Pengalaman adalah guru terbaik.
Dengan mengembangkan pengalaman menjadi suatu metodologi pelatihan, diharapkan akan menjadi pembelajaran bagi pihak lain. Dalam bahasa kekiniannya, metode ini disebut Experiential Learning (EL).
Adalah Asosiasi Axperiental Learning Indonesia (AELI), sebuah asosiasi dari gabungan sejumlah Perusahaan di Tanah Air, yang mengimplementasikan metode EL. Tepatnya menerapkan program-program guna mengembangkan sumber daya manusia melalui wisata, juga pelatihan.
Maka di tengah Pelantikan Dewan Pengurus Pusat (DPP) AELI, berlanjut Rakernas dan ToT AELI., yang berlangsung pada tanggal 7 – 11 Januari 2020 di Jakarta, Ketua Umum AELI Nurfahmi menyatakan bahwa metode Experiential Learning ini merupakan suatu kegiatan yang dibasiskan pada pengalaman. Katanya,”Dengan berbasis pengalaman, kami menyusun kegiatan-kegiatan yang diarahkan untuk memunculkan pengalaman baru bagi peserta kegiatan.”
Ia menjelaskan bahwa implementasi EL dapat menyentuh banyak segmen.
“Sebagai contoh, untuk bidang penjualan. Kita bisa melakukan pelatihan dengan memberikan pengalaman kepada para sales melalui kegiatan, nanti baru mereka mendapat pembelajaran,” urainya.
Atau dalam bidang pariwisata, menurutnya, yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah outbond.
“Dalam outbond, kita mengajarkan tentang teamwork, yang tidak dalam teori, tetapi dalam simulasi-simulasi. Jadi peserta kegiatan bisa merasakan secara langsung. Rekreasi tapi juga edukasi,” ucapnya.
Ia juga menambahkan aplikasi EL lainnya dalam Dunia Pariwisata adalah mengaplikasikan apa yang dilakukan para petani atau pekebun bagi para peserta wisata, sehingga mereka bisa mendapatkan pengalaman baru saat melakukan liburan.
“Keberadaan AELI sendiri adalah sebagai ahli kompeten untuk melihat peluang-peluang yang ada. Misalnya, kalau kita melihat pohon, kita akan mencari apa yang harus dilakukan oleh peserta, apakah memetik buahnya, atau ada hal lainnya,” ujarnya Nurfahmi.
Salah satu yang berhasil dilakukan adalah Rumah Desa Wisata di Yogyakarta yang akan memfokuskan pada standarisasi provider untuk tiga tahun ke depan.
“EL sendiri sudah dikenal dunia pada tahun 1942. Di Indonesia, baru mulai masuk sekitar tahun 90an. Dalam masa kepengurusan yang sekarang, kita memiliki tagline AELI Untuk Negeri.
[]Natasha & Andriza Ham