Goodlife

Anak Rentan Pneumonia,Orangtua Lebih “Bening” dan Bersih

Pneumonia atau sering disebut sebagai radang paru atau “paru-paru basah” merupakan salah satu penyakit pernapasan yang paling mematikan di Dunia, dan merupakan salah satu tantangan utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia.

Di Indonesia, penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae  biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas dan dapat menyebar melalui percikan air liur atau dahak saat penderita batuk, termasuk dalam 10 penyebab utama kematian, terutama pada kelompok rentan seperti bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun.

Selain anak-anak, orang dewasa juga memiliki risiko tinggi terhadap  pneumonia.

Berpijak dari sana, Pfizer Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dalam menyambut Hari Pneumonia Sedunia, yang jatuh setiap tanggal  12 November, menyelengarakan diskusi publik bertajuk “Bersama Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas 2045”, bertempat di The Westin Hotel Jakarta, Senin, 18 November 2024, pada 18 November 2024.
.
Tentu kian mendalam dapat mengetahui lebih mendalam mengenai pneumonia dari diskusi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), komunitas HRD, serta komunitas peduli kesehatan.

Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjelaskan bahwa ada lebih dari 19.000 anak balita meninggal karena pneumonia di Indonesia.  

Angka kematian anak akibat pneumonia tidak pernah lepas dari tiga perangkat teratas penyebab kematian anak, sehingga menunjukkan betapa bahayanya penyakit ini. 
 
Gejala pneumonia pada anak dapat dideteksi dan dapat dicegah dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat serta konsumsi makanan bernutrisi, sehat dan seimbang termasuk ASI eksklusif. Selain itu, imunisasi juga tak kalah penting untuk dilakukan sebagai langkah utama dalam mencegah pneumonia pada anak. 

“Dengan imunisasi yang lengkap, anak akan terhindar dari penyakit pneumonia, mau pun penyakit yang berbahaya lain, seperti radang selaput otak dan radang telinga atau otitis yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Imunisasi pneumokokus yg lengkap dapat menekan angka prevalensi pneumonia pada anak-anak; yang penting untuk mewujudkan generasi penerus yang sehat pada momentum Indonesia Emas 2045,” lanjut dr. Hartono Gunardi.

Mengingat pneumonia dapat menyerang segala usia termasuk orang dewasa, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-Al, FINASIM, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan  Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), menjelaskan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi yang bersifat serius, khususnya pada populasi usia lanjut dan pasien dengan kondisi komorbid . Data Riskesdas Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa penderita pneumonia meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

“Ada berbagai faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya pneumonia pada dewasa, seperti faktor umur, pekerjaan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan. Risiko pneumonia juga semakin tinggi apabila sebelumnya pasien sudah memiliki penyakit kronis,” jelasnya.

Bakteri pneumokokus yang merupakan salah satu penyebab pneumonia dapat menyerang seluruh kelompok usia dewasa. Hal ini bisa disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh seiring pertambahan usia.  Oleh sebab itu, setiap orang dewasa perlu menjalani vaksinasi guna melindungi diri dari risiko pneumonia, sehingga dapat membantu mengurangi risiko rawat inap, biaya pengobatan yang tinggi, dan komplikasi yang mungkin timbul akibat pneumonia. 

Selain orang dewasa dalam kategori usia lanjut, kelompok produktif (18-65 tahun) juga memiliki risiko terhadap penyakit pneumonia. Faktor seperti paparan polusi udara pada lingkungan kerja dapat meningkatkan risiko pneumonia pada usia produktif.  Pada kondisi pneumonia berat, pasien diharuskan untuk dirawat inap.

“Hal ini mengakibatkan produktivitas perusahaan menurun karena karyawan mengambil lebih banyak hari untuk absen, sehingga karyawan kehilangan kesempatan untuk bekerja dengan maksimal,” ungkap Audi Lumbantoruan, Chairman of Human Resources and Business Technology Innovation (HRBTI).

Audi Lumbantoruan menekankan bahwa kesehatan karyawan merupakan tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan di perusahaan, termasuk dalam membangun lingkungan kerja yang sehat dan tempat kerja yang steril dari ancaman penyakit, termasuk pneumonia. Beberapa di antaranya adalah melalui inisiatif program vaksinasi pneumonia, serta edukasi rutin untuk karyawan dan pimpinan perusahaan terkait manfaat vaksin pneumonia bagi kesehatan. 

Tentu, betapa penting tenaga kesehatan, kiranya orangtua juga memiliki peran penting dalam mendeteksi dan mencegah pneumonia pada anak,

Adalah seorang wanita dan adalah juga Ibu, Nucha Bachri, co-founder Parentalk.id, juga berkesempatan berbagi pengalaman sebagai orangtua dalam menghadapi pneumonia pada anak-anak. “Berdasarkan hasil sharing pengalaman saya dengan sesame Ibu-Ibu, proses pengobatan pneumonia pada anak sangtlah menyot waktu dan tenaga orangtua. Belum lagi biaya yang dikeluarkan, sehingga lebih baik bagi orangtua mengambil langkah preventif dan terapkan pola hidup sehat.”

Lanjutnya, adalah paling penting untuk diperhatikan dan dijalankan, rutin kontrol kebersihan rumah. Dan bagi siapa pun orangtua, ketika tiba di rumah selepas aktivitas di luar rumah, sebelum berdekapan dengan anak, mencuci tangan dan ganti pakaian.

[]Andriza Hamzah & Anissa Syaini
Photo : Dok. Pfizer Indonesia & PR Emerson Asia Pacific

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *