Gelora jiwa muda memang tak selalu bisa dibendung. Ada gairah yang meletup-letup di sana, dan betapa indahnya bila yang diimpikan berwujud.
Perkusi membuatnya bahagia.
Sebenarnya itu saja asal mula wanita, ini mencintai alat musik Perkusi, dan memainkannya. Ia tak perlu menjelaskan dengan alasan tertentu ketika dirinya menemukan dan mencintai sesuatu.
Mita, — panggilan akrab wanita bernama lengkap Nelga Pramita, kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, yang disetiap tanggal 21 September merayakan ulang tahun, — pecinta dan pemain Perkusi, ini menyatakan bahwa musik dan keluarga adalah faktor utama pembentuk kebahagiaan.
Tampil energik, segar, dan memukau saat memainkan Perkusi, penikmat aroma Polo Black, pun berbagi ragam cerita : dari awal dirinya berdekatan dengan alat musik Perkusi, hingga tenggelam di sana. Beriring berhasil merampungkan pendidikan jurusan Hubungan Internasional.
Untuk kemudian, hatinya berlabuh pada sesosok pria pilihan, Joshua Agung Setyawan. Rumah tangga yang dibangun pada 12 tahun lalu, dan diwarnai kehadiran 2 orang anak : Nikki Stradlin Prasetya dan Ezra Staley Prasetya, kian memperindah kehidupan pasangan muda ini.
Berikut petikan wawancaranya :
Tertarik bermusik, awalnya bagaimana ?
Ada kebahagiaan yang selalu terjadi setiap saya mendengarkan musik. Kebahagian yang selalu terjadi setiap saya mendengarkan musik. Kebahagiaan itu seakan menjadi berlipat ganda ketika saya memainkan musik, jadi tidak tidak hanya sekadar mendengarkan
Bila kemudian pilihannya memainkan alat musik Perkusi, kenapa ?
Awalnya saya secara spesifik memilih Drum, dan yang sesungguhnya adalah bagian dari Perkus. Seiring berjalannya waktu, saya mencoba menajamkan dan melebarkan apa yang sudah saya lakukan bersama Drum dengan mencoba mendalami dunia Perkusi.
Menguasai alat Perkusi, belajar dengan siapa, dan mulai kapan ?
Basic permainan Perkusi, saya pelajari secara alami dan sejak usia remaja. Belajar secara teknis dalam konteks yang lebih detail, saya memulainya sejak beberapa tahun lalu, dan melalui teman-teman saya, juga lingkungan tempat saya bekerja sebagai musisi.
Awalnya, apa yang terlintas dari bermusik, sekadar hobi ?
Tidak pernah ada pemetaan alasan bagi saya ketika bermusik. Satu hal yang pasti hanyalah kebahagiaan. Itu adalah sesuatu yang selalu ada di sana sejak saya memulainya hingga saat ini. Ketika saya memutuskan serius bermain musik Perkusi, itu karena adanya perpaduan yang cukup sempurna dari kebahagiaan hati yang terjadi dengan nilai ekonomi yang dihasilkan.
Di tengah itu kamu melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan pilihan jurusan Hubungan Internasional, dan meraih S1. Apa yang melatar-belakangi kamu memilih Jurusan ini ?
Hidup ini buat sebagian orang adalah tentang menjalani pilihan. Buat saya lebih dari sekedar itu, saya ingin menjalani banyak hal cerdas dalam hidup ini, membuat beberapa pilihan dalam satu waktu yang sama agar semua pilihan itu bisa saling melengkapi dan menjadi sebuah supporting system untuk hidup saya.
Dan dalam perjalanannya, bagaimana ‘nasib’ gelar pendidikan ?
Gelar yang saya dapat dari institusi pendidikan formal membentuk saya menjadi pribadi yang lebih lengkap sebagai musisi, membuat saya menjadi musisi yang lebih lengkap.
Arti pendidkan buat kamu ……….
Pendidikan bagi saya adalah sebuah pondasi besar dalam kehidupan yang bisa mencegah manusia melakukan banyak kesalahan dalam hidupnya. Tanpanya, banyak orang akan tersesat di dalam perjalanan.
Apa tanggapan orangtua ketika kamu memutuskan bermusik dan berkarya di sana ?
Mereka sangat suportif. Memberikan dukungan terhadap keputusan yang saya ambil tapi di sisi lain juga berusaha menjaga saya dengan memberikan keseimbangan pola pikir terhadap hal-hal penting lainnya di dunia ini.
Adakah pesan dari orangtua sewaktu kamu menunjukkan serius di dunia hiburan ?
Saya diminta untuk fokus dan total dalam menjalani dunia yang saya pilih dengan tidak lupa menjaga diri sebaik mungkin.
Tampil pertama main Perkusi kapan, dimana dan apa yang dirasa saat itu ?
Sekitar tahun 2015 di Bali pada suatu event company gathering yang dihadiri sekitar 1.000 orang. Sangat excited rasanya saat itu dan anehnya tidak ada rasa nervous sama sekali.
Arti bermusik buat kamu ……………….
Bagi saya bermusik adalah berkarya untuk membuat sebuah dampak yang positif baik bagi diri saya sendiri maupun bagi orang lain yang melihat dan mendengarkannya.
Target apa yang ingin diraih dari bermusik ?
Berkolaborasi dengan sebanyak mungkin dengan musisi. Menghasilkan karya-karya yang di kemudian hari bisa membuat diri saya memiliki sebuah warisan positif bagi setiap orang yang saya kenal dan juga mengenal saya.
Pernikahan, tepatnya kapan dan apa yang membuat kamu memutuskan menikah dengannya ?
Saya menikah sekitar 12 tahun lalu. Pasangan hidup saya adalah seorang yang berasal dari dunia yang kurang lebih sama dengan saya. Saat itu dia adalah seorang jurnalis di sebuah media musik di Indonesia yang juga merangkap sebagai seorang manajer dari salah satu band rock Indonesia. Saya merasa bahwa pernikahan dengannya akan menjadi salah satu faktor pelengkap dalam sebuah skema supporting system yang saya perlukan.
Apa tanggapan suami ketika kamu berkarier di musik dan bagaimana membagi waktu dengan keluarga ?
Suami sangat mendukung karier saya di dunia musik, dalam bentuk-bentuk yang kadang mungkin tidak pernah bisa saya bayangkan sebelumnya. Hubungan kami adalah sebuah simbiosis mutualisme. Berbagai kendala yang ada, termasuk masalah waktu, selalu bisa kami carikan jalan tengahnya, dengan sebaik mungkin di tengah berbagai situasi yang ada.
Apa yang membuat kamu bahagia ?
Musik dan keluarga adalah faktor utama pembentuk kebahagiaan. Selebihnya adalah suplemen.
[]S. Luna & Andriza Hamzah
Photo : Dok. Pribadi