Walaupun cerita tentang
sakit gigi sudah banyak menjadi topik pembicaraan tapi ternyata terbilang banyak
juga masyarakat yang masih termakan oleh mitos. Mana kah yang fakta dan mana
yang mitos?
Berikut keterangan
menarik dari Kepala Departemen
Konservasi Gigi, FKG Universitas Prof. Dr. Moestopo (UPDM) Jakarta, Dr. drg.
Rina Permatasari, SpKG, mengenai :
Kasus 1 : Menggunakan
pasta gigi berfluoride atau jenis
pasta gigi tertentu dapat menutup lubang pada gigi
“Bahan berfluoride hanya dapat mencegah terjadinya
lubang pada email gigi. Kalau pun
menggunakan Kalsium, hanya dapat
menutup micro cavities yang tidak
kasat mata. Maka saat sudah sudah terjadi lubang pada gig, artinya harus ada
penambalan gigi oleh Dokter gigi.”
Kasus 2 : Datang ke Dokter
gigi akan serta merta menghilangkan rasa sakit gigi.
“Rasa sakit yang
dirasakan pasien sering digunakan sebagai alat bantu diagnosis walaupun tidak
selalu memiliki korelasi kuat dengan kerusakan jaringan. Dan rasa sakit tidak
akan serta merta hilang, semua bergantung pada tingkat derajat sakit giginya.
Bahkan, ada beberapa perawatan yang menimbulkan rasa sakit. Tapi tentunya,
perawatan ini dilakukan untuk mencegah kerusakan gigi atau infeksi jaringan
yang lebih parah.”
Kasus 3 : Berkumur
dengan air garam bisa mengurangi rasa sakit gigi.
“Jika kita
mengalami sakit gigi di rumah atau sedang di kantor, langkah pertama yang bisa
dilakukan adalah berkumur dengan air garam hangat. Fungsinya untuk
melepaskan kotoran di antara gigi, mengurangi peradangan dan sebagai disinfektan. Caranya dengan mencampur
setengah sendok teh garam yang diaduk dengan air segelas.’
Atau pilihan lainnya,
juga bisa menggunakan bahan herbal.
Seperti minyak cengkeh, ekstrak vanilli,
minyak atau teh peppermint, pasta bawang putih dan propolis.
“Kalau ingin mengkonsumsi
obat, pilihannya bisa menggunakan obat pereda nyeri yang mengandung parasetamol, ibuprofen atau asetaminofen.
Kalau untuk anak, bisa menggunakan gel
pereda nyeri yang dioleskan ke gusi. Bisa juga menggunakan kompres es batu
untuk meredakan pembengkakan. Dengan cara membungkus es batu dengan handuk lalu
tempelkan ke daerah yang nyeri selama 20 menit dan ulangi setiap beberapa jam.”
Kasus 4 : Hilangnya
rasa sakit pada gigi berarti gangguan pada gigi sudah hilang.
“Hilangnya rasa
sakit bukan berarti masalahnya sudah selesai. Tetap harus diperiksakan ke Dokter
gigi, untuk menghindari meluasnya kerusakan gigi luar mencapai pulpa, yang
berpotensi menyebabkan perulangan rasa sakit bahkan bisa menimbulkan derajat
sakit yang lebih tinggi.”
Kasus 5 : Sakit gigi,
solusinya adalah melakukan pencabutan gigi.
“Sakit pada gigi
tak melulu penyelesaiannya adalah mencabut gigi. Yang pertama dilakukan seorang
Dokter gigi adalah memeriksa sumber sakitnya dulu. Kalau karena lubang pada
gigi, akan ditambal. Kalau karena radang atau infeksi, akan dilakukan perawatan
saluran akar. Kalau karena radang gusi atau infeksi, maka akan dilakukan
pembersihan dan pemberian obat. Jika memang yang terjadi adalah kerusakan pada
gigi, seperti retak atau fraktur atau
impaksi, baru lah diambil tindakan
mencabut gigi.”
[]Natasha Diany Photo : ND & Habib Musyaddad