Salah satu impian indah yang tertanam di benak banyak orang, baik pria terlebih wanita, dari ragam usia dan profesi, adalah satunya : gigi dan mulut sehat. Dengan gigi dan mulut bersih terlebih menebar wangi, itu menjadi daya pikat bagi lawan bicara. Pesona pun kesulitan dibendung. Untuk meraih impian indah itu, tak sekejap diraih. Kebersihan gigi […]
Banyak pendapat umum yang menganggap varises tidak
berbahaya.
Yang sebenarnya, bila sudah memsuki stage tinggi, varises
dapat menimbulkan komplikasi.
Kenali dan waspadai ketika bagian kaki terlihat adanya tonjolan pembuluh darah.
Terlebih
para pekerja yang sering berdiri lama, varises adalah salah satu penyakit yang mengintip di kehidupannya.
Maka — siapa pun — jika mengalami gejala varises, yang awalnya ditandai dengan kaki biasanya terasa nyeri, berat dan panas terutama setelah duduk atau berdiri lama, dr. Rugun Tobing, SpBTKV, Spesialis Bedah Torak Kadiovaskular RSPP, menyarankan agar penderita langsung menemui tenaga medis.
dr. Rugun Tobing
Varises yang bila dibiarkan bisa menimbulkan komplikasi jika sudah memasuki stage tinggi. “Varises ini termasuk penyakit kronis. Progresif kronis tepatnya. Karena pada awalnya tidak ada komplikasi, tetapi setelah beberapa tahun bisa menimbulkan kondisi kronis,” kata dr. Rugun Tobing dalam acara online kesehatan yang diselenggarakan oleh RSPP Jakarta, Jumat (12/2/2021).
Ia menjelaskan komplikasi bisa timbul karena
adanya gangguan pada pembuluh vena.
“Komplikasi yang bisa timbul itu adalah pendarahan akibat kaki terbentur
atau tergores. Atau bisa juga terjadi penggumpalan darah yang berpotensi
menimbulkan tromboflebitis dan Trombosis Vena Dalam,” urainya.
Tromboflebitis adalah penggumpalan
darah di dalam pembuluh vena yang
ditunjukkan dengan rasa nyeri pada bagian dalam pembuluh vena yang terkena varises
dan kulit terlihat memerah.
Sementara, Trombosis vena Dalam,
terlihat dari kaki yang bengkak dan terasa nyeri.
“Jika dibiarkan, Trombosis Vena Dalam ini akan mengakibatkan komplikasi lain.
Seperti, emboli paru-paru,
penyumbatan pembuluh arteri paru-paru sehingga menghalangi aliran darah dari
jantung ke paru-paru,” ujarnya.
Komplikasi lainnya yang bisa disebabkan oleh varises adalah eksim varises. “Orang yang terkena eksim varises kulitnya akan
kemerahan, bersisik yang nantinya akan mengelupas. Pada beberapa kasus, kulit
akan berkerak secara permanen,” ujar dr. Rugusn Tobing lebih lanjut.
“Jika terjadi pendarahan, secepatnya berkonsultasi ke tenaga medis. Karena biasanya pendarahan yang terjadi sulit untuk dihentikan,” pungkasnya.
Dr. Rugun Sihombing lebih jauh menjelaskan, “Pada
tahap awal, varises akan lebih mudah
diobati dibandingkan jika sudah memasuki stage
yang lebih tinggi. Bahkan bisa dicegah, dengan menghindari berdiri dalam waktu
lama di lokasi yang sama. Upayakan berjalan atau melemaskan kaki dengan jalan
santai untuk membantu aliran darah. Atau bisa juga dengan mengangkat kaki lebih
tinggi dibandingkan posisi tubuh, dan lebih baik lagi jika sembari tubuh
berbaring.
Spesialis Bedah Torak Kadiovaskular RSPP dr.
Rugun Tobing, SpBTKV, menyatakan gangguan varises berpotensi besar hadir pada
enam kondisi di bawah ini :
1. Wanita
lebih berpeluang terpapar varises
Karena hormon wanita cenderung membuat dinding pembuluh darah rileks, sehingga katup berpotensi mengalami kebocoran.
2. Faktor keturunan
Jika ada salah satu dari keluarga dengan riwayat varises, maka seseorang akan berpotensi lebih besar terpapar varises
3. Faktor
usia
Dengan bertambahnya usia, elastisitas pembuluh darah akan berkurang. Hal ini akan membuat katup melemah, sehingga darah akan dengan mudah kembali ke bawah dan membuat endapan di dalam pembuluh vena
4. Obesitas
Berat badan yang melebihi ketentuan akan memberikan tekanan lebih besar pada pembuluh vena kaki, sehingga menyulitkan proses pengembalian darah ke jantung.
5. Aktivitas
Aktivitas berdiri terlalu lama akan mempersulit kembalinya aliran darah ke jantung. Begitu pula dengan kebiasaan memakai high heels yang lebih dari 3 cm dalam waktu lama. Tapi jangan juga memakai sepatu yang tanpa heels
6. Kehamilan
Produksi darah cenderung meningkat saat hamil, sehingga akan memberikan tekanan lebih pada pembuluh vena. Hormon kehamilan juga membuat otot dinding pembuluh vena rileks sehingga perlindungan katup melemah.
Kiranya, prevalensi anak berperawakan pendek di Indonesia tergolong masih tinggi. Maka urgensi untuk memperluas akses gizi seimbang dan ketahanan pangan. Terkait, catatan dari penelitian terbaru South East Asian Nutrition Surveys kedua (SEANUTS II) mendapati prevalensi anak stunted dan anemia, khususnya di antara anak-anak usia di bawah 5 tahun di Indonesia, tertera masih tinggi. Bahkan, sebagian […]
Dera rasa takut mejalani sunat, sudah terpinggirkan. Dengan kehadiran teknologi Needle–free injection yang ada pada Rumah Sunat dr. Mahdian. Tinggal lagi, pentingnya peran orangtua memotivasi si buah hati, bahwa sunat itu nyaman, aman dan tanpa nyeri. Sunat atau sirkumsisi merupakan prosedur membuang kulit prepusium penih atau lebih dikenal dengan sebutan kulup. Tindakan sunat dilakukan […]
Saat ini, terbilang masih sedikit layanan rehabilitasi untuk pasien setelah menjalani operasi besar dan kecil. Bahkan jalur perawatan kesehatan tradisional termasuk jarang melayani proses rehabilitasi. Berangkat dari sana kiranya, sebuah klinik vitalitas masa depan berbasis klinis, bersegera memberikan layanan yang berfokus secara klinis untuk para konsumennya. Adalah, dClinic, perusahaan layanan kesehatan dan vitalitas berbasis klinis […]