Bersegeralah, dan di waktu yang tepat, apa yang Anda alami dan rasakan sampaikan kepada pria pasangan Anda. Sebaliknya, Anda sebagai pria pasangan yang keren bersiaplah mendengar dan memahami, untuk kemudian bersegera membawa pasangan wanita Anda ke dokter. Bisa mungkin Endometriosis, menyapa.
Endometriosis, penyakit milik wanita ini merupakan penyakit yang sangat mengganggu. Wanita dengan derita Endometriosis akan mengalami rasa nyeri (nyeri pada saat haid, nyeri pinggul, nyeri sewaktu buang air besar, nyeri senggama).
Nyeri yang timbulkan, tentu menurunkan kualitas hidup, gangguan pada aktivitas seksual, dan juga menurunkan kesuburan pada penderitanya, sehingga sulit memperoleh keturunan.
Padahal. Untuk membina keharmonisan antara pasangan suami istri, sejatinya, aktivitas seksual merupakan bagian penting dalam perjalanan bahtera rumah tangga. Maka ketika aktivitas seksual yang dirasakan pasangan wanita tidak nyaman akibat alami rasa nyeri, tentu terselip rasa enggan untuk melakukannya. Lebih dari itu, menimbulkan trauma.
Akibat dari masalah Endometriosis, bahkan pengidap juga dapat mengalami pengempisan paru-paru dan mengalami kejang di setiap kali haid.
Demikian yang terangkat mengenai penyakit milik wanita pada seminar bertema “Bebas Nyeri Endometriosis” yang menghadirkan dua pembicara ahli : dr. H. Andon Hestoantoro, SpOG (K), Staf pada Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi Departemen Reproduksi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI dan Prof. DR. Dr. Ali Baziad SpOG (K) dari Divisi Imunoendokrinologi Reproduksi Departemen Reproduksi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI.
Masalah Endometriosis, diterangkan oleh dr. H. Andon Hestoantoro, SpOG (K), merupakan masalah yang penting karena menyangkut wanita dalam usia reproduksi. Terlebih melihat prevelensi Endometriosis, di Indonesia sekitar 5% pada pasangan usia subur.
Lebih rinci faktor resiko dari Endometriosis, bisa disebabkan riwayat Endometriosis dalam keluarga dan menstruasi berlangsung lama. Dan, wanita yang mengonsumsi pil kontrasepsi, berat badan rendah, juga dimungkinkan menderita penyakit ini.
Kiranya, gejala dari Endometriosis sulit dikenali, sehingga wanita yang mengalami tidak menyadari bahwa mereka menderita Endometriosis.Demikian dikatakan oleh Prof. DR. Dr. Ali Baziad SpOG (K),
Begitupun, dengan melakukan pemeriksaan fisik dan diagnosa lebih dini terhadap penyakit, ini maka pengobatan dapat lebih mudah.
Pemeriksaan yang dijalani seperti ultrasound sonography (USG), cek darah dan laparoskopi.
Dengan membiarkan Endometriosis tanpa adanya tindakan, maka nantinya dapat menjadikan Endometriosis stadium empat, yang biasanya sudah ada kista. Dan, pengobatannya pun sudah harus dengan operasi.
MEasia no. 144/2013
Andriza Hamzah