Persalinan selama masa pandemi memang berbeda jika
dibandingkan sebelum terjadinya COVID-19. Karena, diberlakukan ketentuan tersendiri untuk
memastikan keselamatan calon Ibu dan bayi yang akan dilahirkan.
Dikatakan oleh Ahli Kandungan MRCCC Siloam
Semanggi, Ardiansjah Dara Sjahruddin,
SpOG, M.Kes, bahwa persalinan di saat pandemi
membutuhkan persiapan yang berbeda. Karena,”Ada prosedur tambahan sebelum
melahirkan untuk memastikan apakah calon Ibu terpapar COVID-19 atau tidaknya.
Begitu pula bagi pendampingnya. Jadi, sebaiknya memasuki trisemester pertama, calon Ibu sudah memastikan akan melahirkan di
rumah sakit mana.”
Dengan menentukan sejak awal, maka prosedur pra
persalinan dapat dilakukan dengan baik dan tidak terburu-buru, sehingga tidak
menyulitkan calon Ibu mau pun pihak rumah sakit.
“Selain menentukan rumah sakit yang mana,
calon ibu sebaiknya juga melakukan karantina mandiri selama beberapa Minggu
sebelum melahirkan. Hal ini untuk memastikan calon Ibu tidak terpapar COVID-19,”
ujarnya.
Demi mencegah terjadinya penularan COVID-19
pada bayi saat proses melahirkan, calon Ibu dan pendamping, juga akan diwawancarai terkait riwayat
kesehatan dan riwayat perjalanan.
Namun tak sedikit yang tidak jujur karena khawatir
dipersulit untuk proses persalinan, kata
Ardiansja. “Padahal, semua prosedur tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan
calon Ibu, pendamping dan calon bayi yang akan dilahirkan,” ujarnya lagi.
Ardiansjah menekankan bahwa bayi yang baru
lahir belum bisa membangun sistem imun tubuhnya sendiri. Sehingga menjadikan
bayi sebagai salah satu pihak yang rentan terpapar.
“Setelah melahirkan nanti, bayi akan
langsung kita pindahkan ke NICU, sementara Ibu juga akan diisolasi
mandiri,” ungkapnya.
Ia menyatakan bahwa tidak ada larangan untuk
melakukan persalinan secara normal di masa pandemi
COVID-19 ini, selama tidak ada kendala persalinan, yang mengharuskan
diambil tindakan Caesar.
“Tapi, beberapa rumah sakit memang
menyarankan untuk Caesar saja. Dengan
pertimbangan mempercepat proses persalinan dan mengurangi resiko penularan virus,” tandasnya.
Seorang Ibu yang melakukan persalinan di masa pandemi, Oka Fauziah menyatakan hamil dan persalinan selama pandemi memang membutuhkan usaha yang
lebih dibandingkan sebelum pandemi.
“Sebagai calon Ibu, harus memeriksakan
diri secara rutiin dan harus melakukan penjadualan dengan dokter terkait. Ini
membutuhkan usaha lebih,” kata Oka saat dihubungi terpisah.
Ia juga menyatakan selama pemeriksaan rutin,
calon Ibu dan pengantarnya harus melaksanakan protokol kesehatan secara ketat
dan disiplin.
“Saya melakukan persalinan dengan Caesar setelah melakukan medical check up sebanyak tiga kali dan juga
harus menandatangani pernyataan menyetujui hanya akan ada satu pendamping saat
persalinan nanti. Sesaat sebelum melahirkan, saya melakukan swab antigen,” ucapnya.
Paska melahirkan, ia menceritakan bahwa yang
menjaga hanya suami saja.
“Kalau tiba-tiba suami harus keluar, yang
menggantikannya hanya boleh satu orang dan harus menyertakan surat keterangan
bebas COVID-19,” ucapnya lagi.
Oka menyatakan rasa syukurnya bahwa selama hamil
hingga paska persalinan, ia tidak terpapar sakit apa pun. Misalnya flu.
“Kalau ada sakit lainnya, akan ada
prosedur tambahan lainnya. Jadi alhamdulillah
banget, saya sehat-sehat saja selama hamil hingga melahirkan,”
pungkasnya.
[]Natsha
Diani
Photo : ND
Keterangan Photo
[1] : Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, M.Kes,
[2] : Oka Fauziah