Mendengar orang sakit kepala, mulai dari keluhan kepala berdenyut, nyeri dan pusing, sudah tidak asing.
Sakit kepala bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Maka
karena begitu lekatnya, dianggap penyakit biasa.
Benarkan demikian ?
Sakit kepala, olah sebagian bahkan kebanyakan orang dianggap sebagai salah satu penyakit ringan, karena biasa terjadi. Dan karena bisa dialami setiap orang maka sakit kepala dipandang penyakit “biasa”, maka dianggap tidak membahayakan.
Bila dianggap tidak perlu dicemaskan, karena tanpa harus berurusan dengan dokter sekalipun, sakit kepala akan menghilang setelah si penderita mencukupi waktu tidurnya dengan baik 8 jam, makan tidak terlambat (sesuai waktu) dan lebih rileks.
Bahkan oleh sebagian oenderita mengatakan, sakit kepala bisa hilang setelah tubunya dibakur minyak angin atau dikerok.
Perihal menempuh pengobatan sakit kepala dengan jalur instan, baik dengan cara kerokan atau mengonsumsi obat bebas penghilang sakit kepala, dr. Prasna Pramita, SpPD, MARS, FINASIM, mengatakan, bahwa sebenarnya tidak ada data atau penelitian yang mengatakan kerokan dapat menyembuhkan seseorang dari sakit kepala.
Mengonsumsi obat bebas untuk mengatasi sakit kepala boleh-boleh saja, tetapi tetap hanya sebatas yang diperlukan.
“Dan bila setelah mengonsumsi obat bebas, lalu sampai berulang tapi sakit kepala tidak juga hilang, kemungkinan terburuk yang ditakutkan adalah adanya kanker otak. Unrtuk itu, maka perlu menghubungi dokter untuk dilakukan cek lebih lanjut,” ujar dokter Prasna Pramita.
Segera Diatasi
Sakit kepala, dalam bahasa medis sebagai chephalalgia — tak sedikit dsertai rasa tujuh keliling bahkan muntah — menurut dokter Prasna Pramita, bisa terjadi karena beberapa hal seperti ketegangan otot, kelelahan mata, kurang cairan, gula darah rendah, sinusitis, atau karena adanya infeksi, tekanan darah tinggi dan adanya tumor otak. Juga sebab stres, bisa mungkin akibat pekerjaan yang menumpuk dan kunjung selesai, masalah keungan, hingga menghadapi kemelut rumah tangga.
Ada dua jenis sakit kepala, yaitu primer dan sekunder.
Sakit kepala primer adalah sakit yang timbul sebagai respon terhadap stres, cuaca, ketidak-seimbangan hormon, ketegangan otot wajah dan leher.
Sedangkan sakit kepala sekunder dapat disebabkan oleh influenza, radang sinus, tekanan darah tinggi, stroke, cedera kepala, tumor otak dan gangguan metabolisme.
Seperti dikatakan oleh dokter Prasna Pramita, cara tepat dalam mengatasi sakit kepala jika sakit kepala tidak juga pulih setelah melakukan beragam cara, termasuk mengonsumsi berbagai obat, adalah segera menghubungi ahlinya, untuk selanjutnya berkonsultasi.
Bila memiliki riwayat penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes atau jantung, sebaiknya sampaikan kepada dokter. Hal ini sangat berguna untuk mendeteksii jenis nyeri sakit kepala.Untuk kemudian, dokter pun akan memberikann obat yang tepat yang tidak menimbulkan efek samping terhadap kesehatan si penderita.
[]Andriza Hamzah
ME 2012