Yogyakarta, 5 Maret 2018 – Dikenal sebagai kota pelajar. Juga dikenal dan lekat dengan warisan budaya, kesenian dan kuliner, tentu Kota ini menjadi tujuan destinasi yang memukau. Kelengkapan itulah yang dimiliki Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Namun kemanakah warga Yogya pergi untuk menikmati hidangan-hidangan penganan khas Yogya sehari-hari, yang nikmatnya juga bisa dirasakan oleh wisatawan lokal maupun manca Negara?
Kali ini, Stylishon, kami ajak untuk mengintip beberapa tempat warga Yogya menikmati kulinernya, seperti yang di tuturkan oleh Dyah Angreini.
Manuk Nom
Nama makanan pencuci mulut khas Yogya yang unik, dalam bahasa Indonesia artinya “Burung Muda”. Lucunya, diberi nama Manuk Nom padahal tidak ada hubungannya dengan burung.
Makanan pencuci mulus khas Yogya berupa pudding, yang terbuat dari perpaduan tape ketan hijau dan telur, ini sangat digemari oleh para Sultan.
“Burung Muda” dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti burung, dengan sayap dari kripik melinjo. Sebuah perpaduan yang unik.
Salah satu pencuci mulut khas Yogya, ini harus dicoba ketika berada Stylishon, terutama, berada di Yogya.
Soto Bu Cip
When in Rome do like the Romans do, but when you’re in Yogya, do like the Yogyans do.
Soto adalah salah satu menu sarapan favorit orang Yogya. Rumah makan Soto bu Cip terletak Jl. MayJend S. Parman, Patangpuluhan, bisa menjadi pilihan tepat. Yang menghadirkan soto bening daging sapi kuah yang gurih. Merupakan menu sederhana dengan rasa istimewa.
Akan tambah sedap dengan teman gorengan yang tersediakan, di antaranya tahu, perkedel, babat dan lain-lain.
Untuk dapat memenuhi selera sarapan pagi di rumah makan Soto Bu Cipto, sebaiknya Stylishon (Anda) tidak datang kesiangan. Karena, waktu baru saja menunjuk di angkai 10.00, Stylishon (Anda) bakal kehabisan.
Penasaran? Maka jangan malas untuk bangun pagi untuk mengejar soto Bu Cip untuk pemenuhan sarapan ketika berada di Yogya.
Mangut Lele Mbah Marto
Salah satu tempat kuliner yang cukup terkenal jika Stylishon penggemar ikan lele, bersegeralah menuju sebuah gang kecil di daerah kecamatan Sewon, Bantul.
Begitu menginjakkan kaki di sana, Stylishon (Anda), akan langsung digiring ke dapur untuk mengambil nasi sendiri dan mengambil ikan lele serta lauk lainnya. Dan juga tersedia daun singkong, gudeg, sambal krecek, serta beberapa lainnya.
Sesudah menyendok penganan di dapur, Stylishon bisa menyantap di teras, atau di meja yang disediakan.
Maka, suasana dapur desa menambah uniknya pengalaman makan mangut lele legendaris ini.
Selamat mencoba!
Wiwied Muljana