Siap mewakili Indonesia. Dua Tim Pemenang dari Dentsu Aegis Network (DAN) Indonesia yang terpilih sebagai Pemenang Penghargaan “Young Spikes Indonesia 2019”, melangkah menuju ajang “Young Spikes Asia 2019”, di Singapura.
Juan Ferdinand dan Margaretha Regine Anjanette dari Dentsu X Indonesia, sebagai Pemenang di kategori Digital, serta Firtiza Octalia Eddy dan Emely Florentyna dari Isobar Indonesia, Pemenang di kategori Integrated, yang adalah bintang-bintang baru dalam industri kreatif siap berkompetisi dengan para insan kreatif profesional dari seluruh penjuru Asia-Pasifik di Singapura, di penghujung bulan September 2019.
Atas melajunya 2 Tim Pemenang dari DAN Indonesia sebagai peraih Penghargaan “Young Spikes Indonesia 2019”, di acara temu Media, bertempat di kantor DAN, Jalan Iskandarsyah – Jakarta Selatan, Maya Watono, CEO Dentsu Aegis Network (DAN) Indonesia, mengatakan,“Kita bangga mempunyai generasi muda yang kreatif dan inovatif di DAN Indonesia dan kami akan terus berkomitmen untuk selalu memupuk kreatifitas anak-anak muda untuk dapat berkompetisi di industri kreatif.”
Di tempat yang sama, Wisnu Satya Putra, pemenang Gold Young Spikes 2014 di Asia Pasifik, menambahkan,”Dapat berjuang melawan seluruh Negara Asia Pasifik di ajang Spikes Asia mewakili Indonesia merupakan sebuah kesempatan emas. Dapat mengharumkan nama Indonesia di tahun 2014 merupakan sebuah pembuktian yang harus diulang di tahun 2019 ini.”
Adapun yang diusung dua Tim Pemenang, di kategori Digital, Juan Ferdinand dan Margaretha Regine Anjanette dari Dentsu X Indonesia, hadir dengan ide #JajaninAnakSD.
Ide ini didasari oleh insight menarik di mana isu-isu di Indonesia seperti “lotere”, yang membutuhkan “spotlight” agar publik sadar akan isu tersebut.
Maka, salah satu cara untuk mendapatkan “spotlight” atau perhatian publik adalah dengan mengikuti tren, yakni tren makanan. Dan untuk menjawab brief, tim akhirnya menggagas ide #JajaninAnakSD, yang berarti membelikan sesuatu pada anak SD melalui jasa online food. Begitupun, yang dijual nantinya bukanlah makanan, melainkan material konstruksi dan dihargai hanya Rp 1.000,- per barang. Setiap transaksi yang dilakukan digunakan untuk membangun sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Dengan eksekusi yang unik, kampanye sosial ini diharapkan mampu menciptakan animo di kalangan foodies, serta dapat meningkatkan donasi, karena ketika hal ini menjadi tren di tengah masyarakat, nantinya isu ini mampu menarik perhatian pemerintah.
Untuk kategori Integrated, Firtiza Octalia Eddy dan Emely Florentyna, dari melihat, bahwa masyarakat mendambakan hidup yang serba cepat, hadir dengan ide #SekolahAman Express,
Agar dapat mempercepat #SekolahAman, tim mencetuskan sebuah cara donasi yang mudah, tanpa harus mengusik waktu berharga para calon donatur. Yaitu dengan memilih jasa pelayanan kurir, orang-orang sudah dapat mendapatkan layanan tercepat hanya dengan menambahkan Rp 5.000,-. Setiap Rp5.000,- yang telah dikumpulkan, akan didonasikan pada #SekolahAman.
Kedua ide cemerlang tersebut memperoleh hasil penilaian yang luar biasa dari para juri. Menurut juri, ide-ide tersebut tergolong baru, namun juga sangat mudah untuk dieksekusi, sehingga hal tersebut dapat menjadi solusi efektif bagi permasalahan yang ada. Tidak hanya itu pula, ide-ide tersebut juga dinilai fleksibel untuk dikembangkan di lini komunikasi lainnya agar dapat menjangkau lebih banyak orang.
[]Andriza Hamzah
Photo : Dok. EPR
Photo Utama :
Firtiza Octalia Eddy dan Emely Florentyna (Tim Isobar Indonesia) – Juan Ferdinand dan Margaretha Regine Anjanette (Tim Dentsu X Indonesia)