Bersentuhan. Tepatnya dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Perut atau Kanker Lambung yang diperingati setiap bulan November, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) — organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker — menyelenggarakan diskusi tentang kanker perut dan nutrisi sehat untuk pencegahannya. Tentu, dari diskusi yang diselenggarakan YKI, berlangsung di […]
Kolaborasi Sofia Sari Dewi dengan komunitas TorajaMelo x Toraja Utara, kali ini sekaligus merayakan satu dekade keberhasilan TorajaMelo dalam melestarikan motif tenun Pa’Bunga Bunga Toraja yang nyaris punah.
Dalam goresan khusus, TorajaMelo merupakan social enterprise yang peduli dengan seni dan budaya, khususnya dalam bidang tenun, dan memiliki tujuan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para perempuan penenun, sekaligus melestarikan dan meremajakan seni budaya tekstil tenunan tangan tradisional Indonesia.
Seperti yang disampaikan Dinny Jusuf, Founder dan CEO TorajaMelo, pada acara Fashion Show ‘Pa’ Bunga-Bunga Urban Reborn by Torajamelo X Toraja Utara’, bertempat di Jakarta Convention Center – Jakarta, pada hari Sabtu, 30 Maret 2019 lalu, social enterprise ini dibentuk dengan tujuan khusus.
Paling utama, bertujuan untuk mengurangi kemiskinan perempuan pedesaan dengan menggunakan tenun. Selama satu dekade eksistensinya, TorajaMelo telah meremajakan beberapa pola tekstil tenunan tangan Toraja, salah satunya adalah Pa’bunga bunga yang ditampilkan dalam pagelaran kali ini.
Menjadi spesial, karena ini adalah pertama kalinya motif tenun Toraja Pa’Bunga Bunga tampil di publik secara resmi.
Lebih lanjut Dinny Jusuf berkisah, bahwa sepuluh tahun yang lalu, hanya dua penenun tua yang bisa menenun teknik lompat lungsi dengan motif geometrik ini. Bila ini berkelanjutan, maka motif tenun Pa’Bunga Bunga Toraja yang indah itu nyaris punah dan hanya tinggal nama. Karenanya, sekarang dengan berdirinya Koperasi Penenun Sa’dan Siangkaran sebagai mitra TorajaMelo, semakin banyak tenaga kerja perempuan yang kembali ke Toraja untuk menenun. Dan bisa menenun teknik ini,” urai Dinny Jusuf.
Dinny Jusuf menambahkan,”Sudah waktunya kain tenun kembali merajai fashion lokal Indonesia, perempuan penenun Indonesia dapat mencari uang di Negerinya sendiri sambil mengasuh anaknya supaya tumbuh terdidik dengan baik.”
Tidak sampai di sana upaya Dinny Jusuf dalam melestarikan tenun sekaligus mengangkat nilai perempuan penenun. Pihaknya menjalin kolaborasi dengan desainer, salah satunya adalah Sofia Sari Dewi.
“Salah satu cara melestarikan tenun adalah berkolaborasi dengan generasi muda. Sejak awal tahun lalu TorajaMelo telah bekerja bersama Sofia Sari Dewi,” ujarnya.
Gemerlap acara Jakarta Fashion Week 2019, bertempat di Jakarta Concention Center di penghujung bulan Maret 2019 lalu, tentu tidak terlepas dari pagelaran ragam busana karya perancang terbaik Indonesia. Di antaranya yang dihantarkan ke atas panggung oleh Komunitas Desainer Etnik Indonesia (KDEI) bekerjasama dengan Omiles – Ommar Omera, pada hari Sabtu, 30 Maret 2019. Acara membahana […]
Sejumlah Perancang busana Tanah Air menggoreskan karyanya dengan menyertakan motif tokoh Doraemon. Untuk pertama kalinya hadir sekaligus diselenggarakan di Indonesia melalui “Pekan Peragaan Busana Doraeman” . Ada yang berbeda di dunia busana karya Perancang Tanah air. Untuk pertama kalinya, tahun 2019 ini, “MODO” — kepanjangan dari Mode Doraemon hadir dan diselenggarakan di Indonesia. “MODO” dalam […]
Bila tidak sedikit wanita lebih memilih untuk memiliki tas daripada busana, rasanya wajar saja. Terlebih tas dengan disain klaksik dan cantik dengan merk ternama, bisa bertahan lama. Bahkan sampai bertahun-tahun terlihat tetap menarik. Tas, ternyata juga bisa dijadikan investasi seperti emas yang bisa dijual di kemudian hari, ketika penggunanya bosan, ataupun karena ingin membeli tas […]