Health

Pentingnya : ‘Keras’ dalam Rumah Tangga

Mengalami gangguan Disfungsi Ereksi (DE) bukanlah mimpi buruk bagi seorang pria.
Dengan menepikan rasa malu, untuk kemudian beran mengungkap pada pasngan, dipastikan solusi cepat didapat.

Begitu menakutkannya Disfungsi ereksi (DE) bagi pria ?

Kiranya, pria yang mengalami DE dan memendamnya seorang diri, akibat didera rasa malu dan tak percaya diri. Bahkan, dari memendam seorang diri akibat mengalami DE, tak jarang mengalami stres dan depresi.

Kerisauan yang teramat sangat akibat DE bukan hanya mendera pria yang mengalami DE, tetapi pasangan wanita pun akan mengalami hal yang sama.

Bagaimana tidak, pria dengan gangguan DE, berakibat pada kehidupan seksualnya yang semula ‘Keras’ menjadi lunglai. Artinya, wanita pasangannya pun tak bisa menggapai puncak kepuasan.

Karenanya, Disfungsi Ereksi menjadi sangat perlu untuk segera diatasi. Karena, betapa pentingnya kehidupan seksual yang prima dalam kehidupan rumah-tangga.

Demikian yang terangkat dari diskusi bertajuk “’Keras’ dalam Rumah Tangga Itu Penting” yang diselenggarakan Pfizer, dengan menghadirkan dua pembicara ahli : dr. Heru H. Oentoeng. M. Repro, Sp.And, FIAS, FECSM (Spesialis Androlog) dan Zoya Amirin, Psikolog Seksual, beberapa waktu lalu.

Diselenggarakannya diskusi mengenai Disfungsi Ereksi, ini kiranya berpijak pada sebuah survey yang dilakukan Pfizer, yang menunjukkan sebanyak 62 persen responden di Indonesia memilih mencari informasi mengenai DE melalui internet. Hanya saja, informasi yang tidak akurat mengenai DE, ini kiranya dapat menimbulkan salah persepsi, yang berakibat penanganan DE yang mendera tidak tepat, malah bisa mungkin berujung fatal.

Disfungsi Ereksi, dijelaskan oleh dr. Heru Oentoeng, merupakan kondisi dimana terdapat ketidak-mampuan alat vital untuk mencapai dan mempertahankan kondisi ereksi dalam melakukan hubungan seksual secara memuaskan.

Sebagian pria tidak menyadari jika mengalami DE. Sebabnya, sebagian besar pria di Indonesia mengalami DE ringan atau tingkat ketiga, dimana alat vital atau penis bisa berfungsi namun tidak mampu bekerja optimal.

Hanya saja, kondisi ini seringkali luput dari perhatian penderitanya. Dan baru terdiagnosa setelah konsultasi ke dokter mengenai masalah kesehatan yang dialaminya.

Dr. Heru Ooentoeng pun menyaran, sebaiknya periksakan kesehatan secara berkala. Dan jika terjadi Disfungsi Ereksi dapat segera berkonsultasi pada dokter. Apalai pemeriksaan pasien untuk diagnosa Disfungsi Ereksi sendiri tidaklah rumit.

Sebagai catatan, ada beberapa faktor sebagai penyebab DE, di antaranya pertambahan usia, adanya riwayat operasi daerah panggul dan penyakit kronis. Dan satu lagi faktor penyebabnya adalah gaya hidup yang buruk, seperti kurang berolah-raga, merokok, mengonsumsi minuman berkandungan alkohol dan penggunaan narkoba,
Tentu tak kalah menarik apa yang disampaikan oleh Psikolog Seksual Zoya Amirin, yang mengatakan bahwa begitu pentingnya kehidupan seks yang sehat dalam merekatkan hubungan suami dan isteri,

Jadi betapa pentingnya memahami tingkat kepuasan seksual masing-masing pasangan, mengingat kepuasan seksual dapat memengaruhi kualitas hidup. Jadi, bukannya tidak mungkin, ketika pasangan pria mengalami DE, kehidupan rumah tangga terganggu, bahkan menjadi tidak bahagia,
Zoya Amirin memberi saran, adalah yang perlu dilakukan isteri yang bersuamikan penderita DE, harus mampu mengomunikasikan kepada suaminya jika merasa ada masalah ketidakpuasan seksual akibat ereksi yang tidak optimal.

Sebaliknyam agar Disfungsi Ereksi yang diderita suami tidak semakin parah, maka pihak suami harus mau menerima saran isteri untuk segera berkonsultasi ke dokter, untuk selanjutnya dilakukan terapi.

ME 160/2015/Andriza Hamzah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *