Goodlife

Daur Ulang Sampah Tekstil, Hasilkan Apa Saja ?

Banyaknya sampah tekstil yang berakhir di tanah dan tidak dapat diurai, membuat pencemaran lingkungan semakin parah. Tentunya hal ini menggelisahkan. Terlebih, mengutip dari majalah National  Geographic, Maret 2020 : The End of The Trash, dari 57% sampah yang ada di Jakarta, sekitar 8,2% nya merupakan limbah tekstil.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, adalah PT. Daur Langkah Bersama (Pable) — Perusahaan pengelolaan limbah tekstil, didirikan  tahun 2020 di Surabaya — hadir dengan menyediakan pengelolaan limbah tekstil yang bertanggung jawab.

Dengan kehadiran Perusahaan, ini Aryenda Atma, Founder & Creative Director Pable, meyakini  mampu menawarkan alternatif baru dalam memproduksi dan mengonsumsi suatu produk. Salah satunya dengan mengadopsi konsep ekonomi sirkular, dengan menjadikannya sebagai misi Pable melalui #wearecircular.

Bentuk ekonomi ini bertolak belakang dengan bentuk ekonomi dominan Dunia yaitu ekonomi linier yang merupakan salah satu penyebab utama limbah tekstil yang menjadi perhatian utama Pable. Informasi yang terdapat dalam Indonesia Circular Forum, menunjukkan 470.000 ton tekstil terbuang percuma selama proses pembuatannya.

“Kami sangat percaya bahwa Pable dapat menghadirkan alternatif baru dalam mengonsumsi sebuah produk,” ujar Aryenda Atma, Founder & Director Pable Indonesia. “Di sini kami mengolah limbah tekstil, menjadikannya benang daur ulang, serta memprosesnya kembali menjadi barang baru,” tambahnya.

Dari hasil daur ulang sampah tekstil industri Pable menghasilkan beberapa output seperti kain tekstil siap pakai yang dapat diaplikasikan menjadi pakaian, atau pun produk zero waste yang dapat dijual kembali seperti pouch, keset, serbet, karpet, alas piknik hingga keranjang. Memproduksi tanpa limbah, itulah tujuan Pable.

Kini masyarakat memiliki pilihan untuk  lebih bijaksana dalam menggunakan produk hasil daur ulang dan memperpanjang masa penggunaannya. “Tak hanya itu, mereka juga bisa turut bertanggung jawab akan kelangsungan bumi dengan cara yang lebih ramah, sesuai dengan tagline Pable, A Sustainable Solution,” kata Aryenda Atma.

Konsep Kembali ke Desa menjadi cerita yang tidak terpisahkan dan membawa Pable untuk mencari desa-desa di Jawa Timur, agar dapat memproses benang daur ulang menjadi lembaran-lembaran kain tenun secara manual.

“Misi kami sangat sederhana, pemberdayaan masyakarat lokal sekitar dan membantu perekonomian warga, terutama bagi mereka yang terdampak pandemi Covid-19. Dan ke depannya, Pable akan mempersiapkan pengolahan limbah post consumer recycled yang merupakan limbah rumah tangga berbahan dasar kain melalui sistem drop box. Target kami, sistem drop box dapat mulai dilakukan di tahun 2022.

Saat ini Pable membuka kesempatan bagi semua pihak untuk ikut andil dalam gerakan tersebut dan menjadi Depo untuk menerima sampah tekstil masyarakat dan mensosialisasikan sistem textile waste recycle.

Saat ini Pable membuka kesempatan bagi semua pihak untuk ikut andil dalam gerakan tersebut dan menjadi Depo untuk menerima sampah tekstil masyarakat dan mensosialisasikan sistem textile waste recycle.

[]Andriza Hamzah

Bahan Tulisan & Photo : Pable

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *