“Future Menu 2025” baru saja diluncurkan oleh Unilever Food Solutions (UFS), yang merupakan unit Business to Business (B2B) dari Unilever. Event ini merupakan dukungan UFS terhadap progresivitas para chef dan pebisnis kuliner di seluruh Dunia, yang resmi diperkenalkan di kawasan Asia Tenggara dalam perhelatan “Future Menu 2025 SEA” di Samyan Mitrtown, Bangkok. UFS Indonesia sendiri mengangkat keistimewaan […]
Kiranya, tak terkesemapingkan, gaya hidup sedentari yang meningkat kala pandemi lalu, telah berkembang menjadi kebiasaan baru yang berdampak besar terhadap kebiasaan ngemil dan kesehatan pencernaan.
Pertama, karena selama menjalani gaya hidup sedentari, maka frekuensi untuk jajan atau ngemil untuk sekedar kenyang, jadi meningkat. Kedua, selama pandemi terjadi peningkatan kecemasan dan gejala depresi, yang berdampak pada kesehatan pencernaan.
Terbilang, motivasi yang paling umum untuk ngemil adalah lapar, budaya makan (kebiasaan jajan atau mencoba jajanan baru), gangguan makan, kebosanan dan kesenangan. Meski pun ngemil telah memiliki “citra buruk”, namun camilan bisa menjadi bagian penting dari diet Anda. Tentu, selama pola ngemil itu untuk memastikan nutrisi yang dibutuhkan tubuh terpenuhi, ngemil justru disarankan.
Sayangnya kadang kita makan sebagai respon terhadap sebuah emosi (emotional eating), karena makan menyalakan sistem reward di otak yang membuat kita merasa lebih baik. Jadi ketika ngemil menjadi kebiasaan yang tidak sehat itulah yang menyebabkan atau memperburuk kondisi psikologis dan pencernaan kita.
Mengenai ngemil, untuk lebih jelasnya, menawan apa yang disampaikan oleh dr. Dion Haryadi, PN1, CHC. Dikatakan, penelitian modern telah menemukan bahwa usus kita dapat berkomunikasi 2 arah dengan otak kita, inilah yang sering membuat usus disebut sebagai otak kedua manusia. Bersama-sama, dua otak kita memainkan peran kunci dalam penyakit tertentu di tubuh kita dan kesehatan secara keseluruhan. Tentu saja, otak manusia yang membuat semua keputusan logis dan intelektual kita, namun otak di usus kita juga ikut berkontribusi pada kesehatan dan emosi kita.
Dr. Dion Haryadi melanjutkan, bagi yang memiliki kebutuhan untuk ngemil, sebaiknya perhatikan frekuensinya, agar teratur dan terencana. Camilan yang baik dan sehat contohnya adalah yang terdiri dari serat seperti buah dan sayur, lemak baik seperti alpukat serta protein seperti yogurt dan telur rebus. Dirincikan, yogurt adalah salah satu makanan ringan yang baik untuk kesehatan. Karena yogurt adalah sumber protein, serat dan kalsium yang penting untuk otot dan tulang yang kuat.
Terkait yogurt, Lidwina Tandy, Head of Marketing Dairy Cimory mengatakan, Cimory Yogurt Squeeze 120 gr yang mengandung 120 Kcal, hadir sebagai solusi praktis dan baik untuk pencernaan, bagi mereka yang doyan dan butuh ngemil. Melalui kampanye “Ngemil No Worry Cuma Cimory”, Cimory Yogurt Squeeze kini hadir dalam kemasan yang lebih kecil 40 gr, camilan yang pas untuk kapan pun.
Menarik untuk diketahui, — Cimory Group berbasis di Jakarta, produsen produk makanan dan minuman kemasan berbasis protein di Indonesia yang didirikan pada tahun 1993 – berdasarkan riset konsumen Cimory yang terbaru, Cimory Yogurt Squeeze yang memiliki tekstur creamy smooth, dan merupakan pilihan nomor 1 konsumen untuk kategori yogurt.
Catatan menawan, Cimory sejak tahun 2013 memiliki program Miss Cimory yang memberikan kesempatan bagi Ibu-Ibu rumah tangga untuk bisa mandiri, produktif dan membantu keuangan keluarga. Melalui program, ini Cimory dan para Ibu rumah tangga, berkembang bersama dengan menyebarkan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan nutrisi keluarga melalui produk-produk Cimory.
Dalam catatan. Ibu-Ibu Miss Cimory sampai saat, ini sudah mencapai lebih dari 4. 000 Ibu di seluruh Indonesia dan produk Cimory Squeeze 40 gr bisa Anda dapatkan melalui Miss Cimory.
Tidak terkesampingkan, masa pandemi bersinggungan dengan kesehatan masyarakat, dan kesehatan masyarakat pun terganggu. Selama masa pandemi, sisi Kesehatan Jiwa masyarakat dan pasien Covid-19, pun menjadi perhatian Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI). Perhatian yang disampaikan IPK Indonesia dan PDSKJI, — bertepatan dan dalam rangka “Hari Kesehatan Jiwa […]
Jakarta, 19 Juni 2018 – Diresmikannya jalinan kerjasama antara RS Mata Primasana dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), atas dasar misi mulia. Bagi BPJS, guna memperluas dan mempermudah masyarakat pra sejahtera dalam mendapatkan pelayanan kesehatan mata yang memadai, khususnya bagi pasien dengan kelainan/kerusakan retina yang memerlukan tindakan segera. Bagi RS Mata Primasana, berlokasi di Jl. […]
Dalam menjaga kesehatan tubuh, siapa pun dan ragam tingkat usia, ada beberapa hal penting harus menjadi perhatian. Salah satunya, menjaga asupan makanan dan minuman dengan gula berlebih, karena tak terelak dapat menimbulkan berbagai risiko penyakit seperti diabetes mellitus tipe-2 (DM tipe-2). Kian memukau, terkait asupan gula yang berlebihan, kiranya Indonesia saat ini tercatat sebagai Negara dengan […]