Rexona Run, ajang lari tahunan yang diusung Rexona bertujuan mendukung semua pelari – baik pemula mau pun berpengalaman – dalam perjalanan mereka menjadi lebih aktif dan #LanjutTerus bergerak, kembali dihadirkan. Rexona Run 2024 yang digelar pada 17 November 2024 di Digital Hub BSD City, Rexona Run 2024 berjalan lancer dan sukses, bahkan menawan. Melibatkan 3.500 […]
Bukan karena keindahannya maka Anggrek Bulan atau Phalaenopsis Amabilis, oleh Pemerintah Indonesia telah dijadikan
Puspa Pesona. Tapi, karena Anggrek Bulan memang merupakan bunga asli
Indonesia.
Staf Agro
Taman Buah Mekarsari Sodikin memaparkan keindahan Anggrek Bulan terletak pada
kelopak bunganya yang lebar dan masa mekar yang lama. Tercatat, Anggrek Bulan
bisa mekar hingga sekitar tiga minggu.
“Karakteristik Anggrek Bulan ini, dia
tidak menyukai sinar matahari yang terlalu langsung. Karena itu, dia bertumbuh
di pohon, terutama di pohon yang rindang,” kata Sodikin saat ditemui di
Area Nursery Taman Buah Mekarsari, Bogor, Selasa (31/3/2020).
Daunnya berwarna hijau dengan bentuk
memanjang. Sementara akarnya berwarna putih, berbentuk bulat memanjang dan
terasa berdaging.
“Bunganya berbentuk khas dan tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak bunga biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga,” paparnya seraya menunjukkan koleksi Anggrek Bulan milik Taman Buah Mekarsari.
“Satu helai mahkota bunga termodifikasi
membentuk semacam “lidah” yang melindungi suatu struktur aksesoris
yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat pendek
dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil yang disebut politik dan
terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk
dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Bunga dapat tumbuh hingga diameter 10
cm lebih,” urai Sodikin lebih lanjut.
Walau pun Anggrek Bulan asli Indonesia — dapat
ditemukan di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Ambon hingga Papua —
tapi menurut Ahli Botani Taman Buah
Mekarsari Gregorius Hambali, saat ini
sudah banyak ditemukan di luar Indonesia.
“Contohnya di Singapura. Bahkan di
Taiwan ada tempat pengembangannya, yang mampu mencapai silangan baru, yang
hasilnya lebih bagus,” kata Greg, demikian ia akrab disapa.
Pengembangan Anggrek Bulan di luar Negeri, Greg menambahkan, membuat spesies Anggrek Bulan yang asli
Indonesia tidak begitu dikenal.
“Kebanyakan sudah disilangkan di luar
Negeri. Di Indonesia sendiri, tidak terlalu banyak yang mengembangkan. Tapi
positifnya, dengan banyaknya Anggrek Bulan yang berasal dari luar, maka Anggrek
Bulan yang asli di hutan menjadi tidak terganggu,” pungkasnya.
Panjangnya musim kemarau berlangsung, tak pelak, suhu bumi berpotensi makin meningkat, pelepasan emisi semakin besar, dan lapisan ozon semakin menipis. Perubahan iklim adalah tantangan besar kehidupan manusia saat ini dan menjadi faktor penentu keselamatan bumi. Maka pemuda pun menjadi tumpuan harapan untuk dapat mewariskan lingkungan hidup yang sehat kepada generasi berikutnya. Kiranya, inilah yang menjadi […]
Sejak diluncurkan pada Minggu, 29 September 2019, produk pelumas synthetic terbaru “Pertamina Fastron Eco Green” mendapat perhatian khusus oleh para konsumen. Produk ini merupakan pelumas khusus yang diformulasikan bagi kendaraan Low Cost Green Car (LCGC) yang ramah lingkungan dan mampu melindungi kendaraan dengan lebih baik. PT Pertamina (Persero), melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Lubricants berupaya […]
Berpegang pada komitmen jangka panjang untuk mengatasi persoalan sampah yang menunjukkan keprihatinan, — diprediksi 71.3 juta ton timbunan sampah mengganggu Indonesia pada 2025 dan 15% dari jumlah tersebut merupakan sampah plastik, mayoritas bersumber dari rumah tangga –, PT Unilever Indonesia, TbK., tahun ini, di tengah peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HSPN), melakukan trobosan memukau. Hadirkan […]