Profile

Sosok di Balik Kesuksesan Klinik Kecantikan,RKD’s Clinic Menghadapi Persaingan

Klinik kecantikan di kota-kota besar di Tanah Air, jumlahnya terus bertumbuh. Kondisi ini seiring dengan kian meningkatnya jumlah masyarakat yang peduli akan perawatan kulit tubuh, terlebih kulit wajah, agar tetap menawan. Dan, waktu membuktikan tampil dengan kulit sehat dan berseri bukan lagi hanya impian kaum wanita, melainkan pria pun mulai peduli.

Hal itulah yang menjadi salah satu latar belakang berdirinya klinik kecantikan, RKDs Clinic di dua lokasi, Ciracas, Jakarta Timur dan Ciputat, Tangerang.

Klinik milik Dr. dr. Hj. Ratna Komala Dewi, SpKK, MKes, FINSDV, ini menawarkan konsep “One Stop Clinic”. “Selain saya sebagai Dokter untuk masalah kulit dan kecantikan, juga ada dokter Anak dan dokter gigi,” tukas dr. Ratna.

Dokter cantik kelahiran 11 Januari 1978, ini tidak hanya mendirikan RKD’s Clinic, melainkan juga turut andil dalam penelitian dan pengembangan produk skincare RKD’s yang diproduksinya. “Produk skincare RKD’S  tersedia dalam tiga formulasi, untuk kulit normal, berjerawat dan sensitif. Selain bisa didapatkan di klinik, produk-produk, ini juga bisa didapatkan di Shopee dan Tokopedia. Tapi kalau memang punya permasalahan dengan kulit, misalkan flek hitam atau jerawat yang parah, sebaiknya dan disarankan konsultasi ke saya terlebih dahulu,” ujarnya.

Tak dipungkiri di kliniknya banyak kedatangan pasien usia remaja. Ini disebabkan kulit anak remaja masih terpengaruh usia pubertas sehingga produksi hormon meningkat tinggi. “Ini yang menyebabkan kulit remaja lebih mudah berkomedo dan berjerawat. Saya menyarankan kepada para  remaja untuk rajin membersihkan wajah dan berhati-hati terhadap produk skincare yang banyak beredar di pasaran, karena dikhawatirkan akan memunculkan reaksi alergi yang akan merusak kulit wajah,” ungkap dr. Ratna

Serius Mendalami Isu Kecantikan

Ibu dari dua anak : Clarissa Aurelia Nahid Saputra dan Kayyira Azka Brianna Saputra, buah pernikahannya dengan Ir. H. Tri Febry Saputra, ini mengaku ingin serius mendalami isu-isu seputar kecantikan di sepanjang kariernya. Mengambil gelar Sarjana Kedokteran dari Universitas Trisakti, Jakarta, dr. Ratna kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2 dengan mengambil Spesialis Kulit dan Kelamin, sekaligus gelar Magister Kesehatan dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Sedangkan gelar Doktor ia ambil dengan memilih program studi Hukum Kesehatan di Universitas Borobudur, Jakarta.  

Isu yang diambil penggemar traveling ini dalam disertasi gelar doktor-nya adalah seputar dokter dan klinik kecantikan yang semakin menjamur dimana-mana. “Saya mempertanyakan konstruksi hukumnya di mana? Karena di masyarakat itu sering terjadi overlap, anggapan mereka dokter kecantikan itu sudah pasti dokter spesialis kulit dan kelamin, padahal kan tidak demikian,” pungkasnya.

Di lapangan banyak dokter kecantikan yang membuka praktek tapi tidak mempunyai latar belakang sebagai dokter spesialis kulit dan kelamin. Kondisi inilah yang membuat dokter-dokter tersebut tidak memiliki kompetensi untuk mengobati penyakit-penyakit kulit seperti psoriasis (peradangan kulit), jamur kulit dan sebagainya. Yang mereka tangani hanya sebatas masalah kecantikan saja.

“Karenanya, hal ini harus disosialisasikan ke masyarakat agar mereka lebih aware dalam memilih klinik dan dokter kecantikan, jangan sampai menjadi korban malpraktek,” tegas dokter yang tergabung dalam PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia) sejak 2009 dan juga EADV (European Academy of Dermatology and Venereology) sejak 2016 ini.

[]Andriza Hamzah&Syaini

Photo : Dok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *