Menyambut World Ocean Day (Hari Laut Sedunia), IKEA Indonesia berkolaborasi dengan Marine Stewardship Council (MSC) mempromosikan ekosistem laut yang berkelanjutan melalui pengadaan hidangan laut yang bertanggung jawab. Kegiatan bertema “Melindungi Masa Depan Laut dengan Label Biru” ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konsumsi hidangan laut yang bersumber secara bertanggung jawab, melalui sertifikasi ramah lingkungan […]
Tak sebatas menaruh perhatian, tapi juga beriring tergeraklah untuk melakukan sesuatu yang baik dari melihat angka anak yang menjadi korban perundungan di media sosial (children cyberbullying) yang semakin meningkat dan mengkhawatirkan.
Terlebih dan cukup memprihatinkan, beberapa hasil survei yang dilakukan baik oleh EU Kids Online Survey 2020, juga SEJIWA, KPIA, UNICEF, APJII mau pun laporan yang diterima Polda Metro Jaya, sama-sama menunjukkan adanya kenaikan dari kasus perundungan yang paling banyak dialami oleh anak-anak usia remaja.
Cyberbullying adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman terhadap komentar/informasi/gambar foto yang ditujukan untuk dirinya, yang bertujuan menyakiti, intimidasi, menyebar kebohongan dan menghina, yang di posting di internet, jejaring media atau teknologi digital lainnya, yang dilakukan oleh orang lain.
Berpijak dari sana kiranya, diselenggarakan sesi berbagai Pengetahuan bertajuk “Perundungan secara Digital : Ancaman yang Makin Meningkat di Kalangan Anak-Anak”, berlangsung Sabtu, 2 Oktober 2021, yang menghadirkan narasumber Diena Haryana, Founder Yayasan Sejiwa dan Anna Surti Ariani, S Psi. M.Si, Psikolog, perwakilan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia.
Acara menawan dengan moderator Sulastry Pardede, M.Psi, diawali penyampaian kata sambutan oleh Saiti Gusrini,Manager Program Hak Asasi Manusia dan Demokrasi, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, yang mengatakan bahwa cyberbullying adalah resiko yang paling berbahaya yang dihadapi oleh anak-anak ketika menggunakan internet.
“Teknologi digital itu penting terlebih di masa pandemi ini. Sayangnya, sisi positif dari teknologi digital, diwarnai cyberbullying. Dan acara dengan tema Perundungan, ini merupakan tahun kedua dilaksanakan Uni Eropa, dengan melibatkan empat organisasi. Untuk itu saya sampaikan terima kasih untuk kerjasamanya.”
Pentingnya Peran Orangtua
Diena Haryana, pendiri SEJIWA mengatakan,”Media online memberikan dampak terhadap beberapa kasus yang dialami anak seperti ketergantungan gawai, cyberbullying, eksploitasi seksual serta penipuan online.
Dampak yang ditimbulkan bisa sangat besar, membekas hingga jangka panjang karena rasa malu yang ditimbulkan mengingat postingan buruk terhadap dirinya telah disaksikan ribuan orang netizen. Akibatnya sangat membahayakan, bukan hanya sebatas malu dan depresi bahkan hingga tindakan bunuh diri. Sayangnya, banyak korban yang lebih memilih diam, tidak mengadukan kasus yang menimpanya, sehingga pada akhirnya mengganggu pertumbuhan jiwanya.
Dirincikan, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah dampak buruk cyberbullying :
Sebagai teman kita memberi dukungan untuk mendengarkan masalah yang dihadapi, menyemangati dan dapat mengajaknya untuk melaporkannya kepada guru atau orangtuanya. Kita juga dapat meng-counter informasi negatif dengan memberikan komentar positif tentang sahabat kita
Sebagai orangtua kita arahkan anak untuk memblok pelaku dan melaporkannya melakukan media social. Kita juga dapat mengalihkan anak dari media social melalui kegiatan lain seperti hobi, berlibur maupun hal-hal kreatif lainnya. Bila sudah semakin parah dampaknya, segera konsultasikan anak kepada ahlinya untuk mendapat tindakan terbaik.
Untuk itu, bijaklah dalam menggunakan media sosial, pikir baik-baik sebelum memposting sesuatu karena jejak digital tidak akan mudah dihilangkan. Tumbuhkan empati dalam diri dan hindari memposting hal-hal negatif tentang orang lain karena hal itu tidak akan memberikan manfaat untuk hidup kalian.
Maka bijaklah dalam menggunakan media sosial, pikir baik-baik sebelum memposting sesuatu karena jejak digital tidak akan mudah dihilangkan. Tumbuhkan empati dalam diri dan hindari mem posting hal-hal negative tentang orang lain karena hal itu tidak akan memberikan manfaat untuk hidup kalian.
Untuk menghadirkan kesetaraan dalam mendapatkan pendidikan dan pekerjaan bagi semua orang, termasuk para penyandang disabilitas, Frisian Flag Indonesia (FFI) mengadakan Program Young Flaggers for Differently–Abled Talent. Ini merupakan program magang kerja bagi mereka yang mengalami keterbatasan fisik atau disabilitas. Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengatakan, berangkat dari visi sehat, sejahtera, dan selaras, FFI berkomitmen mendorong siapa […]
“Future Menu 2025” baru saja diluncurkan oleh Unilever Food Solutions (UFS), yang merupakan unit Business to Business (B2B) dari Unilever. Event ini merupakan dukungan UFS terhadap progresivitas para chef dan pebisnis kuliner di seluruh Dunia, yang resmi diperkenalkan di kawasan Asia Tenggara dalam perhelatan “Future Menu 2025 SEA” di Samyan Mitrtown, Bangkok. UFS Indonesia sendiri mengangkat keistimewaan […]
Tentu perlu kepedulian dan perhatian lebih mengenai masalah sampah di Negeri ini, Indonesia. Hal ini tak lepas dari menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan berdasarkan data di Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2023, Indonesia telah menghasilkan 18 juta ton sampah dan 19 persen di antaranya adalah sampah plastik. Dengan […]