Health

4 Masalah Baru, Ketika Menunda Imunisasi

Cakupan imunisasi di Indonesia sejak pandemi COVID-19 menurun drastis, yang bila dibiarkan  berkelanjutan memungkinkan terjadinya wabah penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi.

Maka bertolak dari sanalah, dan bertepatan dengan Pekan Imunisasi Dunia, Pengurus Pusat  Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama Satgas Imunisasi mengadakan seminar media untuk meningkatkan kesadaran dari berbagai pihak agar imunisasi lengkap dapat tetap diberikan, dan penyakit-penyakit yang sudah dapat dicegah dengan imunisasi tidak menjadi wabah di masa pandemi COVID-19 ini.

Di acara seminar media bertema :  “Kejar Imunisasi, Selamatkan Generasi”,   Dr. Prima Yosephine B.T. Hutapea, M.K.M., Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menyampaikan  bahwa dengan cakupan imunisasi lengkap yang tinggi dan merata akan membentuk kekebalan kelompok, sehingga bila sudah banyak orang yang imunisasi maka akan membuat orang-orang disekitarnya yang belum imunisasi akan ikut terlindungi dari penyakit tersebut.

Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita, Sp.A(K),MSc, PhD, menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan disrupsi layanan imunisasi sehingga anak banyak yang tidak mendapatkan imunisasi dan menyebabkan mereka rentan terkena PD3I. Dan bila imunisasi tidak dilaksanakan maka dapat menimbulkan masalah baru yaitu KLB Campak, Difteri, Polio.

Maka imunisasi ‘kejar’ harus dilakukan segera sesuai berdasarkan catatan riwayat imunisasi anak, tujuannya untuk memberikan proteksimaksimal kepada anak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melakukan imunisasi ganda yaitu pemberian lebih dari satu jenis imunisasi (imunisasi ganda) dalam satu kali kunjungan.

Imunisasi ganda atau yang biasa dikenal dengan stimultaneous vaccination diberikan untuk mempercepat perlindungan kepada anak, meningkatkan efisiensi pelayanan dan orang tua tidak perlu datang ke fasilitas kesehatan berulang kali. Selain itu, survailans harus tercatat baik untuk mencegah morbiditas dan mortalitas serta menghindarkan KLB di satu daerah.

Dr. Kenny Peetosutan yang merupakan Spesialis Imunisasi UNICEF Indonesia, memaparkan berdasarkan Riskesdas tahun 2018, sekitar 2 juta anak tidak mendapat vaksinasi di sebagian wilayah Indonesia.

Terdapat 7 prioritas strategis dan prinsip dasar UNICEF untuk program imunisasi yaitu Commitment and Demand, Coverage and Equity, Life Course and Integration, Outbreaks and Emergencies, Supply and Sustainability, serta Research and Innovation. UNICEF ingin memastikan distribusi vaksin COVID-19 yang cepat, aman dan efisien serta mampu menjangkau kelompok yang sangat marjinal.

UNICEF mendukung logistik rantai suplai imunisasi dan sistem distribusinya, penguatan imunisasi rutin dengan pencangkauan imunisasi di wilayah yang tertinggal, pengenalan vaksin baru serta memberikan dukungan terhadap kampanye imunisasi.

[]Andriza Hamzah

Photo : Dok. IAI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *