Jakarta, 14 Agustus 2018 – Bertujuan mengangkat derajat perempuan penenun Indonesia, dan juga untuk tidak henti berinovasi menampilkan warna warni kain tenun Nusantara berdaya jual tinggi, sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif lokal, TORAJAMELO — komunitas yang peduli dengan seni dan budaya, khususnya dalam bidang tenun — turut ambil bagian pada ajang ‘Asian Textiels Exhibition’, atau ‘Pameran Wastra Asia’ dengan menggelar acara bertajuk “Menenun Cerita Indonesia”.
Tentu ada yang menjadi daya tarik dari ‘Pameran Wastra Indonesia’ bertema ‘Share Roots, Diverse Growth, Celebrating Asia’s Textiles Traditions’, yang — berlangsung selama 1 bulan, dari tanggal 9 Agustus hingga 9 September 2018 — diselenggarakan oleh Pemerintah Kota DKI Jakarta dengan mitra penyelenggara TORAJAMELO dan Wastra Indonesia, dan merupakan bagian dari rangkaian acara menyambut Asian Games 2018 ini.
Di acara prestisius yang juga menampilkan berbagai kain dari Negara-Negara Asia lainnya, TORAJAMELO menampilkan koleksi kain tenun dengan warna yang lebih kekinian serta bahan yang lebih popular sehingga kain tenun semakin digemari oleh masyarakat umum, khususnya pecinta kain tradisional.
Adapun yang memukau, — selain — menampilkin tenun, juga aksesoris serta cinderamata berkualitas, yang merupakan karya memukau para perempuan penenun dari Toraja dan Mamasa, Sulawesi dan Adonara dan Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Ada yang melatar-belakangi mengapa TORAJAMELO bergiat menampilkan karya tenun perempuan penenun dari berbagai dari daerah Tanah Air. Komunitas yang berdiri 2008, ini sangat berkeinginan menghentikan kemiskinan dan kekerasan perempuan melalui kain tenun. Untuk selanjutnya, berupaya mencapai tujuan yaitu dapat memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para perempuan penenun, sekaligus melestarikan dan meremajakan seni budaya tekstil tenunan tangan Indonesia.
Demikian diterangkan oleh Dinny Jusuf pendiri TORAJAMELO di acara talkshow partisipasi TORAJAMELO di ajang ‘Asian Textiles Exhibition’.
Lanjutnya, keseriusan TORAJAMELO dalam membina para perempuan penenun di beberapa desa di Toraja selama 10 tahun terakhir ini membawa banyak kemajuan. Untuk mencapaian itu, tentu membutuhkan dedikasi dan semangat yang tinggi dari tim TORAJAMELO untuk membina para penenun di daerah-daerah terpencil untuk membuat kain tenun tangan asli yang memiliki banyak ragam keunikan dari masing-masing daerah tersebut.
“Kami tentunya bahagia dan bangga terlibat menjadi pendukung dalam ajang ‘Asian Textiles Exhibition’ atau ‘Pameran Wastra Asia’ ini. Ajang ini pun menjadi showcase bagi karya-karya pengrajin daerah,” tutur Dinny Jusuf, di acara yang menghadirkan pembicara Ibu Nani Zulminarni selaku Direktur Executive PEKKA dan Adisti Maharani Chandra selaku Management Consultant Co – Lead Empassion dan Perwakilan dari Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud.
Anisa Syaini
Foto : ePR