Health

Jangan Remehkan Benjolan Pada Tubuh

Jika terdekteksi, jenis kanker Limfoma Hodgin  dapat disembuhkan melalui kemoterapi. Begitupun bersegeralah waspadai, dan   penting untuk tidak meremehkan benjolan pada tubuh, sekalipun ukurannya kecil.

Jakarta, 5 Maret 2018 – Cukup mencengangkan melihat secara global, bahwa lebih dari 62.000 orang yang terdiagnosa Limfoma Hodgkin, mencapai  jumlah sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.  Di Indonesia, angka kasus baru Limfoma Hodgkin pada tahun 2012 mencapai sebesar 1.168, dengan jumlah kematian sebesar 687. Dan menurut data Globocan, angka ini diprediksi akan mengalami peningkatan di tahun 2020, dengan kasus baru sebesar 1.313 serta angka kematian sebesar 811.

Angka kematian yang tinggi di Indonesia terkait erat dengan keterlambatan pendeteksian, sehingga mengakibatkan sebagian besar kasus kanker sudah berada pada stadium lanjut.

Kanker Limfoma Hodgkin,   seperti yang dijelaskan oleh Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPDKHOM, Ketua Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN), di acara bertajuk “Kanker Limfoma Hodgin di Indonesia”  yang digelar PT Takeda Indonesia, di Jakarta beberapa waktu lalu,  yang tergolong tidak umum, ini  lebih  mendera  kelompok usia remaja dan dewasa muda.

“Kanker  Limfoma Hodgin   menyerang sistem kelenjar getah bening, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, tidak umum, maka banyak masyarakat tidak mengenal faktor resiko dan gejalanya,” ujar Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPDKHOM.

“Sebesar  80 persen dari kasus Limfoma Hodgkin dapat disembuhkan melalui kemoterapi jika terdeteksi dini. Karenanya,  penting untuk tidak meremehkan benjolan pada tubuh, meski ukurannya kecil,”tambahnya.

Untuk itu cermati gejalanya. Paling umum dari Limfoma Hodgkin di antaranya benjolan pada kelenjar getah bening yang ditemui di daerah leher, ketiak dan pangkal paha. Gejala lainnya termasuk demam atau meriang, berkeringat di malam hari, penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas hingga sebesar 10 persen atau lebih, kelelahan yang berlebihan dan kekurangan energi, kehilangan nafsu makan, batuk yang berkepanjangan,  pembesaran limpa dan/atau hati.

“Upaya peningkatan kesehatan masyarakat, termasuk pengobatan dan diagnosa kanker, membutuhkan keterlibatan seluruh pihak dan menjadi tanggung jawab bersama. Menemukan cara baru untuk mendeteksi dan mengobati kanker sedini mungkin merupakan tahap yang paling penting, yang mana tidak dapat terwujud tanpa partisipasi dan kerjasama seluruh komunitas medis. Peneliti, dokter dan petugas kesehatan lainnya harus bekerja bersama untuk membangun pengetahuan dan kemajuan agar dapat membawa manfaat bagi para pasien,” kata  Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM.

Di acara yang menghadirkan pembicara ahli Dr. dr. Dody Ranuhardi, SpPD-KHOM, MPH, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN) , Kwa Kheng Hoe, President Director PT Takedaa Indonesia menyampaikan,”DiTtakeda, kami terus mendorong ekspektasi di dunia onkologi melalui ilmu pengetahuan, , kemitraan  dan dedikasi penuh dalam membantu pasien. Dan saat ini, adapun fokus kami  adalah  meningkatkan perhatian publik di Indonesua terhadap penyakit ini”.

Andriani Chiky

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *