Aktivitas makin awesome, adalah keinginan banyak oraang, termasuk kamu di antaranya. Tak lepas melalui kamera yang lebih jernih. Performanya pun yang makin mumpuni, juga AI yang lebih cerdas, yang melekat pada Galaxy A56 5G dan Galaxy A36 5G. Kedua perangkat yang diperkenalkan pada awal Maret lalu, dan kini sudah tersedia di toko offline mau pun […]
Dapat mewujudkan tujuan ‘indah’, yaitu menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi Akademis, teknis dan employabilitas yang
seimbang, merupakan
tantangan terbesar Dunia Pendidikan vokasi.
Berpijak dari sanalah juga, Samsung Tech Institute (STI) menyelenggarakan Uji
Kompetensi Keahlian (UKK) di 30 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, mengikuti perkembangan
kebutuhan Industri.
UKK yang diselenggarakan oleh Perusahaan
yang menginspirasi Dunia dan mengukir masa depan melalui
ide dan teknologi yang transformatif, sejak bulan April 2021, diikuti oleh 1.000 siswa yang akan
lulus tahun ini. Karakteristik Dunia kerja dan kualifikasi tenaga
kerja yang dibutuhkan Industri memberikan tantangan secara terus menerus pada Dunia Pendidikan, utamanya pendidikan vokasi,
untuk dapat menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang seimbang dan relevan
dengan kebutuhan dunia kerja.
Di antaranya, kompetensi akademis (academic skills), penguasaan keterampilan khusus dalam bidang yang ditekuni (technical skills), serta khususnya employabilitas atau kecakapan bekerja (employability skills).
SMKN 1 Cimahi
“Perkembangan ekonomi global, teknologi informasi dan komunikasi yang
berubah dengan cepat, menuntut tingkat kompetensi yang mampu secara cepat pula
mengantisipasi setiap perubahan, termasuk tuntutan kecakapan bekerja. Selaku
bagian dari Dunia usaha dan Industri, Samsung melalui program STI mengedepankan job-basedlearning
yang tak cuma berupa teori tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh
siswa SMK, namun memberikan kesempatan secara langsung bagi siswa untuk
mengasah dan mempraktikkan kompetensi tersebut di lapangan,” tutur Ennita Pramono, Head
of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.
Sebelum mengikuti UKK, siswa program STI wajib melakukan praktik kerja
lapangan (PKL) sebagai salah satu medium untuk menerapkan keterampilan dasar
teknis. Pada saat PKL, mereka mendapatkan pembelajaran kecakapan bekerja sesuai
kebutuhan pasar industri, seperti kecakapan komunikasi, berpikir kritis, kolaborasi,
etika dan teknologi. Kecakapan tersebut pun menjadi bagian dari spesifikasi
kompetensi umum yang digunakan Samsung sebagai pedoman dalam pelaksanaan UKK.
“Siswa dituntut untuk mampu bekerja di bawah tekanan, menunjukkan integritas, juga kreatif dalam mengikuti UKK. Kemampuan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah bahkan masuk ke dalam kategori Higher Order Thinking Skills dengan bobot penilaian sebesar 30%. Karena UKK tahun ini dilakukan secara daring, kemampuan siswa dalam memanfaatkan teknologi pun mutlak dimiliki,” ungkap Pito Sujatmiko, Direktur PT Sugyo Indonesia, mitra Samsung dalam menerapkan UKK bersama sekolah pelaksana program STI.
SMK Al Huda – Kediri
Selain kompetensi umum, yang menjadi penilaian pada UKK program STI adalah
standar kompetensi minimum sesuai kelas kurikulum pendidikan perbaikan
elektronika yang dipilih: Home Appliances (HA), Audio Video (AV),
dan Hand Held Product (HHP).
Ada
pun standar kompetensi minimum yang menjadi ketentuan
adalah pengetahuan dasar produk, elektronika dasar, kemampuan membaca skema
diagram elektonika, serta angkat pasang komponen. Menerapkan komposisi
sebanding antara teori dan praktik, kegiatan UKK yang merupakan syarat
kelulusan bagi siswa SMK ini, diuji dan dinilai oleh para ahli dan akademisi
mitra Samsung dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi
Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Kemendikbud-Ristek RI.
Tercatat, sebanyak 1.000 orang siswa angkatan 2018 yang mengikuti UKK dan
akan
lulus di tahun ini.
Konsistensi Samsung dalam membangun kompetensi siswa dengan program STI,
selain sejalan dengan program link and match yang digaungkan pemerintah,
juga menjadi bukti nyata keunggulan dalam menjadikan SMK sebagai lembaga
pendidikan yang mampu memenuhi permintaan tenaga kerja sesuai standarisasi
industri.
“Kami berharap, sinergi yang terjalin sejak 2013, baik dengan Pemerintah mau
pun SMK mitra, mampu menjawab kebutuhan dunia kerja dan
membuat terobosan dalam meningkatkan daya saing sumber daya manusia. Sehingga
di masa depan, keterserapan tenaga kerja lulusan SMK juga dapat bertambah
dengan pesat,” tutup Ennita.
Perayaan 50 tahun kehadiran burger Big Mac, ikonik dari McDonald’s yang diperkenalkan oleh Jim Deligatti di Penssylvania pada 1967, dan diluncurkan secara Nasional mulai 1968, hingga melebar ke belahan dunia, terasa gempitanya di Indonesia. Perayaan burger legendaris di tahun ini oleh McDonald’s Indonesia adalah dengan memperkenalkan “Big Mac Song” yang pernah lebih dahulu popular di […]
Dari melihat bukti hasil Riset Kesehatan Dasar (Riseksdas) 2018 yang menunjukkan bahwa 88,8% masyarakat Indonesia memiliki masalah gigi berlubang, bahkan permasalahan ini juga dialami oleh 92,6% anak Indonesia berumur 5 tahun, yang tentunya sangat memprihatinkan, maka Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) kembali digelar secara Nasional. Acara hasil kolaborasi PT Unilever Indonesia, Tbk. melalui brand Pepsodent […]
“Kesepakatan Hijau Eropa dan Paket Kebijakan Iklim ‘Fit for 55”: Apa artinya bagi Indonesia?”, sebuah diskusi menarik, tentunya, digelar oleh Delegasi Uni Eropa (UE) untuk Indonesia. Gelar diskusi virtual yang berlangsung pada Rabu, 21 Juli 2021, ini mendiskusikan tentang agenda hijau Uni Eropa dengan Indonesia, serta mendalami isi keseluruhan paket kebijakan ‘Fit for55’ di berbagai […]