Autoimun, penyakit yang meliputi 10% populasi dengan keterlibatan organ yang berbeda, kiranya menjadi ancaman nyata yang harus disikapi dengan langkah preventif mau pun kuratif. Autoimun merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak dapat membedakan kawan dan lawan, sehingga menyebabkan keluhan kesehatan kronis, bahkan dapat kematian jika menyerang organ vital. Minimnya pengetahuan masyarakat di Indonesia […]
Dapat mewujudkan tujuan ‘indah’, yaitu menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi Akademis, teknis dan employabilitas yang
seimbang, merupakan
tantangan terbesar Dunia Pendidikan vokasi.
Berpijak dari sanalah juga, Samsung Tech Institute (STI) menyelenggarakan Uji
Kompetensi Keahlian (UKK) di 30 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, mengikuti perkembangan
kebutuhan Industri.
UKK yang diselenggarakan oleh Perusahaan
yang menginspirasi Dunia dan mengukir masa depan melalui
ide dan teknologi yang transformatif, sejak bulan April 2021, diikuti oleh 1.000 siswa yang akan
lulus tahun ini. Karakteristik Dunia kerja dan kualifikasi tenaga
kerja yang dibutuhkan Industri memberikan tantangan secara terus menerus pada Dunia Pendidikan, utamanya pendidikan vokasi,
untuk dapat menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang seimbang dan relevan
dengan kebutuhan dunia kerja.
Di antaranya, kompetensi akademis (academic skills), penguasaan keterampilan khusus dalam bidang yang ditekuni (technical skills), serta khususnya employabilitas atau kecakapan bekerja (employability skills).
“Perkembangan ekonomi global, teknologi informasi dan komunikasi yang
berubah dengan cepat, menuntut tingkat kompetensi yang mampu secara cepat pula
mengantisipasi setiap perubahan, termasuk tuntutan kecakapan bekerja. Selaku
bagian dari Dunia usaha dan Industri, Samsung melalui program STI mengedepankan job-basedlearning
yang tak cuma berupa teori tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh
siswa SMK, namun memberikan kesempatan secara langsung bagi siswa untuk
mengasah dan mempraktikkan kompetensi tersebut di lapangan,” tutur Ennita Pramono, Head
of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.
Sebelum mengikuti UKK, siswa program STI wajib melakukan praktik kerja
lapangan (PKL) sebagai salah satu medium untuk menerapkan keterampilan dasar
teknis. Pada saat PKL, mereka mendapatkan pembelajaran kecakapan bekerja sesuai
kebutuhan pasar industri, seperti kecakapan komunikasi, berpikir kritis, kolaborasi,
etika dan teknologi. Kecakapan tersebut pun menjadi bagian dari spesifikasi
kompetensi umum yang digunakan Samsung sebagai pedoman dalam pelaksanaan UKK.
“Siswa dituntut untuk mampu bekerja di bawah tekanan, menunjukkan integritas, juga kreatif dalam mengikuti UKK. Kemampuan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah bahkan masuk ke dalam kategori Higher Order Thinking Skills dengan bobot penilaian sebesar 30%. Karena UKK tahun ini dilakukan secara daring, kemampuan siswa dalam memanfaatkan teknologi pun mutlak dimiliki,” ungkap Pito Sujatmiko, Direktur PT Sugyo Indonesia, mitra Samsung dalam menerapkan UKK bersama sekolah pelaksana program STI.
Selain kompetensi umum, yang menjadi penilaian pada UKK program STI adalah
standar kompetensi minimum sesuai kelas kurikulum pendidikan perbaikan
elektronika yang dipilih: Home Appliances (HA), Audio Video (AV),
dan Hand Held Product (HHP).
Ada
pun standar kompetensi minimum yang menjadi ketentuan
adalah pengetahuan dasar produk, elektronika dasar, kemampuan membaca skema
diagram elektonika, serta angkat pasang komponen. Menerapkan komposisi
sebanding antara teori dan praktik, kegiatan UKK yang merupakan syarat
kelulusan bagi siswa SMK ini, diuji dan dinilai oleh para ahli dan akademisi
mitra Samsung dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi
Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Kemendikbud-Ristek RI.
Tercatat, sebanyak 1.000 orang siswa angkatan 2018 yang mengikuti UKK dan
akan
lulus di tahun ini.
Konsistensi Samsung dalam membangun kompetensi siswa dengan program STI,
selain sejalan dengan program link and match yang digaungkan pemerintah,
juga menjadi bukti nyata keunggulan dalam menjadikan SMK sebagai lembaga
pendidikan yang mampu memenuhi permintaan tenaga kerja sesuai standarisasi
industri.
“Kami berharap, sinergi yang terjalin sejak 2013, baik dengan Pemerintah mau
pun SMK mitra, mampu menjawab kebutuhan dunia kerja dan
membuat terobosan dalam meningkatkan daya saing sumber daya manusia. Sehingga
di masa depan, keterserapan tenaga kerja lulusan SMK juga dapat bertambah
dengan pesat,” tutup Ennita.
Tidak terkesamping, bahkan menjadi catatan tersendiri, sektor logistik adalah multi-industry enabler yang mendukung perekonomian Nasional selama ini. Terhitung, sejak 2017, logistik mengalami peningkatan luar biasa ditopang maraknya e- commerce. Catatan yang cukup memukau tentunya, sektor logistik berkontribusi 5,41 persen pada total GDP Indonesia tahun 2017 yang mencapai Rp14.837 triliun. Pada tahun lalu, pertumbuhan bisnis logistik […]
Beranjak dari, percaya bahwa prinsip-prinsip asuransi syariah relevan sepanjang masa dan sesuai dengan ciri khas budaya masyarakat Indonesia, Prudential Indonesia menunjukkan hasil memukau. Tepatnya, di Jakarta, pada 18 Mei 2020, ada catatan yang disampaikan Prudential Indonesia, bahwa kinerja unit syariah yang sehat di sepanjang 2019 dalam genggaman. Sekaligus menegaskan kembali kepemimpinannya di industri asuransi jiwa […]
Diluncurkannya “Unilever Muslim Centre of Excellence” (Unilever MCOE) oleh PT Unilever Indonesia, Tbk., adalah sebagai bentuk komitmen Perusahaan dalam berbagi peran dengan Pemerintah dan sejumlah organisasi terpercaya untuk mendukung Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah. Hal itu sejalan dengan tujuan dari Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024. Acara peluncuran MCOE, Kamis, 08 April 2021, dihadiri oleh […]