Jakarta, 19 Juli 2018 – Film Nasional karya terbaru karya Sutradara senior — setelah selama 14 tahun tidak membuat film — Adisurya Abdi yang dihadirkan oleh rumah produksi Xela Pictures, dengan judul “Sara&Fei–Stadhuis Shandaal”, memberi ‘rasa’ berbeda.
![](http://www.stylish-one.xyz/wp-content/uploads/2018/07/A.jpg)
Dari judulnya, sedikit ada bayangan, film yang akan tayang serentak di bioskop mulai 26 juli 2018, dilatar-belakangi kisah cinta berunsur sejarah, dan di zaman Belanda. Dan yang menjadi daya tarik, kisah cinta zaman Belanda, yang terbawa hingga hari ini. Maka ada unsur pendekatan kekinian, yang tidaklah lepas agar film “Sara&Fei–Stadhuis Schandaal” dapat diterima dan dinikmati kaum millenial.
Karenanya, film dengan mengambil dua setting — masa lalu dan masa kini — di Stadhuis atau kini dikenal dengan Museum Fatahilah, kian terasa kekiniannya dengan kehadiran para pemainnya kalangan aktor dan aktris menawan : Tio Duarte, Amanda Rigby, Tara Adia, George Taka, Aty Cancer, Iwan Burnani, Septian Dwi Cahyo, Riki Cuaca dan beberapa lainnya.
Sudah tentu, keterlibatan Areng Widodo sebagai peramu musik adegan masa lalu, melalui sajian ciptaannya berjudul “Syair Kehidupan” yang dipopulerkan oleh Achmad Albar, dan diaransemen ulang dan dinyanyikan oleh Hilda Ridwan Mas, kian memperkuat keberadaan film ini.
“Karenanya, saya mengharapkan generasi tahu akan cerita film ini, tentang cinta dan sejarah. Intinya film ini adalah hiburan yang bersetting sejarah, dan tetap menampilkan cerita cinta anak muda, dengan segala romantikanya. Makanya, perlu ditonton oleh generasi milenial,” kata Omar Jusma, Produser Xela Pictures, di acara talk show bertajuk “Historia cinta Stadhuis Schandaal” yang digelar Xela Pictures, bertempat di Pusat Perfilmman Haji Usmar Ismail, Jakarta, medio bulan Juli 2018.
Di acara talk show yang dipandu Maman Suherman, dan menghadirkan pembicara Remy Silado, pengamat film, Indy, seorang youtubers serta para pendukung film, Adisurya Abdi, yang bertindak sebagai Penulis dan Director film, menyampaikan harapan yang sama yaitu “Sara&Fei-Stadhuis Shandaal” diterima dan ditonton generasi milenial.
“Jadi kesemua kembali kepada selera penonton. Saya sendiri, berupaya bagaimana blending film ini agar masuk ke generasi milenial, melalui cerita yang menyentuh. Mengangkat cerita masa kini yang bergelayut dari masa lalu,” kata Adisurya Abdi menambahkan.
Anisa Syaini
Foto : ePR