Perubahan postur dengan beranjaknya usia menua atau lansia, merupakan hal yang umum ditemui. Namun, perubahan postur ini, juga bisa disebabkan karena adanya gangguan kesehatan. Maka akan sangat bijaksana untuk melakukan pemantauan sejak dini pada kondisi tulang belakang.
Spesialis Bedah Ortopedi RS Premier Bintaro, dr. Omar Luthfi, SpOT, menyatakan perubahan postur tubuh yaitu kecenderungan badan membungkuk pada lansia bisa disebabkan oleh dua faktor.
“Ada yang karena memang tulang punggungnya membungkuk. Tapi ada juga yang mendapatkan kenyamanan dengan membungkukkan badannya. Untuk memastikannya, tentu perlu dilakukan pemeriksaan secara langsung dan secara menyeluruh,” kata dr. Omar dalam talkshow kesehatan online, Jumat (22/10/2021).
Ia menjelaskan dan mengurai, bahwa tulang punggung yang membungkuk pada lansia, adalah akibat dari penurunan massa tulang. “Akibat osteoporosis, biasanya akan muncul micro–fracture pada tulang. Kondisi retak ini sangat halus sekali tapi bisa menyerang sepanjang tulang punggung. Dalam jumlah banyak, keretakan ini akhirnya menyebabkan tulang punggung lansia menjadi bungkuk.”
Berbeda dengan lansia yang mencari kenyamanan dengan membungkuk, adalah karena ada gangguan syaraf terjepit pada punggungnya.
“Karena ada yang terjepit, para lansia, ini merasa lebih nyaman jika membungkuk. Padahal, mereka bisa saja tegak, tapi mungkin karena merasakan sakit. Atau jika tidak terasa sakit, tapi ada rasa kurang nyaman, yang akhirnya mereka membungkuk,” urainya lebih lanjut.
Usia Muda Jauhkan ……
Untuk mencegah perubahan postur tubuh menjadi bungkuk di massa lansia, dr. Omar menyatakan ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan seseorang sejak usia muda.
“Puncak kepadatan tulang terjadi pada umur 20-30 tahun. Sehingga, kalau kita ingin menjaga kepadatan tulang itu lebih lama maka kita perlu menjaga kecukupan asupan nutrisi dan kalsium bagi tubuh. Vitamin tubuh juga mencukupi. Dan dilengkapi dengan aktivitas yang cukup dan rutin. Begitu pula dengan paparan sinar Matahari, juga harus cukup.,” paparnya.
Selain itu, sejak usia muda, perlu juga menjauhi rokok dan minuman alkohol. Karena dua gaya hidup tersebut dipercaya mampu menurunkan tingkat kepadatan tulang.
“Untuk kasus syaraf terjepit, jika memang masih dalam taraf awal, bisa diupayakan dengan pain management. Tapi jika memang kondisinya sudah tahap lanjut, yang artinya membutuhkan operasi untuk memperbaiki postur tubuh dan menghilangkan rasa sakit maka metode yang terbaru saatm, ini minimal invasif, memang dikembangkan dengan pertimbangan sakit tulang belakang itu mayoritas diderita oleh orang tua atau lansia. Jadi tak perlu khawatir,” paparnya lebih lanjut.
Secara lebih rinci, Spesialis Bedah Ortopedi RS Premier Bintaro, dr. Asrafi Rizki Gatam, SpOT.K.Spine menyampaikan bahwa langkah lanjutan terkait terapi tulang punggung harus lah benar-benar berdasarkan diagnosa yang tepat.
“Jadi harus ada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, untuk memastikan gangguan apa yang terjadi pada tulang punggung,” kata Rizki dalam kesempatan yang sama.
Ia juga menyampaikan bahwa diagnosa juga harus didasarkan pada kondisi lansia tersebut sejak muda.
“Misalnya ada pasien yang mengalami perubahan postur menjadi membungkuk tapi tidak mengeluhkan sakit. Artinya, selain MRI, juga diperlukan pengecekan postur, apakah memang memiliki kecenderungan membungkuk sejak muda yang terbawa hingga tua,” ujarnya.
Ketepatan diagnosa, lanjutnya, sangat penting dalam memutuskan langkah selanjutnya dan tindakan apa yang harus dilakukan.
“Harapannya tentu langkah yang diambil, benar-benar menjadi solusi atas keluhan lansia,” pungkasnya.
[]Natasha Syaini
Photo : NS
Ket Foto 1 :
dr. Asrafi Rizki Gatam, SpOT.K.Spine
Ket Foto 2 :
dr. Omar Luthfi, SpOT,