Dari penyelenggaraan penganugerahan “L’Oréal–UNESCO For Women in Science (FWIS)” National fellowships ke-16 L’Oréal, hasil kerjasama L’Oréal, perusahaan berbasis sains dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), terpilih 4 perempuan Peneliti Indonesia.
Keempat perempuan yang berhak menerima Penghargaan “L’Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2019, sesuai keputusan Dewan Juri yang diketuai oleh Prof. Dr. Endang Sukara yaitu :
Dr. Sc. Widiastuti Karim, M.Si, Universitas Udayana, Fakultas Kelautan dan Perikanan.
Judul Penelitian ‘Studi fungsi biologi Green Fluorescent Proteins (GFP) guna mengatasi pemutihan pada karang
Kecintaaan Widiastuti Karim akan ekosistem laut telah dimulai sejak usia kecil dan semakin berkembang seiring dengan studinya mengenai ekosistem. Ia akan meneliti fungsi biologi GFP pada karang untuk mengatasi fenomena pemutihan karang di Indonesia sehingga dapat merehabilitasi ekosistem Terumbu Karang.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang besar bagi dunia kelautan khususnya Indonesia.
Dr.rer.nat. Ayu Savitri Nurinsiyah, M.IL., M.Sc, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Judul Penelitian ‘Eksplorasi penemuan keong darat yang tepat dalam mengungkap potensi biodiversitas sebagai solusi masalah kesehatan’
Ayu Nurinsiyah dikenal di antara koleganya sebagai salah satu ahli terbaik dalam hal fauna keong darat Jawa. Dengan tujuan mengungkap potensi biodiversitas Indonesia sebagai solusi dari masalah-masalah kesehatan, Ayu Nurinsyah akan meneliti jenis keong darat native dan endemik Jawa yang memiliki aktivitas antimikroba terampuh dari protein mucus (lendir)nya.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memanfaatkan biodiversitas keong darat native dan endemik Jawa secara berkelanjutan.
Dr. Swasmi Puwajanti, M.Sc, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Judul Penelitian : ‘Eksplorasi pengembangan super nanoadsorben multi-fungsi berbasis magnesium oxide dari bittern untuk dekontaminasi air yang lebih efisien’
Swasmi Purwajanti percaya bahwa bittern dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku fungsional nanomaterial untuk menangani isu polusi air. Ia akan meneliti pemanfaatan dari bittern (hasil samping dari produksi garam) sebagai bahan baku pembuatan nanoadsorben. Melalui penelitian ini, ia berharap dapat membantu mengatasi permasalahan penyediaan air bersih yang bebas kontaminan di Indonesia melalui pendekatan nanoteknologi dengan biaya yang terjangkau.
Dr. Eng. Osi Arutanti, M.Si, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Judul Penelitian : ‘Eksplorasi alternatif fotokotalis material yang efisien dan dapat diaktivasi dengan tenaga surya sebagai solusi permasalahan lingkungan’
Osi Arutanti menyadari teknologi pengolahan air yang ramah lingkungan dan berkelanjutan perlu diciptakan untuk mengatasi permasalahan kelangkaan air bersih. Ia akan meneliti alternatif fotokotalis yang terjangkau, bisa direalisasikan, efisien, yang dapat diaktivasi dengan tenaga surya.
Fotokotalis adalah proses oksidasi didalam air yang dapat mendekomposisi polutan organik yang dipecah menjadi karbon dioksida dan H2O. Air yang tercemar melalui proses ini dapat terurai dan aman bagi lingkungan.
Keempat Pemenang masing-masing menerima fellowships sebesar 95 juta rupiah dari L’Oréal Indonesia untuk mewujudkan penelitiannya.
[]Anissa Syaini
Photo : Dok. FleismanHillar
Keterangan Photo 5 (ki-ka)
Dr. Sc. Widiastuti Karim, M.Si – Dr. Swasmi Purwajanti, M.Sc – Dr. Eng. Osi Arutanti, M.Si – Dr. rer. nat. Ayu Savitri Nuriansyah, M.IL., M.Sc