Kepulauan Maluku, tak beda dengan Kepulauan-Kepulauan lain di Tanah Air Indonesia, berpesona. Dari sana, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia melakukan kunjungan kerja secara virtual, di Minggu kedua bulan Desember 2020, ke sejumlah Pemangku kepentingan di Provinsi Maluku, untuk mendiskusikan peluang Perdagangan dan investasi.
”Provinsi Maluku, dan Indonesia bagian Timur pada umumnya, memiliki potensi
yang belum tergali untuk Perdagangan dan investasi yang lebih besar dengan
Eropa. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) saat ini tengah
dirundingkan dan setelah berhasil dirampungkan maka ini akan meningkatkan Perdagangan
dan memfasilitasi investasi bagi kedua belah pihak. Ini akan mampu menciptakan
lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” demikian dikatakan oleh Duta
Besar Uni Eropa Vincent Piket.
Tidak terlepas, sepanjang lebih dari 30 tahun Uni Eropa telah bermitra dengan Indonesia untuk melaksanakan prioritas bersama, termasuk perdagangan dan investasi.
Tahun lalu, Uni Eropa meluncurkan program lima tahun yaitu ARISE+ Indonesia
Trade Support Facility senilai 15 juta euro.
Program ini memberikan dukungan teknis kepada Pemerintah Indonesia dan
Perusahaan-Perusahaan untuk meningkatkan kapasitas ekspornya dan memenuhi aturan
dan standar perdagangan Internasional.
”Termasuk dalam program ini adalah bantuan penanganan masalah Sanitary and Phythosanitary (SPS) di
bidang perikanan dan pala, yang merupakan dua sektor penting di Provinsi
Maluku,”Vincent Piket menambahkan.
Dalam kunjungan kerja virtual tersebut,
Delegasi Uni Eropa bekerja sama dengan Pemda Maluku dan KADIN Maluku
menyelenggarakan diskusi panel tentang manfaat CEPA, yang menghadirkan Marika Jakas, Kepala Bagian Perdagangan
dan Ekonomi, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia; Olvy Andrianita, Direktur Pengembangan Produk Ekspor,
Kementerian Perdagangan; Wahyuni Bahar,
Ketua Komite Tetap Lembaga Multilateral dan Perjanjian Perdagangan Bebas, KADIN
Indonesia; dan Wichard von Harrach,
Wakil Ketua Kamar Dagang Eropa di Indonesia (EuroCham).
Pada kesempatan ini juga digelar sesi yang membahas potensi ekspor ke Negara-Negara
Eropa, mengetengahkan Dr Anton Lailossa,
Kepala BAPPEDA Provinsi Maluku; Sylvie
Coulon, Policy Officer Direktorat
Kesehatan dan Keamanan Pangan, Komisi Eropa; dan Elvis Pattiselano, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan,
Provinsi Maluku.
Maluku memiliki nilai historis dengan Uni
Eropa di bidang rempah-rempah dan pariwisata khususnya Negeri Belanda. Maluku
kaya dengan rempah-rempah pala. Semoga depannya, jalninan kemitraan, ini akan membuat
perdagangan dari Maluku, makin lamcar. Demikian harapan dan kata yang
disampaikan oleh para Pemangku kepentingan Provinsi Kepulauan Maluku.
Acara diakhiri dengan sesi mengenai peluang investasi dan kemitraan usaha
yang diisi oleh pembicara Frederic
Fontan, Wakil Ketua Kelompok Kerja Energi bidang pembangkit listrik, EuroCham; Sam Latuconsina,
Ketua KADIN Maluku; dan Suryadi Sabirin,
Kepala Dinas PMPTSP Maluku.
Uni Eropa terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan Pemerintah
Indonesia. Setelah Maluku, kunjungan kerja akan diselenggarakan juga pada tahun
2021 dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Sumatera Selatan dan Kalimantan
Timur.
[]Andriza
Hamzah
Photo : Ist