Health

Ketika Nyeri Memicu Frustasi, Solusi Pilihan ?

Rasa nyeri ketika muncul pada tubuh, terlebih berulang atau berkelanjutan,  tubuh terasa lemah dan memicu frustrasi  karena nyeri dapat mengganggu istrahat, pekerjaan, aktivitas rutin, bahkan momen penting bersama keluarga dan teman.

Riset Global Pain Index Report 2020 menyebutkan bahwa nyeri masih menjadi masalah global. Dari 19 ribu responden yang disurvei, 93% mengaku memiliki masalah nyeri, dengan sepertiganya menderita rasa nyeri setiap hari. Kondisi ini tidak hanya dialami lansia, karena 1 dari 5 nyeri kronis juga dialami oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun.

Beberapa studi menambahkan bahwa nyeri kronis memberikan beban pribadi dan ekonomi yang sangat besar, serta memengaruhi 30 persen populasi Dunia.  Selain berdampak pada kondisi psikologis, nyeri kronis dapat menurunkan produktivitas kerja, mengganggu aktivitas sehari-hari dan berdampak signifikan secara sosial dan ekonomis.

Hingga saat, ini nyeri tercatat sebagai salah satu keluhan yang paling banyak membawa pasien keluar masuk ke rumah sakit.  Beberapa studi memperkirakan 20 orang dewasa di seluruh  Dunia menderita nyeri dan 10% orang didiagnosis menderita nyeri kronis setiap tahunnya.

“Rasa nyeri dapat terjadi di berbagai bagian tubuh seperti di leher, lengan, kaki, serta di punggung baik di bagian atas mau pun punggung bagian bawah. Nyeri punggung bawah merupakan nyeri neuropatik yang berdampak cukup signifikan pada penderitanya karena bersifat kronis dan sulit ditangani,” kata dr. Saad Budiyono, Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, yang adalah Kepala  Instalasi Rehabilitasi Medik (IRM) RS M. Ridwan Meuraksa, Jakarta di acara virtual media  bertajuk “Solusi Mengatasi Nyeri yang Aman di Tengah Pandemi”, berlangsung pada Kamis, 17 Maret 2022.

Mengonsumsi obat-obatan, terapi ke dokter, ahli fisioterapi, atau pijat bisa menjadi pilihan dalam mengatasi nyeri. Namun di tengah pandemi COVID-19, opsi ini cukup beresiko. Terapi manajemen nyeri secara mandiri yang bisa dilakukan dengan aman dan efektif di rumah menjadi pilihan tepat untuk meminimalisir resiko penularan COVID-19.

Beranjak dari sana PT OMRON Healthcare Indonesia, Pemimpin di segmen monitor kesehatan rumah, menghadirkan solusi untuk mengatasi nyeri secara mandiri dan aman,  OMRON TENS.

“Nyeri kronis harus mendapat penanganan yang tepat dan untuk mendukung terapi secara mandiri, OMRON hadir dengan solusi fisioterapi OMRON TENS, alat pijat portabel yang menerapkan stimulasi saraf listrik transkuten di area target,” ujar Tomoaki Watanabe Direktur OMRON Healthcare Indonesia di acara  virtual media  bertajuk “Solusi Mengatasi Nyeri yang Aman di Tengah Pandemi”,

“OMRON TENS menghadirkan kualitas terapi nyeri secara non-invasif, bebas obat, yang bisa membantu pasien mengatasi rasa nyeri dengan aman tanpa menjadi kebiasaan atau menciptakan ketergantungan berlebihan.”

Cara kerja OMRON TENS dalam meredakan nyeri otot atau sendi adalah dengan menerapkan stimunlasi saraf listrik ke permukaan kulit dekat lokasi nyeri. Alat pijat mandiri ini dapat bekerja dalam beberapa cara, termasuk memblokir pesan rasa sakit agar tidak mencapai otak, memicu tubuh untuk menghasilkan lebih banyak endorphin yang merupakan pereda nyeri alami, dan meningkatkan sirkulasi darah.

Perangkat ini memanfaatkan impuls elektronik yang dapat mengurangi sinyal rasa sakit ke sumsum tulang belakang dan otak, yang dapat meredakan rasa sakit dan melemaskan otot.

OMRON TENS juga dapat mengurangi dan meredakan nyeri karena radang sendi, nyeri haid, nyeri panggul yang disebabkan endometriosis, rasa sakit dan nyeri di lutut, di leher, nyeri punggung bawah, serta nyeri otot akibat cidera saat berolahraga.

Dengan bentuknya yang compact, portable, OMRON TENS mudah dibawa sehingga terapi bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun untuk mengatasi nyeri yang disebabkan oleh berbagai hal. Seperti aktivitas yang berlebih, cidera saat berolahraga atau saat melakukan aktivitas fisik lainnya, kelebihan berat badan, mengalami penyakit tertentu, kesalahan postur tubuh saat beraktivitas, juga akibat kerusakan sel-sel tubuh saat seseorang bertambah tua.

Terapi dengan OMRON TENS dapat digunakan oleh orang dewasa, namun tidak boleh digunakan oleh anak-anak, wanita hamil, atau mereka yang memiliki perangkat logam atau elektronik implan.

Demikian rincian mengenai OMRON TENS yang turut disampaikan Herry Hendrayadi, Marketing Manager OMRON  Healthcare Indonesia.

[]Andriza Hamzah

Photo ; Ist

Keterangan Photo : (Ki-ka atas)

Dr. Sa’ad Budijono SpKFR – Herry Hendrayadi

Bawah :

Tomoaki Watanabe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *