Dari semenjak pertama kali hadir di Indonesia pada Oktober 2014, IKEA Indonesia terus berkomitmen menghadirkan solusi rumah tangga yang terjangkau, fungsional, dan penuh inspirasi. Sangat terlihat nyata dan tidak dimungkiri, rangkaian perabot IKEA yang lekat dengan rangkaian perabot rumah tangga, didesain dengan baik, fungsional dan diproduksi melalui riset dan pengembangan, quality control yang ketat melekat dan menjadi […]
Kuliner Indonesia untuk mendunia kiranya tak
bisa hanya dilakukan dengan membangun jaringan rumah makan Indonesia. Tapi
harus lebih dengan pola infiltrasi yang
lebih rendah biaya dan lebih menyesuaikan dengan bahan kuliner asli di Negara
dituju.
Pakar Kuliner Indonesia William Wongso menyatakan untuk memasuki kancah kuliner Indonesia
tak bisa dilakukan dengan hanya membangun jaringan penyedia kuliner saja. Yang
tentunya membutuhkan dana besar.
“Hegemoni
cita rasa makanan Barat itu sudah luntur. Dengan kecanggihan teknologi saat,
ini mereka sudah bisa melihat berbagai
makanan dari Negara lain. Termasuk Indonesia. Dan mereka menginginkan makanan
yang mereka anggap baru. Jadi kenapa tidak kita mengekspor bumbu jadi ke sana ?
Biarkan mereka mengeksplorasi makanan Indonesia dengan bantuan bumbu jadi yang
kita ekspor,” kata William dalam diskusi online rempah, Sabtu (12/6/2021).
Ia menyebutkan, agak rumit bagi masyarakat
luar Negeri untuk mengolah bumbu Indonesia dan membuat makanan Indonesia
sendiri.
“Dan kalau kita hanya perkenalkan masakannya, sekali pun mereka memuji enak, tetapi ketika ingin makan lagi, bagaimana ? Sementara tidak ada restoran Indonesia atau jarang ditemui di Negara itu. Akhirnya, cuma sampai di situ ceritanya,” ujarnya.
Maka solusinya, “Kita sediakan bumbunya,”
kata William. Juga menyebutkan bahwa dengan menyediakan bumbu Indonesia di Negara
lainnya, akan memberikan kelonggaran bagi masyarakat lokal untuk mengolah bahan
asli mereka sendiri dengan bumbu Indonesia.
“Jadi mereka memiliki makanan yang
bahannya familiar tapi dengan cita rasa
baru. Dengan profil baru. Contohnya seperti saat saya ke Afrika, saya mengolah Wildebeest, yang memang asli sumber
protein di sana, lalu saya jadikan rendang dan sate. Mereka familiar dan mereka suka rasa barunya,” ujarnya lagi.
William juga menyebutkan, harus
dipertimbangkan keberadaan perantauan Indonesia di Negara lainnya.
Ia menyatakan market bentukan, dalam artian sebuah jaringan rumah makan tidak
akan bisa menyaingi market asli yang timbul akibat kehidupan para migran.
“Kembali saya contohkan Vietnam. Pada
tahun 1960an, orang Vietnam datang ke Amerika. Mungkin masih ingat dengan kasus
people boat. Dan saat ini mereka
sudah hidup dan berkembang di Amerika. Salah satunya kota San Jose, yang bahkan
Walikotanya saja orang Vietnam. Di kota itu, budaya Vietnam sudah sangat kental,
termasuk ketersediaan makanan dan bumbu asli Vietnam yang sengaja mereka impor
langsung dari Vietnam,” paparnya.
Tak hanya untuk kebutuhan kota itu saja, bahkan juga terjadi distribusi ke kota lainnya di Amerika Serikat bagi kebutuhan kuliner Vietnam.
“Sementara, kalau kita di luar Negeri,
jangan kan mencari deretan restoran Indonesia, mencari santan saja susah.
Jangan bandingkan dengan Thailand yang sudah memiliki 25 ribu jaringan kuliner
di seluruh Dunia dengan nilai ekspor kuliner hingga miliaran Dollar
Amerika,” ujar William.
Terakhir, William menyebutkan cara lainnya
untuk menembus market Negara lain
adalah dengan membangun jaringan penjualan makanan yang low cost.
“Di Amerika, banyak orang Indonesia yang
membuka franchise kuliner tapi bukan
makanan Indonesia. Mereka buka warung sushi.
Semuanya disuplai, mulai bahan ikannya yang sudah berbentuk potongan sushi, hingga sausnya. Jadi yang
dilakukan hanya pelatihan untuk menggabungkan makanan itu menjadi makanan siap
makan lalu dijual. Nah kalau warung Indonesia, inginnya jual makanan Indonesia dan
seperti di Indonesia, tentu hHarus ada pekerja yang menyiapkan bumbu, yang
memasak lalu menyajikan. Itu kesemua high cost. Ditambah bumbunya juga susah
didapatkan,” ungkapnya.
“Orang Barat kan suka barbeque. Kita perkenalkan sate. Dikemas sehingga bisa tahan lama dan siapkan
juga variasi bumbunya. Lantas sosialisasikan bahwa sate bisa dimakan bersama wine atau beer atau disandingkan dengan makanan dan minuman asli mereka.
Tentunya tanpa ribet mempersiapkan
makanan tersebut,” pungkasnya.
Bango produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. kembali mempersembahkan Festival Jajanan Bango 2022 bertema “Kenali Rasanya Indonesia” bertempat di Plaza Timur dan Parkir Timur GBK Senayan, pada 28 – 30 Oktober 2022. Kegiatan, ini sekaligus mengusung semangat peringatan Hari Sumpah Pemuda, dan didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI untuk menyatukan tekad seluruh #PejuangRasanyaIndonesia dalam […]
Resto yang menghadirkan ragam menu dengan citarasa menggoda, dengan harga standar, dan keberadaannya di Indonesia dengan pilihan lokasi-lokasi terjangkau, tidak berkesudahan hadirkan menu mendebarkan. Inovasi terbaru yang diterobos McDonald’s Indonesia, pada bulan kemerdekaan, ini menghadirkan rangkaian menu dengan tema “Ini Rasa Kita!”. Terinspirasi dari menu-menu makanan Indonesia, rangkaian menu “Ini Rasa Kita!”, tersedia di seluruh […]
Menggelitik cita rasa, begitulah yang Anda rasa ketika menikmati penganan dari bahan spesial yang dihadirkan CEDEA. Merupakan merek dagang dari PT CitraDimensi Arthali, yang di tahun ini, 2024, merayakan dua dekade dedikasi dan inovasi dalam industri makanan olahan ikan berbasis surimi yang juga dikenal dengan sebutan surimi seafood di Indonesia. Bagaimana tidak, menginjak 20 tahun […]