News Hitz

Unilever Dan PPIM : 2 Program Menawan Untuk 3.000 Pemulung

Sampah, bila saat ini masih menjadi permasalahan cukup besar, dan harus segera ditangani, tak lepas dari fakta, pada tahun 2020, Indonesia memproduksi  sampai menembus angka 67,8 juta ton. Sebesar 15%-nya adalah sampah plastik.

Bahkan, dengan adanya masa pandemi Covid-19, yang  menyebabkan perubahan pola hidup masyarakat, — lebih banyak beraktivitas di rumah — menghasilkan banyak sampah, khususnya sampah kemasan dan sampah medis. Yang bila ini berkelanjutan terjadi, maka berdampak pada penumpukan dan pencemaran lingkungan yang lebih masif.

Bertolak dari sana jua, dalam memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2021 — mengusung tema  “Sampah Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi” –, PT Unilever Indonesia Tbk., sebagai perwakilan dari pihak Produsen yang memiliki komitmen jangka panjang untuk membantu mengatasi permasalahan sampah plastik mulai dari hulu, tengah hingga akhir rantai bisnisnya, mendengungkan  pentingnya kolaborasi  seluruh pelaku  di rantai nilai sampah.

Tak lain untuk tujuan yang begitu menawan, yaitu mewujudkan Ekonomi  sirkular, termasuk di sana para pemulung yang keberadaannya sangat berjasa  dalam membantu mengumpulkan sampah untuk menghasilkan bahan baku yang mendukung Industri daur ulang.

Sekali pun dan sangat  disayangkan, para pemulung masih termarginalisasi dengan adanya berbagai tantangan dan stigma  negatif dari masyarakat, namun tujuan kuat dan sebagai langkah nyata untuk  mengoptimalkan  peranan para pemulung sekaligus meningkat kesejahteraan mereka, kali ini, dengan mengusung  semangat #MariBerbagiPeran, Unilever Indonesia menjalin kerja  sama dengan Perkumpulan Pemulung Indionesia Mandiri (PPIM).

Nurdiana Darus, Head of Corporate Affairs and Sustainability PT Unilever Indonesia, Tbk. menerangkan, “Unilever Indonesia, dalam menjalankan komitmen, ini percaya bahwa plastik sebagai bagian tak terpisahkan dari keseharian yang  memiliki tempat tersendiri di dalam Ekonomi, dan tidak seharusnya tercecer begitu saja di lingkungan. Maka bila  dikelola dengan baik, sampah plastik justru dapat memberikan nilai Ekonomi, sehingga transisi menuju konsep Ekonomi sirkular kini menjadi semakin krusial untuk mengubah permasalahan sampah plastik menjadi peluang menuju pemulihan Ekonomi Nasional.”

Dr. Ir. Novrizal Tahar, IPM, selaku Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia melalui Siaran Pers menyampaikan,“Selama pandemi, potensi pengelolaan sampah untuk mendukung perekonomian kian terlihat nyata. Kabar baik bagi pengelolaan sampah di Indonesia, bidang ini  adalah sektor usaha yang terus menggeliat. Oleh karena itu, Pemerintah mendorong kolaborasi dari seluruh pelaku rantai nilai sampah menuju terciptanya Ekonomi sirkular sebagai babak baru pengelolaan sampah di Indonesia.”

“Pemulung memiliki peran sentral yang patut diperhatikan karena merekalah yang berjasa mengumpulkan sampah sebagai bahan baku yang mendukung industri daur ulang. Oleh karena itu, sudah saatnya kita melekatkan para pemulung ke dalam kesatuan rantai nilai pengelolaan sampah yang lebih utuh,” demikian kata Dr. Alin Halimatussadiah, Ph.D, Ketua Kajian Ekonomi Lingkungan, LPEM FEB UI berpendapat,

Prispolly Davina Lengkong,  Ketua Umum PPIM, turut berbagi,“Tantangan yang dihadapi oleh para pemulung semakin berat ketika pandemi. Mereka seringkali dianggap sebagai pembawa penyakit sehingga pekerjaan pun jadi terhalang. Banyaknya pembatasan juga membuat mereka sulit bermobilisasi, belum lagi sebagian besar perumahan masih ditutup untuk mencegah penyebaran COVID-19. Untuk dapat terus menyambung hidup dan berkontribusi dalam mengurai permasalahan sampah, mereka membutuhkan dukungan dari kita semua.”

Untuk itu, Unilever Indonesia dan PPIM luncurkan kerjasama baru yang menargetkan 3.000 pemulung sebagai penerima manfaat dari rangkaian program edukasi dan pemberdayaan masyarakat. Program edukasi antara lain meliputi: pelatihan literasi keuangan, keterampilan berkomunikasi, hingga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diharapkan dapat menjadi modal dasar bagi para pemulung untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

[]Andriza Hamzah

Photo : Dok. Alchemy Communication

Keterangan Photo Utama :

(Ki-Ka atas)

Ujang Solihin Sidik, S.Si., M.Sc., Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan, Direktorat Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia – Nurdiana Darus, Head of Corporate Affairs & Sustainability Unilever Indonesia Foundation

(Ki-Ka bawah)

Dr. Alin Halimatussadiah, PhD,  Ketua Kajian Ekonomi Lingkungan LPEM FEB Universitas Indonesia  – Prispolly Davina Lengkong,  Ketua Perkumpulan Pemulung Indonesia Mandiri (PPIM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *