“Future Menu 2025” baru saja diluncurkan oleh Unilever Food Solutions (UFS), yang merupakan unit Business to Business (B2B) dari Unilever. Event ini merupakan dukungan UFS terhadap progresivitas para chef dan pebisnis kuliner di seluruh Dunia, yang resmi diperkenalkan di kawasan Asia Tenggara dalam perhelatan “Future Menu 2025 SEA” di Samyan Mitrtown, Bangkok. UFS Indonesia sendiri mengangkat keistimewaan […]
Demam bersepeda, — sekali pun sejak pandemic — malah
semakin meningkat. Yang artinya, perangkat olahraga satu, ini makin tinggi jumlah yang membutuhkan.
Kehadiran Kreuz, merupakan sepeda hasil pengamatan pada salah satu sepeda
terkenal asal luar Negeri, karya anak Bangsa,
Ini siap menjawab kebutuhan penikmat olahraga
sepeda di Tanah Air.
Adalah Yudi Yudiantara, Founder Kreuz Bike Indonesia, tokoh di balik kehadiran sepeda Kreuz, menyampaikan secara rinci mengenai sepeda yang ia jamin menggunakan bahan baku lokal.
“Nama Kreuz yang dibaca Kareueus, di ambil dari bahasa Sunda, memiliki arti
kebanggaan. Jadi inilah bentuk kebanggaan kami dalam menghasilkan produk
berkualitas dengan menggunakan pekerja lokal lulusan SMK dan menggunakan bahan
baku asli Indonesia,” kata Yudi dalam acara online Kemenperin, yang berlangsung pada hari Selasa, 23 Februari 2021.
Perjalanan Kreuz, berdiri pada Maret 2020, hingga
layak dijadikan sepeda olahraga pilihan, tentu melalui proses. Berawal beroleh
dukungan dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T), dan juga
didukung oleh Badan Sertifikasi Nasional, serta menjalani pengujian yang dilakukan oleh Balai Besa Logam dan
Mesin (BBLM), merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Perindustrian RI.
Hingga, Kreuz pun mendapat Sertifikasi
Nasional Indonesia (SNI).
Saat menyerahkan SPPT SNI PT Kreuz Bike
Indonesia, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita,
beberapa waktu lalu, menyatakan kewajiban SNI bagi produk sepeda roda dua
tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 30 tahun
2018 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Sepeda Roda Dua Secara
Wajib.
Aturan ini ditetapkan untuk meningkatkan daya
saing Industri Nasional dan penciptaan persaingan usaha yang sehat dengan
penerapan sistem manajemen mutu yang menjadi syarat untuk memperoleh SPPT SNI
1049:2008. Pemberlakuan SNI ini juga bertujuan untuk memastikan keamanan dan
keselamatan pengguna sepeda roda dua.
Tak pelak, paska mendapatkan SNI, animo pemesanan sepeda Kreuz meningkat. Demikian kata Yudi.
“Dengan sudah SNI, artinya kami bisa
ekspor. Ini penanda bahwa produk
Indonesia bisa dan siap bersaing,” ungkapnya.
Untuk Anda yang berminat sepeda Kreuz, Manajer
QC Kreuz Bike Indonesia, Akbarmenyatakan bisa membeli spare part saja atau memesan satu sepeda secara utuh yang proses
pembuatan satu sepeda hingga selesai perakitan, membutuhkan waktu sekitar 30-45
hari.
.
“Dalam satu sepeda itu ada 20 part. Dan itu bisa dibeli terpisah oleh
konsumen. Tapi kalau mau beli yang sudah dirakit juga bisa. Tinggal pilih part saja,” ungkapnya dari bengkel
sepeda Kreuz di Sukaluyu Bandung.
Menariknya,
sebagai pendukung kegiatan bersepeda, juga mengeluarkan tas yang bisa
digunakan saat bersepeda.
Kondisi pandemi yang memberi guncangan pada perekonomian Indonesia dan global, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mendorong para pelaku UMKM untuk mengembangkan diri dan menjadi tulang punggung perekonomian Nasional. Penggerak UMKM Alumni dan inisiator LUPBA One Brand, Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, SH, MH, M.kn, menyebutkan UMKM seharusnya bisa menjadi leader perekonomian Nasional. “Kondisi pandemi memang memengaruhi […]
Tak terelak, Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan yang berhubungan dengan tingkah laku konsumen dan pelanggan dalam pemenuhan kebutuhan serta prioritas mereka sehari-hari. Maka dapat dikatakan kenyamanan beriring kecepatan dalam berbelanja barang kebutuhan sudah menjadi hal yang sangat penting, di saat ini. Keseharian konsumen yang telah berubah, dan menciptakan prioritas serta fokus baru di dalam kehidupan, […]
Pengalaman adalah guru terbaik. Dengan mengembangkan pengalaman menjadi suatu metodologi pelatihan, diharapkan akan menjadi pembelajaran bagi pihak lain. Dalam bahasa kekiniannya, metode ini disebut Experiential Learning (EL). Adalah Asosiasi Axperiental Learning Indonesia (AELI), sebuah asosiasi dari gabungan sejumlah Perusahaan di Tanah Air, yang mengimplementasikan metode EL. Tepatnya menerapkan program-program guna mengembangkan sumber daya manusia melalui […]