Rexona Run, ajang lari tahunan yang diusung Rexona bertujuan mendukung semua pelari – baik pemula mau pun berpengalaman – dalam perjalanan mereka menjadi lebih aktif dan #LanjutTerus bergerak, kembali dihadirkan. Rexona Run 2024 yang digelar pada 17 November 2024 di Digital Hub BSD City, Rexona Run 2024 berjalan lancer dan sukses, bahkan menawan. Melibatkan 3.500 […]
Memahami apa yang
dibutuhkan konsumen merupakan kunci dari keberhasilan untuk bisa tetap bertahan
d itengah hantaman pandemi dan juga
beragam produk busana Muslim impor.
Pemilik brandaneuku dan dua sister brand,
Tirmala dan alana, Neng Ane Husnu Diniah
menyatakan tetap optimis dalam menjalani bisnis busana Muslim di tengah pandemi.
“Walau pun
mengalami penurunan penjualan tapi tidak sampai harus menutup usaha. Yang
penting kita tetap bisa membaca apa yang dibutuhkan konsumen atau pasar.
Mungkin karena saya sudah lama juga menjalani usaha baju begini, jadi bisa
menyadari apa yang dibutuhkan market,”
kata Ane saat ditemui di home–workshop miliknya di wilayah Bendungan
Hilir Jakarta Pusat, Selasa (11/5/2021).
Tak salah jika Ane
menyebutkan pentingnya memahami apa yang dibutuhkan konsumen, karena
perdagangan sudah menjadi bagian hidup Ane sejak ia kecil. Di mana keluarga
besarnya melakukan perdagangan sebagai mata pencaharian keluarganya.
“Dulu, orang tua melakukan
perdagangan di bidang obat-obatan. Ya
apotek, toko obat atau kosmetik. Karena saya masih muda, inginnya yang tren di kalangan anak muda juga. Ya baju,
pakaian, pokoknya yang stylish gitu,”
tutur pengusaha cantik yang tergabung dalam komunitas UMKM PBA.
Tak hanya mencari pakaian
ke Jakarta dan Bandung, ia dan suami juga menjadi franchise dari dua brand
besar pakaian Muslim di Garut sejak tahun 2004.
“Kami pindah ke
Jakarta itu tahun 2007. Di Jakarta jadi semakin banyak tahu model pakaian.
Akhirnya pada suatu titik, saya merasakan apa yang ada di pasaran itu tidak
bisa memenuhi beberapa segmen pembeli.
Misalnya dari segi ukuran. Banyak yang harus disesuaikan dengan tubuh pembeli
baju Muslim, yang ongkosnya itu bisa setengah dari harga baju,” urainya.
Kondisi tersebut
akhirnya memicu Ane untuk mendirikan brand
pertamanya, aneuku, tepatnya tahun 2016, dengan bekerja sama dengan
temannya yang memiliki konfeksi.
“Jadi apa yang
saya buat itu bisa menjawab apa yang diinginkan market Indonesia. Dan sejak launching di November 2016, aneuku
langsung booming. Bulan Januari 2017,
saya sudah balik modal,” urainya lebih lanjut.
Bahkan, brand aneuku sempat dicatut namanya dan
produk aneuku dijiplak oleh beberapa pedagang di dua lokasi perbelanjaan busana
Muslim di Jakarta.
“Awalnya saya punya toko di Tamcit selain penjualan online. Karena untuk awal pasti banyak
yang menanyakan bisa beli di toko mana. Tapi berjalannya waktu, terlihat
penjualan online sudah mencapai 90
persen dari total penjualan. Akhirnya saya fokus ke online saja,” ungkap wanita cantik yang bertubuh kecil ini.
Hingga saat ini, Ane
menyebutkan aneuku sudah memiliki sekitar 80 reseller di seluruh Indonesia dengan sistem kerja sama yang sangat
meringankan reseller.
“Karena dulu saya
sudah merasakan juga jadi reseller, maka saya tidak mau memberatkan reseller. Jadi tidak perlu ada deposit
atau persyaratan yang memberatkan. Sistemnya, setiap beli bisa dapat diskon
tapi semakin besar jumlah pembelian ya diskonnya semakin besar,” urainya.
Ane saat ini juga sudah
memiliki dua konveksi, di Cinere dan Depok.
“Kalau untuk
aneuku itu di Depok. Tapi yang di Cinere itu gabungan untuk brand lainnya,”
ungkapnya.
Untuk penjualan produk
aneuku yang berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp1 juta, Ane menyatakan masih
optimis tetap bisa menjawab kebutuhan pasar.
“Begitu pula
dengan sister brand aneuku, Tirmala
yang berada di range Rp159 ribu hingga Rp500 ribu dan Alana yang dijual mulai
di harga Rp199 ribu hingga Rp600 ribu, insha Allah masih bisa bertahan,”
pungkasnya.
Klinik kecantikan di kota-kota besar di Tanah Air, jumlahnya terus bertumbuh. Kondisi ini seiring dengan kian meningkatnya jumlah masyarakat yang peduli akan perawatan kulit tubuh, terlebih kulit wajah, agar tetap menawan. Dan, waktu membuktikan tampil dengan kulit sehat dan berseri bukan lagi hanya impian kaum wanita, melainkan pria pun mulai peduli. Hal itulah yang menjadi […]
Untuk memperkuat tim, dan tentu beriring untuk menghasilkan kerja prima, Dentsu Indonesia, lakukan penunjukan Aloysia Dian (Aloy), CEO Media Service Line, dan menyambut Chief Growth Officer pertamanya, Laode Hartanto (Tanto). Penempatan posisi baru pada jajaran kepemimpinan tersebut melanjutkan momentum yang kuat bagi dentsu Indonesia, termasuk penunjukan terbaru Prakash Kamdar sebagai CEO dentsu Indonesia, promosi Wisnu […]
Tepatnya tahun 2020. Anak muda asal Indonesia, Kyla Christie, 19 tahun, menorehka tinta emas untuk Negeri tempat ia lahir dan tumbuh, dengan meraih “Putri Diana Award”. Merupakan penghargaan paling bergengsi yang diberikan kepada anak muda berusia 9-25 tahun yang berkecimpung dalam aksi sosial dan kemanusiaan. Pengumumaan “The Diana Award”, — penghargaan yang didirikan untuk untuk […]