Sesuai tren, wisatawan kelas atas kini lebih memilih petualangan aktif dibanding aktivitas eksklusif seperti spa atau belanja barang mahal. Menurut data, dengan keluarga berpenghasilan lebih dari $150,000 per tahun, maka hal ini menyumbang 36% dari pengeluaran wisata global. Pergeseran ini menunjukkan pentingnya pengalaman yang otentik dan personal dalam setiap perjalanan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Golden […]
Kehadiran anak merupakan amanah dan anugerah dari Sang Maha Kuasa. Kehidupan pasangan dalam perkawinan akan disempurnakan dengan kehadiran buah hati.
Hal ini jugalah yang dialami pasangan Jacobus Dwihartanto dan Caroline.
Kehidupan perkawinan mereka lengkap dengan kehadiran bayi cantik, yang kemudian dinamai Maria Priscilla Dwihartanto, pada 14 Mei 1997.
Ia lahir setelah orangtua yang menantikannya selama 3 tahun. Priscilla tumbuh sehat dan sangat ceria.
Anak ini tumbuh dalam cinta utuh keluarga, seperti halnya keluarga-keluarga muda lainnya. Priscilla pun menjalani kehidupannya dengan tahapan-tahapan yang membahagiakan, mulai dari masa kanak-kanak, masa di sekolah dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Priscilla sangat menikmati masa sekolahnya itu. Ia bergaul dengan banyak teman dan bangga dengan sebutan ‘Sanurian’, karena SD hingga SMP dihabiskannya di Santa Ursula yang cukup terkenal di Jakarta.
Ia dikenal sebagai anak berprestasi, baik secara akademis maupun di non-akademis. Guru dan teman-temannya menilai, Priscilla memiliki kedewasaan yang menonjol, dengan kematangan dalam sikap dan pemikiran.
Priscilla merupakan anak periang dan aktif, yang sangat menyukai olahraga, musik dan modern dance. Priscilla juga menaruh perhatian besar pada fashion dan sering ikut berbagai lomba.
Ia tumbuh menjadi anak yang sempurna, yang dibanggakan orangtua, guru dan teman-temannya. Hingga suatu ketika, sebuah berita mengagetkan harus mereka terima.
Pada 2011, Priscilla menerima vonis dokter. Ia dinyatakan menderita kanker otak. Berita itu diterimanya, setelah Priscilla mengalami gangguan kesehatan dan keseimbangan badan yang mulai menurun secara signifikan.
Hari-hari jadi terasa panjang. Sejak vonis itu, Pricilla menerima pengobatan, yang membuat Ayah dan Ibunya pun menanggung penderitaan itu bersama. Selama 17 bulan, Priscilla dan orangtuanya beberapa kali ke Singapura untuk menyembuhkan penyakitnya.
Namun apa daya, Priscilla berpulang kepada Sang Pencipta, setelah melalui perjuangan melelahkan. Duka bagi orangtua, guru, dan teman-temannya.
Ayah Pricilla, tentu mengalami duka akibat kehilangan puterinya itu. Namun ia segera terpanggil untuk mengisahkan ceritanya kepada dunia tentang perjuangan hidup seorang Priscilla.
Masih di tengah rasa tak percaya akibat kehilangan seorang anak, Jacobus Dwihartanto menyelesaikan buku perdananya, ‘Priscilla, My Beautiful Fighter.
“Priscilla, Pejuangku yang Cantik”, begitulah judul bukunya. Kisah tentang anak cantiknya yang berjuang di 17 bulan terakhir hidupnya untuk menaklukkan kanker yang dideritanya.
Atas buku yang ditulis dan diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama, ini Jacobus Dwihartanto mengatakan, “Saya merasa terpanggil dan antusias dapat meluncurkan ‘Priscilla, My Beautiful Fighter’. Tujuannya, untuk menginspirasi para orang tua dalam menghadapi cobaan hidupnya, terutama memiliki sang buah hati yang divonis penyakit menakutkan. Saya ingin berbagi mengenai perjalanan hidup saya sebagai orang tua khususnya Ayah walaupun di hati merasa sakit tetapi harus tetap bangkit untuk keluarganya dan tetap memberi semangat dan tetap harus mengambil alih kepemimpinan. Saya dipercayakan oleh Tuhan untuk memimpin mereka melalui perjalanan yang panjang. Dan saya harus menjalaninya dengan kegembiraan yang masih tersisa untuk dibagikan, kegembiraan yang masih ada di tengah kegetiran, kepahitan dan kedukaan hidup.”
Lebih lanjut Jacobus Dwihartanto mengatakan,”Saya berharap para orang tua dapat mengambil peran penting dalam perjuangan penyembuhan anak-anak mereka. Jangan ada kata menyerah dan semoga buku ini dapat dinikmati oleh para pecinta buku dan semakin memperlengkap khazanah buku Tanah Air”.
Pembatasan aktivitas akibat pandemi Covid-19 menimbulkan dampak negatif yang luas terhadap berbagai sektor secara Nasional mau pun global. Kebijakan social distancing (jaga jarak dan menghindari kerumunan) yang diterapkan di seluruh Dunia, termasuk Indonesia, telah menurunkan aktivitas dan pergerakan masyarakat secara drastis. Perubahan berskala besar yang terjadi atas dampak kehadiran Covid-19, telah mengubah cara masyarakat banyak […]
Hitungan bulan melepas tahun 2018, IKEA Indonesia meluncurkan Katalog IKEA 2019 dengan tema merayakan kebutuhan yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari di setiap rumah. Katalog ramah lingkungan setebal lebih dari 280 halaman ini menampilkan rangkaian produk perabot rumah tangga yang dapat ditemukan di tujuh fitur rumah di dalamnya yang penuh solusi inspiratif. Eliza Fazia, Country Marketing […]
Indonesia tercatat menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara untuk tingkat literasi dan minat membaca. Posisi Indonesia berada di bawah Thailand (59) dan di atas Botswana (61). Demikian hasil studi “Most Litterated Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016. Tentunya, hal ini dinilai cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak, di era […]