Sydney, 22 Februari 2018 – Qantas Group mengumumkan telah mencetak laba dasar sebelum pajak tertinggi sepanjang sejarah perusahaan, yaitu sebesar AUD976 juta, untuk periode enam bulan yang berakhir pada 31 Desember 2017.
Angka tersebut melampaui rekor paruh pertama tahun keuangan 2016 yang berjumlah AUD921 juta, dan berhasil dicapai kendati adanya peningkatan harga bahan bakar dan pertumbuhan kapasitas internasional. Selain itu, jika dibandingkan dengan paruh pertama tahun keuangan 2017, tercatat peningkatan 15% laba dasar sebelum pajak dan 20% laba berdasarkan undang-undang sebelum pajak.
”Kami berhasil mencatatkan hasil ini berkat investasi pada area yang berkontribusi pada pertumbuhan margin, serta implementasi strategi terkait jaringan yang memastikan bahwa kami menyediakan pesawat yang pas untuk rute yang tepat,” kata Group CEO Alan Joyce. Ia menambahkan bahwa Qantas berhasil mencapai seluruh target keuangan Grup, sehingga memungkinkan Qantas untuk terus menghadirkan hasil positif bagi para pemegang saham, berinvestasi lebih untuk kepuasan konsumen, dan memposisikan diri untuk masa depan.
Tingkat utang bersih terus menurun dan berada pada kisaran bawah, yaitu pada AUD5,1 miliar. Ini berarti 60% dari armada Qantas, termasuk dua pesawat 787-9 yang dibeli secara tunai, tidak terbebani oleh utang. Periode jatuh tempo pelunasan utang juga membaik hingga delapan tahun, dengan program utang perusahaan di angka AUD350 juta dan likuiditas jangka pendek terjaga kuat di angka AUD2.8 miliar.
Penghasilan dari perputaran modal investasi 12 bulan mencapai 20,9%, di mana semua segmen operasional mampu memberikan hasil yang melebihi rata-rata biaya modal. Panduan pengeluaran untuk belanja modal tahun keuangan 2018 dan 2019 tetap berada di angka AUD3,0 miliar, di luar penjualan aset bersih.
Arus kas operasi juga mengalami peningkatan sebesar 48% dan memecahkan rekor dengan angka AUD1,7 miliar. Ini berkontribusi pada tersedianya modal lebih untuk diinvestasikan kembali dan dibagikan pada para pemegang saham.
”Hasil ini mencakup pula keuntungan senilai AUD181 juta yang didapat dari transformasi yang sedang berjalan, dan merupakan bagian dari target tahunan rata-rata sebesar AUD400 juta. Pada akhirnya, disiplin adalah kunci di balik keberhasilan kami untuk terus memberikan hasil terbaik bagi para konsumen, pemegang saham, dan masyarakat di sekitar kami,” kata Joyce.
Qantas terus berupaya menjaga momentumnya setelah berhasil mempertahankan konsistensi performa selama beberapa tahun terakhir. Qantas juga akan terus melakukan investasi untuk masa depan, termasuk dengan menerima pesawat A320 baru untuk Jetstar, mendirikan akademi pelatihan pilot baru, dan berinvestasi lebih untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Pemesanan A320 untuk Jetstar
Jetstar telah memesan 99 pesawat A320 dan, mulai pertengahan 2020, akan mulai menerima 18 pesawat A321LR NEO baru dari pesanan tersebut.
Armada generasi terbaru dengan jarak tempuh yang lebih jauh ini dapat melayani rute-rute seperti dari Melbourne dan Sydney ke Bali, yang saat ini dilayani oleh 787-8 Dreamliner. Kehadiran empat pesawat jenis NEO jarak-jauh yang pertama juga akan meningkatkan kapasitas Qantas di rute-rute tersebut, sehingga berpotensi meluangkan sebagian waktu terbang 787-8 untuk kemudian melayani rute-rute wisata seperti Vietnam, Tiongkok, Thailand, dan Hawaii.
Kedelapan belas pesawat A321LR NEO tersebut rencananya akan diterima pada akhir 2022. Pesawat-pesawat tersebut akan menggantikan armada A320 lama Jetstar, yang sebelumnya digunakan pada sejumlah rute domestik dan internasional. Nantinya, masing-masing pesawat tersebut akan menghemat penggunaan bahan bakar hingga 15%.
Qantas Group Pilot Academy
Dengan adanya revitalisasi armada dan perluasan jaringan, Qantas Group tengah menjalankan program rekrutmen dan pelatihan terbesar di sepanjang sejarah perusahaan.
Sebagai bagian dari upayanya untuk menciptakan jaringan tenaga kerja yang berkelanjutan, maskapai nasional Australia ini akan mendirikan Qantas Group Pilot Academy pada tahun 2019. Pada awal berdirinya, akademi tersebut akan berfokus melatih hingga 100 pilot baru setiap tahunnya untuk langsung bergabung dengan Grup. Tergantung pada permintaan dari sektor-sektor lainnya di industri penerbangan, angka ini dapat tumbuh hingga 500 pilot per tahun dengan skema fee-for-service. Rencana ini mencerminkan investasi sebesar hingga AUD20 juta dari struktur biaya tahun keuangan 2019.
Investasi terkait produk
Qantas juga telah mengumumkan beberapa investasi tambahan untuk meningkatkan kepuasan konsumen, termasuk:
Renovasi Sydney International Business Lounge secara menyeluruh, termasuk peningkatan kapasitas sebesar 30%.
Terus meluncurkan layanan Wi-Fi untuk rute domestik, kira-kira pada satu pesawat setiap minggunya; saat ini 22 pesawat Boeing 737 telah dilengkapi dengan jaringan internet.
Project Sunrise terus berjalan, agar Qantas bisa mulai mengoperasikan penerbangan tanpa transit dari pantai timur Australia ke London dan New York pada tahun 2022.
“Tahun ini merupakan tahun transisi bagi Qantas International dan landasan untuk masa depan yang lebih cerah,” kata Joyce. ”Kami telah menambahkan Dreamliner dalam armada Qantas, serta melakukan sejumlah perubahan penting pada rute penerbangan ke Eropa dan di jaringan Australia-New Zealand, yang akan membawa keuntungan signifikan untuk tahun keuangan 2019.”
Ke depannya, Qantas Group memproyeksikan pertumbuhan permintaan konsumen yang sehat, sejalan dengan membaiknya situasi global.
Redaksi Stylish One