Health Uncategorized

Jangan Biarkan Sakit Gigi Mendera, Solusi Terbaik Adalah ………………..

Terbilang, mayoritas masyarakat cenderung menghindar untuk berurusan dengan Dokter gigi. Berbalik tajam ketika  sudah muncul beberapa gejala sakit gigi untuk waktu yang lama dan mengganggu. Dari sana, maka dirasa sudah saatnya untuk berkonsultasi dengan pihak yang kompeten.

Sakit gigi, dijelaskan  oleh Kepala Departemen Konservasi Gigi, FKG Universitas Prof. Dr. Moestopo (UPDM) Jakarta, Dr. drg. Rina Permatasari, SpKG, merupakan sensasi nyeri yang berasal dari gigi atau jaringan sekitarnya yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang umur mau pun jenis kelamin.

“Sakit gigi ringan yang berasal dari iritasi gusi bisa ditangani sendiri di rumah. Tapi jika sakitnya tak kunjung mereda karena adanya masalah pada gigi dan mulut maka dibutuhkan campur tangan seorang Dokter gigi,” kata drg. Rina Permatasari saat dihubungi, Jumat (21/5/2021).

Ia menyebutkan gigi adalah bagian tubuh yang unik. Karena gigi itu memiliki jaringan saraf di bagian bawahnya, layaknya pohon yang memiliki akar dan membutuhkan tempat bertumbuh yang baik.

“Sekaligus, gigi itu memiliki jaringan lunak yang didalamnya berisi pulpa atau saraf gigi. Nah jaringan pulpa ini merupakan bagian yang sangat sensitif dan jika mengalami iritasi atau infeksi akan menyebabkan rasa sakit yang sangat parah. Bahkan tak jarang, pasien yang merasakan sakit akan datang ke UGD suatu rumah sakit,” ucapnya.

Dari melihat fakta, 72,3 persen penduduk Indonesia memiliki karies gigi yang berpotensi menjadi sakit gigi jika tidak dilakukan perawatan

“Dan rasa sakit ini lah alasan utama yang mendorong masyarakat untuk datang ke Dokter gigi. Datang ke Dokter  bukan untuk mencegah gigi berlubang tapi saat sudah bolong giginya,” ucapnya lebih lanjut.

Penyebab timbulnya rasa sakit pada gigi bisa beragam. Yaitu, paparan panas atau dingin berlebih pada gigi, terutama yang sensitif, radang gusi, karang atau lubang gigi, infeksi sinusitis, abses di sekitar mulut hingga gigi retak.

“Rasa sakit yang berkaitan dengan gigi atau mulut ada banyak. Bisa berupa sakit yang tajam atau tumpul, berdenyut, spontan, berlangsung lama atau sebentar bahkan bisa hilang dan timbul,” kata Spesialis Konservasi Gigi, RS Pondok Indah ini.

Rasa sakit lainnya, bisa berupa sensitivitas saat mengonsumsi makanan atau minuman yang terlalu dingin atau manis.

“Atau bisa juga, saat gigi ditekan ada perasaan tidak nyaman, adanya pembengkakan pada gusi dan atau wajah akibat adanya infeksi, terganggunya tidur malam hingga munculnya demam atau sakit kepala,” ujarnya.

drg. Rina menyebutkan ada beberapa hal yang bisa dijadikan patokan untuk masyarakat datang ke Dokter gigi. “Saat sakit gigi tak kunjung hilang setelah dua hari, walau pun sudah berkumur dengan air garam atau meminum obat pereda nyeri,  atau sakit yang dirasakan sudah membuat tidak bisa tidur dan mengganggu aktivitas, hal itu bisa menjadi sinyal untuk berobat ke Dokter gigi.”

“Apalagi jika sudah disertai demam, nyeri saat menggigit, gusi merah dan berdarah atau jika terjadi pembengkakan pada pipi di area mulut hingga mata,” tutur drg Rina.

Ia menegaskan tak perlu takut untuk datang ke Dokter gigi, walau pun sedang ada pembatasan sosial pada kondisi pandemi saat ini.

“Dengan adanya perkembangan teknologi, rasa ngilu yang terjadi saat pembersihan area gigi sekarang sudah bisa diturunkan. Dan jangan takut tertular COVID 19 juga. Karena protokol kesehatan pasti diterapkan oleh para Dokter gigi, ditambah ada beberapa fasilitas di ruang praktik Dokter gigi yang menurunkan tingkat penularan,” pungkasnya.

[]Natasha Diany Photo : ND & Habib

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *