“Future Menu 2025” baru saja diluncurkan oleh Unilever Food Solutions (UFS), yang merupakan unit Business to Business (B2B) dari Unilever. Event ini merupakan dukungan UFS terhadap progresivitas para chef dan pebisnis kuliner di seluruh Dunia, yang resmi diperkenalkan di kawasan Asia Tenggara dalam perhelatan “Future Menu 2025 SEA” di Samyan Mitrtown, Bangkok. UFS Indonesia sendiri mengangkat keistimewaan […]
Adalah LINE Ramadan, salah satu layanan milik
LINE Indonesia yang rutin dihadirkan untuk menyambut Ramadan, kiranya
telah menjadi salah satu layanan yang
banyak digunakan oleh pengguna LINE di Tanah Air.
Tercatat, pengikut Akun
Resmi LINE Ramadan kini telah mencapai lebih dari 11 juta orang. Hal menarik
dari LINE Ramadan adalah para pengembang di balik layanan ini yang sebagian
besar berasal dari Generasi Z. Salah
satunya adalah Farhan Ramadan, UI/UX
Designer yang mengembangkan desain dari LINE Ramadan.
Oleh Farhan, desain UI/UX
LINE Ramadan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga
pengalaman pengguna dalam mengikuti LINE Ramadan bisa lebih baik. “Membentuk
masa depan dengan teknologi LINE, saya memiliki kewajiban untuk memastikan
pengalaman pengguna saat menggunakan produk ini secara langsung. Pengalaman
yang lebih baik tentunya akan membuat pengguna tetap memanfaatkan layanan kita,”
kata Farhan.
Berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya, desain UI/UX LINE Ramadan tahun, ini dipengaruhi oleh
kondisi pandemik yang saat ini masih
terjadi di seluruh Dunia di mana kondisi menjaga jarak masih harus diterapkan
demi menjaga kesehatan.
Ada pun tujuan utama
dari desain LINE Ramadan adalah untuk mematahkan kesan negatif yang timbul dari
situasi pandemik ini. Harapannya,
dengan desain yang baru, ini LINE Ramadan bisa membawa suasana menyenangkan di
antara masyarakat, baik yang menjalani puasa Ramadan mau pun tidak. Selain itu,
desain tahun ini juga berusaha untuk memberikan kesan kebersamaan yang erat
dengan suasana Ramadan.
Proses desain UI/UX
LINE Ramadan pun melalui sejumlah tahap. Sebagai UI/UX Designer, Farhan, akan memulai untuk menarik garis besar
terhadap masalah dan tujuan dari desain produk bersangkutan. Data dan informasi
dari pengguna pada tahap, ini dinilai penting. Selain itu, laporan dari produk
sebelumnya juga tidak kalah penting. Setelah semua proses riset selesai, maka
proses untuk merancang alur dan tampilan dari produk bisa dimulai.
“Jika dirasa ada hal
yang kurang atau ada rancangan UI/UX yang baru, maka saya akan melakukan
riset berikutnya untuk menguji desain tersebut,” jelas Farhan.
Mengenai nilai desain
yang harus dipenuhi, Farhan percaya bahwa desain yang intuitif adalah salah satu nilai penting di dalam desain.
Desainer UI/UX
yang mengembangkan layanan LINE selalu bersifat holistik. Semuanya dipikirkan secara keseluruhan termasuk mempertimbangkan
berbagai ide dari berbagai perspektif. “Hal ini menjadi penting untuk
mengumpulkan berbagai opini lain sehingga desain UI/UX yang dirancang
tidak hanya bersifat consumer-oriented, tetapi juga memerhatikan
keseimbangan dari berbagai segi, seperti bisnis, strategi, dan teknologi” jelas
Farhan.
Hal pertama yang
dilakukan oleh Farhan saat akan mulai mendesain produk adalah memposisikan diri
sebagai user dengan cara mencoba ragam aplikasi yang sudah ada sehingga
dapat lebih memahami pengalaman users. Ia bisa mendapatkan inspirasi
terkait arsitektur informasi, masalah apa saja yang mungkin muncul, atau
mendapatkan inspirasi dari segi estetika layanan.
Sebagai UI/UX
Designer LINE Ramadan, Farhan menggunakan beberapa tools seperti Figma yang bisa digunakan untuk
berkolaborasi dengan berbagai stakeholders di LINE Indonesia. Sementara
itu, untuk produk lain ia juga menggunakan Sketch
dan Zeplin serta memanfaatkan
LINE WIKI untuk menyimpan seluruh informasi terkait proyek yang ia kerjakan,
sedangkan untuk melakukan riset ia memanfaatkan LINE Call, LINE Video,
atau LINE Meeting.
Di dalam prosesnya,
kolaborasi antara tim Produk dan tim Marketing
tidak bisa dipisahkan. Karena pada dasarnya, jika suatu produk berhasil
memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik, maka pengguna akan dengan sendirinya
memasarkan produk tersebut ke orang-orang di sekitarnya. Sehingga kolaborasi
antara kedua tim tersebut harus terus dijaga.
Meski terlihat mudah,
namun proses desain ini selalu memiliki tantangan tersendiri di dalamnya.
“Tantangan utama saat merancang produk selalu berbeda, tetapi yang terpenting
adalah bagaimana kita menerima tantangan tersebut sebagai cara bagi kita untuk
menciptakan produk yang lebih baik. Satu hal yang penting adalah bagaimana kita
bisa objektif terhadap produk yang kita hasilkan dan fokus dengan tujuan
utama,” kata Farhan.
[]Titis Mawar Rani
Ahan tulisan + Photo : LineIndonesia
Jakarta, 10 Agustus 2018 – Para pecinta musik Indonesia, bersiaplah merasakan pesona kolaborasi sejumlah musisi terbaik milik Indonesia yang dikemas dalam sebuah pagelaran DCODE Live Music yang mengusung tema ‘With ttitude’. Pagelaran musik ragam lintas genre — pop, jazz, rock, blues, RnB, dance, hingga memadukan musik elektronik — dengan promotor ACTEEVE Indonesia, ini sangat berbeda. […]
European Higher Education Fair (EHEF) 2020, edisi ke-12, yang merupakan pameran Pendidikan Eropa terbesar di Dunia, kembali digelar di Indonesia. EHEF edisi ke-12 — di tengah pandemi — dilaksanakan secara online, mulai tanggal 21-28 November 2020. Pameran virtual yang diikuti oleh 140 institusi Pendidikan Tinggi terkemuka dari 12 Negara Uni Eropa : Belgia, Perancis, Jerman, […]
Sebanyak 60 youngpreneurs, dari sejumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah di berbagai wilayah Indonesia, merupakan peserta program Unilever Entrepreneurship Bootcamp #MudaMaslahat (Makmur, Sejahtera, Adil, dan Sehat) yang digelar selama Juni – Agustus 2021, setelah beroleh pembekalan, kemudian dibimbing oleh para mentor serta pusat inkubator bisnis dari kampus masing-masing untuk menyusun dan mengirimkan Business Growth Plan. Untuk kemudian, […]