Jakarta, 19 Juni 2018 – Diresmikannya jalinan kerjasama antara RS Mata Primasana dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), atas dasar misi mulia. Bagi BPJS, guna memperluas dan mempermudah masyarakat pra sejahtera dalam mendapatkan pelayanan kesehatan mata yang memadai, khususnya bagi pasien dengan kelainan/kerusakan retina yang memerlukan tindakan segera.
Bagi RS Mata Primasana, berlokasi di Jl. Kebon Bawang Raya No.1 Tanjung Priok, Jakarta, yang memulai operasionalnya sejak Juli 2017, dan melayani pasien dari berbagai kalangan dengan keluhan kesehatan mata.
Penderita gangguan kesehatan mata akibat kelainan/kerusakan retina, meski jumlahnya bukan yang terbesar di Indonesia, namun retina memiliki peran penting bagi organ mata.
Fungsi retina sama seperti fungsi sensor pada kamera: menangkap cahaya dan kemudian meneruskannya ke otak yang akan menerjemahkannya menjadi gambar. Maka seseorang yang mengalami gangguan atau kerusakan pada retina akan menurun fungsi penglihatannya bahkan menimbulkan kebutaan.
Hal ini tentu akan berdampak pada menurunnya kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan penurunan kondisi mental dan tentunya kualitas kehidupan.
Untuk itu, bersegeralah hubungi ahlinya untuk segera ditangani.
Seperti dikatakan oleh Direktur RS Mata Primasana Tanjung Priok, Dr. Cosmos O. Mangunsong, SpM,”Melalui kerjasama dengan BPJS, kami berharap masyarakat akan semakin paham pentingnya kesehatan mata dan memeriksakan diri sedini mungkin, sehingga dapat menekan kebutaan akibat penanganan yang terlambat.”
Ada beberapa kelainan/gangguan pada retina yang umum terjadi :
Floaters
Munculnya bayangan-bayangan pada penglihatan seseorang, ukurannya bervariasi mulai dari bintik kecil hingga berbentuk tali panjang, sehingga mengganggu penglihatan. Pada beberapa kasus floaters muncul seiring bertambahnya usia, dan dapat terjadi pada seseorang yang mengalami rabun dekat. Namun, floaters juga dapat terjadi karena retina yang robek. Bila tidak segera diperbaiki, akan menyebabkan pelepasan retina.
Degenerasi Makula
Degenerasi Makula merupakan gangguan pada retina mata yang berpotensi menyebabkan kebutaan dan umumnya terjadi seiring proses penuaan. Makula memiliki fungsi penting terkait penglihatan pusat – sehingga penderita degenerasi makula mengalami gangguan penglihatan sentral atau distorsi penglihatan.
Misalnya ketika melihat ke jam dinding, penderita hanya dapat melihat angka-angka di bagian tepi jam, dan di bagian tengah tampak kabur, buram, gelap atau hitam, terdistorsi dan bergelombang. Umumnya prosesnya berlangsung lambat dan tidak tampak gejala awal, namun ada juga yang berlangsung cepat dengan progresivitas tinggi.
Retinopati Diabetik
Retinopati Diabetik muncul seiring dengan meningkatnya penderita diabetes. Penderita diabetes tingkat lanjut, memiliki resiko mengalami kebocoran pembuluh darah, bila hal ini terjadi pada pada retina, maka terjadi gangguan pada penglihatan yang disebut Retinopati Diabetika.
Ablasi Retina
Ablasi Retina (ablasio retina/retina ablation) adalah lepasnya retina dari jaringan penopangnya. Ablasi retina harus segera ditanggulangi supaya kita dapat mempertahankan penglihatan kita sampai usia lanjut.
Ablasi retina bisa disebabkan karena proses degenerasi ataupun karena cedera atau peradangan. Prosesnya dapat juga dipercepat karena rabun jauh, glaukoma, atau karena salah satu mata sudah terkena ablasi retina terlebih dahulu.
Retinitis Pigmentosa (RP)
Retinitis Pigmentosa merupakan kelainan bawaan retina (kelainan genetik) yang menyebabkan kerusakan progresif sel fotoreseptor di retina. Kondisi ini akan menyebabkan kesulitan melihat di malam hari atau ruangan dengan penerangan terbatas, penyempitan lapang pandang akibat gangguan penglihatan tepi, dan pada tahap lanjut berpotensi menyebabkan kebutaan.
Anisa Syaini
Bahan tulisan : Agrakom Communication