Untuk ke-4 kalinya Rumah Sakit Spesialis Mata dengan standar Internasional, Jakarta Eye Center (JEC), menggelar ajang tahunan berkelas Internasional. JECIM (JEC Ineternational Meeting). Beriring gelar ajang World Congress of Ophthalmic of Anesthesia ke-5.
Acara mengusung tema ‘Vison Of Perfection’ yang berlangsung pada minggu pertama bulan Februari 2020, bertempat di Pullman Central Park – Jakarta, merupakan bagian dari perayaan hari kehadiran JEC, merupakan pusat layanan kesehatan mata paling modern dan terlengkap di Indonesia ke-36 ini menghadirkan narasumber narasumber dari berbagai Negara, dan peserta yang terdiri kalangan rumah sakit, juga medis.
“JECIM menjadi forum yang sangat bermanfaat bagi dunia kedokteran di Indonesia, khususnya kesehatan mata, untuk mengembangkan diri dan potensi melalui agenda simposium, workshop dan lecture. Dan pada JECIM 2020 kali ini, kami memperkenalkan teknologi semi-robotic surgery pada operasi katarak dan retina yang dilengkapi dengan modern microscope dan Ophthalmic Trauma Service yang menyediakan penanganan komprehensif bagi pasien dengan trauma pada mata,” ujar Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K), Direktur Umum RS JEC @ Menteng, Kepala Bedah Refraktif JEC dan Ketua Panitia JECIM 2020,
Dr. Setiyo Budi Riyanto juga menyampaikan, bahwa Tahun 2020 merupakan tahun istimewa bagi para Dokter spesialis mata dan para praktisi di bidang pelayanan kesehatan mata. Terbilang tahun pencapaian Vision 2020, di mana penduduk Dunia, khususnya mereka yang mengalami kebutaan berhak memiliki penglihatan optimal dan penyebab utama kebutaan dapat di-eliminasi.
Terobosan JEC menjadi pionir di Indonesia dalam mengimplementasikan teknologi semi-robotic guna mendukung tindakan operasi katarak dan retina dan membuka Ophthalmic Trauma Service, guna memastikan pasien dengan trauma mata mendapatkan penanganan komprehensif.
Hal ini sejalan dengan upaya JEC menjadi yang terdepan dalam pelayanan kesehatan, setelah menghadirkan layanan FLACS (Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery), di mana keseluruhan proses operasi katarak menggunakan laser, tanpa pisau bedah.
Keberadaan digital microscope dengan resolusi yang lebih tinggi, dijelaskan oleh Dr. Elvioza, SpM(K); Ketua Retina Service dan Dokter Spesialis Mata Subspesialis Vitreoretina JEC,”memungkinkan kami mendapatkan tampilan tiga dimensi yang jelas dan lebih nyata dari mata pasien, detail setiap bagian hingga ke jaringan kecil. Bagi para dokter, digital microscope, ini juga membuat lebih nyaman, efektif dan efisien. Dengan tampilan tiga dimensi, dokter dapat menjangkau dengan mudah bagian yang sulit terlihat dan meminimalkan trauma pascaoperasi pada pasien.”
Di tempat yang sama Dr. Yunia Irawati, SpM(K); Ketua Ophthalmic Trauma Service JEC,” menyampaikan,“Trauma pada mata dapat mengakibatkan penurunan tajam penglihatan hingga kebutaan yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup dan produktivitas pasien. Hal ini juga akan berdampak tidak hanya kepada pasien, namun juga ke keluarga pasien. Untuk itu, tim Ophthalmic Trauma Service akan membuat tata laksana penanganan trauma mata yang menyeluruh, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien, melibatkan tim medis dari berbagai subspesialis.”
Maka, kerja sama yang baik antara tim medis dengan pasien dan keluarganya, menjadi kunci keberhasilan penanganan trauma mata dan mengembalikan fungsi penglihatan pasien.
[]Anisa Syaini
Photo : Dok. AgraKom