Lifestyle

UOB Indonesia : Terkini, 3 Tantangan Yang Dihadapi Wanita

Berjalannya waktu,  terkini terasa keindahan  dan berpesonanya, melihat  kian banyak saja wanita yang menggandrungi tren  investasi. Mereka tak hanya  bersentuhan, tetapi berdekap dengan invetsasi yang diyakini pilihan terbaik. Tak lepas karena wanita memiliki peran penting di keluarga, terutama dalam membuat keputusan terkait keuangan dan mengatur keuangan keluarga.

Kiranya, dari melihat hal itu jualah, UOB Indonesia terus dan berkesinambungan  memainkan peran sebagai katalis dan pendorong untuk mendukung pemberdayaan wanita, Tentu untuk tujuan, membantu mereka  mendapatkan produk dan layanan keuangan yang tepat guna membangun masa depan yang aman dan sejahtera, . 

Terkait untuk mensosialisasikan produknya yang menawan, UOB  menggelar literasi bertajuk “Building Inclusive Economies”.

Acara yang berlangsung pafa medio bulan Agustus 2023, ditandai peresmiannya dibuka dengan hantaran kata sambutan dari Maya Rozano, Senior Vice President  Head of Strategic Communicatios and Brand,  menyampaikan pada sesi ini membahas peran penting wanita di Indonesia yang tidak hanya di tingkat rumah tangga, tetapi juga potensi dan kemampuan yang signifikan untuk memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Demikian halnya yang juga disampaikan oleh Head of Deposit & Wealth Management UOB Indonesia, Vera Margaret, di acara gelar literasi, bertemoat  di Teras Ramayana Kempinski, Jakarta, menghadirkan narasumber Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani dan Plt. Kepala Grup Komunikasi Publik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sekar Putih Djarot

Lebih lanjut dikatakannya, bahwa  tren investasi yang digandrungi wanita  biasanya yang memiliki jangka pendek dan pendapatan tetap. Dan beberapa contoh investasi yang diminati wanita  adalah obligasi ritel, sukuk tabungan, sukuk ritel, dan saving bond ritel (SBR). 

“Secara bertahap, nasabah wanita mulai memasuki investasi yang jangka panjang seperti reksadana saham,” jelas Vera Margaret.. 

UOB Indonesia menilai, dengan memberdayakan wanita  sesuai potensinya, diharapkan dapat membawa ekonomi Indonesia menjadi lebih baik. UOB Indonesia memahami bahwa sebagian besar wanita memiliki pengetahuan dan kapasitas untuk berpikir tentang mengamankan dana untuk keluarga mereka dan menginvestasikannya dalam instrumen produktif. 

Namun demikian, ada tiga tantangan yang dihadapi wanita  saat ini, yaitu rendahnya indeks literasi keuangan, terbatasnya akses dan pengetahuan digitalisasi, serta rendahnya akses terhadap layanan keuangan yang tersedia. 

Oleh karena itu, UOB Indonesia berharap dapat mendukung Pemerintah, regulator, nasabah dan masyarakat luas untuk mendukung pemberdayaan wanita untuk menjadi pilar masyarakat yang kuat. 

Menarik tentu dengan apa yang disampaikan oleh Sekar Putih Djarot,  Plt. Kepala Grup Komunikasi Publik Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dikatakannya, bahwa wanita  memiliki peran penting di keluarga terutama dalam membuat keputusan terkait keuangan dan mengatur keuangan keluarga. Apalagi wanita memiliki kinerja yang lebih baik dalam kemampuan finansial dibandingkan pria.

Sekar menambahkan, wanita memiliki kecenderungan menabung untuk keperluan yang mancakup kebutuhan dasar, dana darurat, sampai biaya pendidikan anak. Untuk itu, wanita perlu memikirkan produk investasi yang tepat untuk mendukung rencana finansial yang dirancang.

“Wanita yang baru mulai berinvestasi biasanya akan memilih instrumen reksadana. Ada pun reksadana yang dipilih beragam mulai dari pendapatan tetap, campuran, sampai saham,” ujar Sekar.

Tentu tak kalah menarik dengan apa yang dikatakan  Aviliani. Sebelum berinvestasi wanita  harus tahu profil risiko yang dapat dihadapi. Selain itu, wanita juga harus mempersiapkan dana darurat sebelum memulai investasi.

“Maka ketika mulai berinvestasi,  baiknya menyisihkan uang di awal dan bukan sisa dari uang kebutuhan. Dalam memulai investasi wanita  juga harus memiliki tujuan dan perhitungan yang jelas, misalnya dalam lima tahun ke depan, kebutuhan apa saja yang akan muncul,” jelas Aviliani.

Menurutnya, dalam berinvestasi biasanya wanita memilih produk yang imbal hasilnya dapat digunakan kembali atau memiliki jangka pendek. Wanita disebut lebih memilih investasi berisiko rendah. Namun wanita  saat ini juga telah mulai beranjak ke investasi lain seperti obligasi Pemerintah dan deposito.

[]Andriza Hamzah

Photo : Dok. Ist

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *