Enfin, en cas de litige, le casino aura son dernier mot dans la majorité des cas. Même si ce casino très pratique possède de nombreux avantages, il connaît également quelques inconvénients. Enfin, n’hésitez pas à consulter les avis en ligne avant de vous lancer pour mettre en avant les avantages et inconvénients de chaque plateforme. […]
Negeri tercinta Indonesia, sebagai kawasan maritim tropis, menjadi rumah bagi 569 jenis atau 67% dari 845 total spesies karang Dunia.
Merujuk pada Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan areal terumbu karang di Indonesia, yang sempat menyentuh 2,5 juta hektare (2018), kini tinggal 1,7 juta hektare lebih, dengan kondisi 16,32 persen rusak.
Beranjak dari sanalah jua, adalah AquaNest. Pengelola spotwater ecotourism di Tanjung Benoa, Bali, resmi meluncurkan Coral Foster Parent Experience bagi masyarakat umum, yang merupakansebuah pengalaman menyelam sekaligus ikut terlibat dalam restorasi dan konservasi ekosistemterumbu karang.
Program, ini adalah satu-satunya yang bersifat komersil dan terbuka bagi semua kalangan masyarakat dengan mengangkat asuh anak karang tersertifikasi dari Mari Culture di Indonesia.
AquaNest menargetkan Kawasan Tanjung Benoa yang mereka kelola akan menjadi salah satu coral base Indonesia, yang ditujukan untuk kegiatan restorasi dan pelestarian ekosistem terumbu karang. Termasuk untuk penelitian yang bersifat edukasi dan konservasi. Masyarakat bisa ikut terlibat dalam upaya konservasi ekosistem terumbu karang dan laut.
Keindahan Kegiatan Wisata Air
“Selama ini kegiatan konservasi dilakukan oleh Pemerintah dan non-government organization. Dan dengan melalui program Coral Foster Parent Experience, masyarakat bisa ikut terlibat dalam upaya pemulihan dan konservasi ekosistem terumbu karang serta laut Indonesia, selain merasakan pengalaman kegiatan wisata air yang populer di Bali,” ucap Dirga Adhi Putra Singkarru, CEO, AquaNest Experience.
AquaNest menargetkan Kawasan Tanjung Benoa yang mereka kelola akan menjadi salah satu coral base Indonesia, yang ditujukan untuk kegiatan restorasi dan pelestarian ekosistem terumbu karang. Termasuk untuk penelitian yang bersifat edukasi dan konservasi.
Khusus di wilayah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Bersama dengan Laboratorium Geomorfologi dan Manajemen Pantai (LGMP) Universitas Hasanuddin, pada 2005, terdapat 13 wilayah penyebaran terumbu karang. Namun konsentrasi kerusakan ekosistem terumbu karang ditemukan di 9 wilayah, yaitu Tanjung Ujung Dato, Pulau Karamassang, Pulau Pasir/Gusung Toraja, Ujung Labuan, Pulau Karama, Palippis, Taka Killing, Pulo Panampeang dan Timur Pulau Battoa. Kerusakan yang terjadi antara lain disebabkan oleh penggunaan bahan peledak, racun dan pengambilan karang sebagai bahan pondasi rumah.
Selain akibat aktivitas manusia, perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis pada tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Saat itu, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3°C di atas suhu normal.
Kelestarian terumbu karang juga terancam oleh sampah plastik. Setiap tahun diperkirakan laut Indonesia mendapat kiriman 70-80 persen sampah plastik bekas konsumsi manusia, dengan jumlah antara 480 ribu – 1,29 juta ton sampah yang masuk ke laut dan pesisir. Penelitian mendapati bahwa terumbu karang yang tertutup oleh sampah plastik dapat mati karena tidak mendapatkan sinar matahari untuk tumbuh.
“Saya ingin mengajak masyarakat Polewali Mandar, tempat saya ingin berkontribusi untuk masyarakat, Bangsa, dan Negara, mengembangkan praktik perikanan yang lebih bertanggung jawab untuk memulihkan kondisi terumbu karang. Bagaimana pun, pemulihan terumbu karang akan sangat berdampak positif pada sektor perikanan tangkap di mana wilayah ini memiliki potensi perikanan tangkap yang besar, bahkan berkontribusi hingga 40,54 persen terhadap perikanan tangkap Sulawesi Barat, serta laju pengembangan pariwisata baharinya,” kata Dirga Adhi Putra Singkarru.
Ninda Felina, Brand Ambassador of Coral Foster Parent Indonesia dan Dirga Adhi Putra Singkarru, CEO, AquaNest Experience,
Mengingat terumbu karang sangat penting bagi kehidupan biota laut dan potensial bagi industri pariwisata, restorasi terumbu karang harus menjadi salah satu prioritas banyak pihak di Indonesia, termasuk Asosiasi Koral, Kerang, dan Ikan Hias Indonesia (AKKII) sebagai salah satu stakeholder yang memiliki kepentingan dengan terumbu karang Indonesia.
Bekerjasama dengan beberapa stakeholder lain termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), misalnya, AKKII telah memberikan pelatihan kepada warga Bali untuk merestorasi terumbu karang melalui pembangunan kebun karang di bawah program ICRG (Indonesia Coral Reef Garden) salah satunya di kawasan Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali.
AquaNest Experience sebagai ‘one stop’ water adventure experience dan diving course bagi semua kalangan dan usia (termasuk anak-anak dengan pengawasan orang tua), melangkah lebih jauh dengan meluncurkan paket wisata Coral Foster Parent Experience. Dengan layanan baru ini, AquaNest Experience kini memberikan peluang tak terbatas kepada siapa saja untuk healing di Bali sekaligus berkontribusi dalam penyelamatan terumbu karang.
Siapa pun, tua dan muda, anak-anak dan dewasa, solo traveler mau pun keluarga, traveler lokal mau pun Internasional, pecinta lingkungan sampai pegiat olahraga menyelam, dapat merasakan pengalaman. ini dengan datang ke AquaNest Experience di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali, dan membeli paket mulai dari Rp750 ribu.
Dilanjutkan dengan merasakan experience Discover Scuba Diving atau diwakilkan jika memiliki fobia terhadap penyelaman. Setelah itu, mereka akan dipandu oleh instruktur untuk melakukan prosesi transplantasi anak karang dari indukannya di kedalaman 0 sampai 5 meter. Setelah transplantasi, dilanjut dengan melakukan planting di area penanaman anak karang yang terpisah.
Anakan karang yang baru ditanam ini akan diberikan tagging berisi nama anakan karang dan nama orang tua asuh. Setelah penanaman, wisatawan yang telah menjadi orang tua asuh itu akan mendapatkan sertifikat, dan disarankan untuk menjenguk anak asuhnya dalam jangka waktu 6 bulan sampai satu tahun setelah penanaman.
AquaNest menjamin tingkat keberhasilan penanaman kembali anak karang ini mencapai 99 persen. Terkecuali terjadi force majeure yang tak diinginkan, seperti gempa bumi bawah laut, ocean warming, atau sesuatu yang bersifat alami, kemungkinan anakan itu gagal tumbuh dan berkembang, adalah sangat kecil.
“Coral Foster Parent Experience ini telah menempatkan AquaNest sebagai one stop water adventure solution bagi siapa pun yang berkunjung ke Bali dan menikmati kesempatan tak terbatas untuk go healing and make the coral smiling,” kata Dirga Adhi Putra Singkarru. “Kami berharap program restorasi atau pemulihan ekosistem terumbu karang yang rusak melalui program orangtua asuh karang yang kami lakukan di AquaNest bisa diterapkan di wilayah-wilayah lain di Indonesia sehingga restorasi terumbu karang di Indonesia semakin luas dan devisa negara dari wisata bahari semakin meningkat.”
Penyedia sistem dan solusi kemasan karton aseptik terdepan, SIG bekerjasama dengan Duitin mengumumkan inisiatif terbaru dari kampanye “Way Beyond Good”, merupakan gerakan yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mendaur ulang sampah. Bersama Duitin, SIG mengajak keluarga Indonesia untuk memulai kebiasaan baru yang baik untuk lingkungan, memilah dan mengumpulkan sampah untuk kemudian didaur ulang. Demikian yang disampaikan […]
Seni tari sejatinya, tak hanya artikulasi tubuh dan kreativitas, tapi merupakan suatu proses perjalanan yang mampu menyentuh semua aspek kehidupan dan membentuk karakteristik individu. Bahkan, tari pun mampu mendorong sisi keilmuan individu untuk melewati batasan dan zona nyamannya untuk terus merespon perubahan zaman dan kondisi kritis. Tari, dikatakan oleh Akademisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Madia […]
Masalah sampah rumah tangga, termasuk di sana adanya plastik bekas, di beberapa kota besar Indonesia, sebagian besar belum terpilah. Berujung, sampah yang tidak bisa dipergunakan menumpuk di TPA, dan menimbulkan permasalahan lingkungan. Terbilang, dalam upaya mengatasi permasalahan sampah, perlu keterlibatan banyak pihak. Tak lepas, melihat sebuah studi tahun 2019 yang melibatkan responden di lima Kota […]