Tiada henti lakukan terobosan yang diwarnai pesona spesial, lagi, Samsung Electronics Co. Ltd melakukan terobosan berbeda. Kali ini hadirkan kembali gaya khas tahun 2000-an dengan peluncuran koleksi mobile aksesoris Y2K 4eva di kawasan Asia Tenggara dan Oseania (SEAO), yang bertujuan untuk menghidupkan kembali gaya Y2K yang meriah ke masa kini. Sebagai bentuk penghormatan terhadap tren […]
Rasa peduli, diwujudkan dengan turut memberi semangat bagi anak-anak disabilitas melalui pertunjukan teater musikal bertema “Still Life: The Story of Vincent Van Gogh”, itulah yang disampaikan Youth of Performing Arts (YJP), Komunitas pemusik kaula muda.
Pertunjukan teater merupakan hasil kerjasama YJP dan The Saraswati Learning Center (SLC), organisasi nirlaba yang melayani pemdidikan dan terapi bagi anak-anak — berumur 0 – 18 tahun — berkebutuhan khusus, yang terbilang rutin melaksanakan ragam kegiatan, ini berlangsung sepanjang dua hari berturut-turut — 19 & 20 Juni 2019 –, bertempat di Pusat Perfilman H. Usmai Ismail – Jakarta Selatan, beroleh perhatian tersendiri. Dan, dipenuhi penikmat teater musik.
Atas terselenggaranya teater musik, ini di penghujung acara Divanka Larastessya Djamalus, selaku Director, Producer dan Lyricist JYPA, mengatakan, “Walaupun tujuan utama JYPA adalah untuk memajukan para pemuda, tetapi juga mempunyai tujuan untuk menyebarkan pesan-pesan penting melalui komunitas mereka. Jadi ‘Still Life’ tidak terbatas dengan musik, seni dan tari, tetapi juga menyebarkan pesan positif tentang masalah-masalah yang diremehkan di Indonesia.”
Divanka pun mengungkap keprihatinan dengan tak sedikit masyarakat Indonesia yang cenderung mengabaikan meningkatnya masalah kesehatan mental.
“Karenanya, JYPA sangat berharap untuk dapat menghilangkan stigmatisasi prasangka negatif penyakit mental dengan cara melukiskan kehidupan jujur, namun indah yang sudah dilalui oleh Vincent Van Gogh. Dari kolaborasi dengan Saraswati Learning Center, mereka akan menyebarkan kesadaran terhadap kesehatan mental dan kecacatan mobilitas kognitif, seperti Cerebral Palsy, Down Syndrome dan lain-lain.”
Menjadi catatan tersendiri dari acara teater musik persembahan JYPA dan dana dari hasil penjualan tiket dan lelang lukisan yang dipajang, disampaikan bagi keluarga-keluarga berkebutuhan khusus ini.
Seperti dikatakan oleh Pendiri Saraswati Learning Center (SLC), Reshma Wijaya Bhojwani, teater musik dan juga lelang lukisan yang dibuat oleh kolaborasi seniman dengan difabel tersebut sebagai ajang pembuktian untuk mengubah pola pikir.
“Semua orang harus melihat dari segi kemampuan masing-masing individu bukan dari ketidakmampuan. Kita semua berbeda baik dari segi penampilan, karakter, kegemaran, pola pikir dan sebagainya.Jadi mulai sekarang juga ubah pola pikir lihat dari segi kemampuan bukan dari ketidakmampuan,” lanjut Reshma.
Jumat, 15 Maret 2019 @Teater Jakarta, TIM – Jakarta Mengangkat puisi-puisi cinta karya 25 Penyair Indonesia, dan menghadirkannya ke atas panggung, yang dikemas menjadi satu alur kisah dalam percakapan dan nyanyian, juga gerak tarian para pemain yang begitu menawan bahkan menakjubkan. Konser musikal bertajuk ‘Cinta Tak Pernah Sederhana’, dipentaskan pada tanggal 16 dan 17 Maret […]
Sarana kuliner terus bertumbuhan, terlebih di daerah pariwisata dan juga kota-kota besar Tanah Air. Di antaranya, Pulau Bali yang bergelimang wisatawan dalam dan mancanegara. Untuk memberi kenyaman para pendatang – baik wisatawan dalam dan luar Negeri, juga tentu masyarakat setempat — hingga berkenan berlama berada di daerah yang dikunjungi, tak dimungkiri, pelaku usaha kuliner pun […]
31 Oktober 2018 @Galeri Indonesia Kaya, GI – Jakarta Sukses pementasan teater Bunga Penutup Abad yang digelar pada bulan Agustus 2016 di Jakarta dan bulan Maret 2017 di Bandung yang menembus 2.653 penonton, diikuti tingginya minat masyarakat yang ingin menyaksikan pementasan yang diangkat dari novel karya seniman besar Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Melihat hal itu […]