Membaca diperlukannya mencetak talenta unggul tenaga ahli di bidang desain chip untuk mendukung perkembangan industri semikonduktor Nasional, POLYTRON — Perusahaan terbesar dan terkemuka di bidang elektronik di Indonesia — dan ICDEC sukses menggelar pelatihan Desain Chip. Gelar acara yang merupakan pelatihan desain chip batch pertama yang berlangsung di Kudus dari bulan Oktober hingga Desember 2024 […]
Berkomitmen membantu meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat, Nestlé, produsen makanan dan minuman terbesar di dunia, menghadirkan Nestum.
Merupakan bubur sereal sarapan yang dibuat sesuai dengan golden standing breakfast — berkandungan Grainsmarta dan multigrain –, Nestum bisa sebagai pilihan sarapan yang lebih sehat, bercita rasa lezat, serta menghasilkan rasa kenyang yang lebih lama.
Kehadiran bubur Nestum dalam berbagai varian rasa ini — Nestlé Nestum Porridge (rasa manis dan original), serta Nestlé Nestum 3-in-1 (rasa susu, susu & pisang, dan susu & cokelat), kiranya untuk memenuhi kebutuhan sejumlah orang yang akan memulai aktivitas pagi hari hari yang terkadang membuat sarapan pagi tersisihkan. Seringkali yang terjadi, di pagi hari sebelum melakukan aktivitas rutin, hanya mengonsumsi minuman.
“Gizi yang terkandung dalam satu mangkuk Nestlé Nestum setara dengan protein dari satu gelar yoghurt, kalsium dari satu gelas susu, dan serat makanan dari satu lembar roti gandung,” jelas Eka Hardiana, Corporate Nutritionist Nestlé Nestum.
Dari sanalah kemudian membuat Nestum berinisitif meluncurkan gerakan “101 Nestum Healthy Bowls”, untuk tujuan mengajak masyarakat Indonesia berkreasi membuat aneka topping bubur Nestum yang praktis namun tetap sehat dan lezat.
Diluncurkannya “101 Nestum Healthy Bowls”, seperti dikatakan oleh Business Executive Officer Dairy Nestlé Indonesia Windy Cahyaning Wulan, di peluncuran “101 Nestum Healthy Bowls”, bertempat di hotel Ritz Carlton, SCBD – Jakarta, pada akhir bulan Januari 2019 lalu, tak lepas dari melihat fakta sebanyak 51% orang Indonesia menyadari bahwa sarapan adalah waktu makan terpenting dalam sehari.
Namun, 76% orang yang mengonsumsi sarapan di pagi hari belum memilih menu yang sesuai dengan golden standard breakfast, yaitu harus terdiri dari makanan dan minuman, bukan salah satunya.
Betapa pentingnya sarapan pagi, juga tercatat dari banyaknya penelitian yang membuktikan bahwa aktivitas mengonsumsi makanan saat sarapan memiliki banyak manfaat.
Ahli Gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, di acara yang sama menyampaikan,”Dengan mengonsumsi makanan saat sarapan, maka kita bisa merasakan manfaat yang lebih, baik dari sisi fisiologis maupun psikologis, dibandikangkan jika hanya mengonsumsi minuman saja.”
Dokter Rita Ramayulis melanjutkan keterangannya,”Proses pengolahan makanan berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan koordinasi pergerakan motorik kasar di sekitar mulut, yang menstimulasi organ pencernaan, organ-organ lain termasuk jantung yang memompa darah. Dengan begitu, kerja otak dan otot akan lebih baik. Karenanya, dengan mengonsumsi makanan, kita tidak hanya bisa mengurangi rasa lapar , tapi juga juga meningkatkan kemampuan kognitif seperti daya ingat dan fokus”.
Untuk menyebarluaskan pesan mengonsumsi makanan di pagi hari, Nestlé Nestum mengajak masyarakat Indonesia untuk berbagi berbagai menu sarapan praktis yang mengangkat cita rasa Nusantara. Di antaranya dengan menggandeng Chef Steby Rafael, “Nestum 101 Healthy Bowls” memperkenalkan 5 menu kreasi sarapan Nestlé Nestum yang lezat, sehat dan praktis dibuatnya : Bubur Ayam Kari, Nasi Uduk, Ayam Jamur, Lapis (Parfaits) dan Panekuk.
Pepsodent, brand perawatan kesehatan gigi dan mulut produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. bekerjasama dengan FDI World Dental Federation dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) kembali memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2020. Dalam kesempatan ini, Pepsodent mengangkat hasil survei yang dilakukan di 8 Negara mengenai pentingnya menanamkan kebiasaan menyikat gigi pada malam hari; sebuah […]
Gangguan pada kesehatan paru-paru yang paling sering terjadi pada perokok adalah berakibat mengidap kanker. Melihat data GLOBOCAN 2020, ditemukan, 90% kasus kanker paru pada pria dan 80% pada wanita yang memiliki riwayat merokok. Dan, kanker paru merupakan penyebab kematian kanker tertinggi di Indonesia dengan 84 orang meninggal dan 95 kasus baru terdiagnosa setiap harinya. Angka […]
Dari melihat data BPS 2021 menunjukkan bahwa — bahkan — di tengah pandemi, kiranya hanya 75,38% masyarakat yang menunjukkan kesadaran untuk mematuhi pedoman Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Itu artinya masih diperlukan edukasi berkelanjutan untuk menjadikan CTPS sebagai prioritas dalam kebiasaan sehari-hari. Dari sanalah, dan nertepatan Memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia 2022 sekaligus menyambut Piala […]