengantungi pengetahuan musik, Master Music Therapy dari DAYA Indonesia Performing Arts Academy, — Sekolah Seni Pertunjukkan Tari, Musik dan Drama yang didirikan oleh Prof. DR. Tjut Nyak Deviana Daudsjah, D.TH, musik adalah sesuatu yang tidak pernah dapat dirampas.
Tidak lepas dan karena telah tertanam dalam benak dan pikirannya bahwa musik merupakan nafas hidupnya. Sama seperti cinta. Yeye, panggilan akrab wanita lajang penikmat buku karya tulis John Piper, CS Lewis, ini merasa perlu menemukan pria yang satu frekuensi dengannya dalam ‘musik kehidupan”.
Berikut petikan wawancara Media Stylish-One dan Mensnation dengan Yeye saat berada di Jakarta, berkesempatan libur dari mengajar anak spesial — Berkebutuhan Khusus – di Vietnam yang telah ia jalani beberapa tahun lalu.
(Ki-Ka) : Dian Pelangi – Yeni Purnama – Prof. DR. Tjut Nyak Deviana Daudsjah, D.TH – Ali Akbar Sugiri
Awal bersisian dengan Musik, itu bagaimana kisahnya ?
Saya belajar bermain Electone secara formal di Sekolah Musik Yamaha Bandung dari kelas 6 SD. Sementara di rumah saya tidak mempunyai alat musik. Begitu pun tidak menghalangi saya untuk berkomitmen berlatih. Ada 2 cara yang saya gunakan : Pertama, menggambar tuts Electone di balik kertas almanak yang besar dan memainkannya seperti alat musik sebenarnya (tanpa bunyi, tentu)
Kedua, saya selalu mampir ke Gereja untuk berlatih. Mungkin melihat komitmen saya yang tinggi, Ayah saya memberikan kejutan kepada saya sebuah Electone! Semenjak itu, kemajuan saya bermusik berkembang pesat.
Awalnya, apa yang terlintas dari bermusik – sekadar hobi atau ….. ?
Saya tumbuh sebagai seorang anak yang introvert. Hobi saya menyendiri dan membaca buku. Setelah bermain Musik, secara otomatis, Musik menjadi teman baru saya. Berjam-jam berlatih dan mengulik Musik menjadi bagian kegiatan rutin saya bertahun-tahun. Jadi Musik bukan hanya sekedar hobi, akan tetapi menjadi sahabat dan bagian hidup jiwa saya yang sangat penting.
Apa tanggapan orangtua ketika Anda memutuskan bermusik dan bergelut di sana ?
Orangtua memberikan kebebasan untuk saya memutuskan karier dan masa depan. Mereka sepenuhnya percaya bahwa saya akan baik-baik saja dengan pilihan saya.
Adakah pesan dari orangtua sewaktu Anda menunjukkan serius di Dunia hiburan ?
Tidak berpesan secara eksplisit. Akan tetapi dukungannya sangat terasa. Dimulai dari Ayah saya mencoba merekam pertunjukkan konser-konser musik yang saya tidak sempat lihat, dan memberikannya kepada saya supaya saya bisa menyaksikannya.
Arti bermusik buat Anda ……………….
Segalanya. Musik adalah sesuatu yang tidak pernah bisa dirampas dalam nafas hidup saya.
Target apa yang ingin diraih dari bermusik ?
Seiring dengan waktu dan pengalaman, saya menemukan Dunia edukasi telah menjadi partner yang setara dengan pengalaman bermusik. Saya telah mengajar Musik lebih dari 20 tahun dan tidak pernah bosan-bosannya menekuni hal ini. Saya ingin lebih banyak memberikan dampak, bukan hanya untuk murid-murid, akan tetapi juga untuk teman-teman sesama pengajar Musik dan terutama untuk anak-anak berkebutuhan khusus, yang jarang diperhatikan oleh masyarakat.
Mengapa tertarik pedagogi ?
Sejak usia SD , di rumah, Ayah saya sudah melengkapi salah satu dinding rumah kami dengan papan tulis dan kapur. Dan kegiatan sehari-hari saya bermain guru-guruan dengan adik kakak. Dan teman-teman sekolah juga senang meminta bantuan kepada saya untuk menerangkan kembali pelajaran di sekolah. Perlahan-lahan, kesadaran saya akan talenta ini bertumbuh dan memang mengerjakan sesuatu yang menolong orang lain membuat saya bahagia.
Jadi menurut saya belajar dan menekuni pedagogi di berbagai subjek akan membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih rendah hati, peduli terhadap sesama. Dan kedepannya, jikalau mungkin untuk teknologi menggantikan peran Pendidik, saya rasa Guru akan menjadi salah satu posisi terakhir dan tersulit yang bisa tergantikan dengan teknologi. Mendidik insan manusia menjadi seorang pribadi yang baik, bukan hanya mengajar materi pembelajaran, itulah esensi pedagogi.
Saat ini Anda Vietnam, sejak kapan dan kenapa di sana dan apa yang dilakukan ?
Selama ini saya mengajar Musik di Indonesia, di berbagai Kota, di antaranya Jakarta, Bandung Tangerang, Sanur – Bali. Rekan-rekan pengajar Musik di Sekolah selalu menyemangati saya untul mencoba peluang mengajar di luar Indonesia karena mereka percaya saya mampu. Akan tetapi hal ini tidak mudah, saya harus berjuang dengan meningkatkan keahlian pedagogi.
Tepatnya pada tahun 2022 saya diberi kesempatan oleh Tuhan untuk mencicipi karier sebagai pengajar Musik di Hanoi, Vietnam. Vietnam adalah Negara pertama bagi saya untuk mengajar Musik di Sekolah Internasional di luar Indonesia. Ini merupakan doa saya sejak lama, lebih dari 10 tahun dan Tuhan mengabulkannya. Saya mengajar Musik di Sekolah Internasional di Hanoi, dari TK sampai kelas 10.
Perjalanan lancar saja ?
Ini tidaklah mudah, saya harus berjuang dengan meningkatkan keahlian pedagogi dan mengikuti training kurikulum Musik Internasional bertahun-tahun. Dan setelah 10 tahun akhirnya saya mendapatkan kesempatan ini.
Apa yang menjadi tantangan Anda ?
Tantangan terbesar yang saya hadapi adalah perbedaan Budaya di Negeri orang. Di sinilah kita harus menyadari bahwa kognitif saja tidak cukup. Menjadi guru di Negeri seberang membutuhkan lebih dari sekedar pedagogi, tapi juga menjadi pribadi yang menghargai perbedaan Budaya. Saya secara pribadi, mendorong semua insan pengajar di Indonesia, untuk tidak cepat puas diri dan terus meng- upgrade skill, dan niscaya, akan mendapatkan peluang yang sama seperti saya.
Selanjutnya, target Anda ?
Semangat dan mentalitas belajar seumur hidup ( Lifelong learner ). Jangan cepat puas hati dan menyandarkan diri kepada pengalaman semata untuk bermusik. Belajar kepada ahlinya, belajar dari sesama teman pengajar, baik yang seumuran, lebih tua, atau bahkan lebih muda sekali pun. Target saya adalah mendalami pedagogi Musik untuk semua kalangan Anak Berkebutuhan Khusus, dan kembali ke Indonesia untuk berkarya di bidang tersebut.
Lancar dan aktif di Dunia Seni (musik), Anda sudah tergolong sukses sudah sebagai pelaku Seni. Bagaimana dengan kehidupan pribadi ? Target menikah dan arti perkawinan ?
Kata ‘lancar’ sangat menggelitik telinga saya. Sangat naif untuk mengatakan bahwa kehidupan saya di Dunia seni musik lancar. Untuk saya, semua adalah perjuangan, jauh dari kelancaran. Karena kita berjuang, maka dari itu kita dapat menikmati hasil perjuangan tersebut. Kerja keras!
Pengertian sukses di mata saya adalah seberapa saya telah menjadi berkat untuk orang lain. Dengan pengertian ini, saya masih berjuang untuk sukses.
Kehidupan pribadi : Saya memandang kehidupan pribadi saya sebagai seorang yang berbahagia karena diberi kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang saya cintai dan memiliki keluarga beserta teman-teman yang mengerti perjuangan saya. Tidak perlu harus menikah untuk berbahagia. Menikahlah untuk berbahagia, bukan untuk memenuhi status sosial masyarakat. Pernikahan menurut hemat saya, harus menjadi berkat bagi pasangannya dan sesama, baik dalam lingkup kecil, dan jika Tuhan memberi kepercayaan lebih, bagi nusa dan bangsa.
Pria yang bagaimana yang membuat Anda jatuh cinta ?
Yang sefrekuensi seperti konsep garputala. Garputala berbentuk seperti huruf Y. Ada 2 tiang logam yang berhadapan. Keduanya menghasilkan frekuensi yang sama dan beresonansi. Resonansi menghasilkan suara yang padu. Jika menemukan seseorang yang berfrekuensi sama maka akan lebih mudah menjalani kehidupan bersama, baik dalam duka mau pun suka.
Arti cinta ?
Cinta adalah fondasi untuk seseorang melakukan pengorbanan dan ini yang membuat hakikat cinta mencapai keutuhan. Tanpa cinta, seseorang akan terpaksa untuk berkorban dan ini bukanlah cinta, tapi perbudakan. Bisa dalam arti diperbudak perusahaan, diperbudak kebutuhan hidup, atau status sosial. Terdengar ideal, hanya dengan cinta maka kebahagiaan hidup terpenuhi. Saya tidak percaya kebahagiaan berdasarkan materi semata.
Andai calon suami meminta Anda berhenti berkegiatan di bidang Seni, bagaimana Anda menyikapinya ?
Menurut saya ini adalah pertanyaan impossible if. Tidak mungkin orang seperti ini menjadi calon suami saya, hehehehe ……. Ehemmmmm ……
Jiwa dan hatinya tertambat pada dunia pendidikan. Dari bidang ini menjadikan dia bagai seorang Ilmuwan, membawanya kepada kebebasan berfikir. Itulah yang melekat pada sosok wanita berparas ayu yang bernama lengkap Fadra Hamid ini. Jakarta, 8 Maret 2018 – Di usianya yang ke-33 tahun, Fadra tergolong ke dalam sosok wanita yang tegar dalam melewati berbagai tantangan […]
Hidup memang harus dimaknai sebagai waktu mengasah bakat yang membawa kebahagiaan. Inilah yang dilakukan Alvina Hendradi. Wanita kelahiran Jakarta, 2 September 1978 ini merasakan bahwa dari semenjak usia belia bakatnya adalah bermusik. Namun, bekal Pendidkan awal tidaklah beriring. Pilihan profesi dan aktivitas, yang juga dialami oleh cukup banyak orang, seringkali tidak sesuai dengan Pendidikan awal. […]
Jika Anda adalah pria yang gentleman, smart, memiliki jiwa leadership, dan rendah hati, Anda berpeluang besar untuk meluluhkan hati seorang Mentari Novel. Buatlah penyandang S1 jurusan Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia, dan ‘Miss Grand Indonesia 2018’, ini menjadi tak nyaman, karena dipastikan Anda selalu mengganggu pikirannya. Itulah yang pernah diungkap oleh wanita pemilik postur tinggi […]